Ciri-Ciri Batuan Berdasarkan Jenisnya, Perlu Diketahui
Ciri-ciri batuan dapat dilihat dari berbagai jenisnya.
Ciri-ciri batuan dapat dilihat dari berbagai jenisnya.
Ciri-Ciri Batuan Berdasarkan Jenisnya, Perlu Diketahui
Batu merupakan salah satu hasil alam yang melimpah dan banyak ditemukan di permukaan bumi. Sejak zaman purba, batu telah digunakan untuk berbagai keperluan mulai dari alat-alat perkakas hingga bahan bangunan.Bukan hanya satu macam, terdapat berbagai macam bentuk batuan yang ada di permukaan bumi. Masing-masing jenis baruan ini pun memiliki ciri khas tersendiri yang membedakan satu dengan yang lain.
Sebagai hasil alam yang sering ditemui, penting untuk mengetahui berbagai ciri-ciri batuan berdasarkan jenisnya. Mulai dari ciri-ciri batuan beku, batuan sedimen, hingga batuan metamorf. Berikut, kami merangkum ciri-ciri batuan berdasarkan jenisnya, bisa disimak.
Ciri-Ciri Batuan
Batuan yang ada di muka bumi memiliki ciri-ciri yang beragam. Ciri-ciri batuan ini dapat dilihat berdasarkan jenisnya.
-
Bagaimana batu terbentuk? Batu adalah material padat yang terbentuk secara alami dari satu atau lebih mineral atau mineraloid.
-
Apa ciri-ciri batu ginjal? Orang yang sakit batu ginjal dapat mengalami berbagai gejala yang dapat membantu dalam mendeteksi kondisi ini. Gejala-gejala ini termasuk rasa sakit yang tiba-tiba dan parah di bagian pinggang atau perut bagian bawah, rasa sakit yang menjalar ke pangkal paha atau pangkal punggung, serta mual dan muntah.
-
Kenapa batu penting? Batuan mungkin tampak tidak terlalu penting bagi kebanyakan orang, tetapi sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia, bahkan batu berperan dalam evolusi manusia hingga saat ini.
-
Kenapa ciri-ciri batu ginjal muncul? Gejala-gejala ini muncul ketika batu ginjal sudah menghambat aliran urin dan menyebabkan pembengkakan ginjal serta tegangnya saluran ureter.
-
Bagaimana cara batu tersebut digunakan? Batu kuno itu rupanya adalah peninggalan zaman Romawi yang dipakai menumbuk atau menggiling buah zaitun untuk diambil minyaknya.
-
Mengapa batuan benua penting? Dengan melakukan hal tersebut, mereka membuat TTG yang terbukti menjadi resep kemenangan bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan benua.
1. Batuan Beku
Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari proses pendinginan magma atau lava yang mengalami pembekuan di dalam atau di permukaan bumi.
Ciri-ciri batuan beku antara lain tekstur yang kasar atau halus tergantung pada kecepatan pendinginan, struktur yang kristalin, serta memiliki kandungan mineral yang beragam.
Proses terbentuknya batuan beku dimulai dari pendinginan magma atau lava yang membeku menjadi batuan padat. Hal ini dapat terjadi di dalam kerak bumi atau di permukaan bumi.
Jenis-jenis batuan beku meliputi batuan beku intrusif, yang terbentuk dari pendinginan magma di dalam perut bumi dan memiliki butiran yang besar. Batuan beku ekstrusif, yang terbentuk dari pendinginan lava di permukaan bumi dan memiliki butiran yang halus. Serta, batuan beku hipabissal, yang terbentuk dari pendinginan magma di kedalaman antara batuan intrusif dan ekstrusif.
Batuan beku mengandung beragam mineral seperti kuarsa, feldspar, mika, piroksen, dan amfibol. Contoh-contoh batuan beku yang umum meliputi granit (intrusif), diorit (intrusif), basalt (ekstrusif), obsidian (ekstrusif), dan batu apung (hipabissal).2. Batuan Sedimen
Batuan sedimen terbentuk dari endapan material yang dihasilkan oleh proses pelapukan, pengangkutan, dan pengendapan di permukaan bumi.
Ciri-ciri batuan sedimen meliputi tekstur yang halus, terdiri dari partikel yang terikat erat, serta terdapat lapisan-lapisan yang terbentuk akibat proses pengendapan.
Proses terbentuknya batuan sedimen dimulai dari pelapukan batuan yang menghasilkan partikel-partikel kecil. Partikel tersebut kemudian terangkut oleh air, angin, atau gletser, dan akhirnya mengendap di suatu tempat. Tekanan dari endapan tersebut membuat partikel-partikel tersebut mengikat erat, dan akhirnya membentuk batuan sedimen.
Jenis-jenis batuan sedimen meliputi batuan sedimen klasik yang terbentuk dari endapan seperti pasir, lumpur, dan kerikil. Batuan sedimen biokimia terbentuk dari sisa-sisa organisme laut yang mengendap dan mengkristal. Batuan sedimen kimia terbentuk dari endapan mineral yang larut dari air. Sedangkan batuan sedimen vulkanis terbentuk dari endapan material vulkanik yang mengalami pelapukan. Setiap jenis batuan sedimen memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan proses pembentukannya.
3. Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah jenis batuan yang mengalami perubahan bentuk, struktur, dan komposisi mineral akibat tekanan, panas, dan reaksi kimia.
Proses ini terjadi tanpa melelehkan batuan, tetapi hanya mengubah karakteristiknya.
Ciri-ciri batuan metamorf dapat dilihat dari jenisnya, yaitu foliasi dan nonfoliasi. Batuan metamorf foliasi terbentuk dari tekanan yang merata dan sering kali memiliki lapisan-lapisan, contohnya adalah batuan ardosis, lempung, dan fleksibel. Sedangkan, batuan metamorf nonfoliasi terbentuk dari tekanan yang tidak merata dan tidak memiliki lapisan-lapisan, contohnya adalah kuarsit dan serpentin.
Siklus Batuan
Setelah memahami ciri-ciri batuan berdasarkan jenisnya, terakhir akan dijelalskan siklus batuan.
Siklus batuan adalah proses alami yang terdiri dari pembentukan, perubahan, pemecahan, dan pembentukan kembali batuan di permukaan bumi. Siklus ini melibatkan tiga jenis batuan utama: batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
1. Pembentukan (Petrogenesis):
• Batuan Beku: Terbentuk dari pendinginan magma atau lava. Proses ini bisa terjadi di dalam kerak bumi (intrusif) atau di permukaan (ekstrusif).
• Batuan Sedimen: Terbentuk dari pengendapan dan pemadatan material-material seperti lumpur, pasir, dan kerikil. Proses ini melibatkan pelapukan, transportasi, dan pengendapan material.
• Batuan Metamorf: Terbentuk dari perubahan batuan yang telah ada sebelumnya (beku, sedimen, atau metamorf) akibat tekanan, suhu, dan reaksi kimia di dalam kerak bumi.
• Weathering (Pelapukan): Proses fisik dan kimia yang mengurai batuan menjadi fragmen-fragmen kecil. Ini bisa disebabkan oleh air, angin, tanah, tumbuhan, dan organisme.
• Erosion (Pengerutan): Proses pengangkutan fragmen-fragmen batuan hasil pelapukan oleh air, angin, es, atau gravitasi ke tempat lain.
3. Transportasi dan Pengendapan (Transportation and Deposition):
• Fragmen-fragmen batuan yang tererosi dibawa oleh agen-agen transportasi seperti air sungai, angin, es, atau gravitasi.
• Setelah diangkut, fragmen-fragmen tersebut kemudian akan diendapkan kembali di tempat baru sesuai dengan energi transportasi yang ada.
4. Litifikasi: Proses pemadatan material-material yang telah diendapkan menjadi batuan sedimen baru. Proses ini melibatkan tekanan dan ikatan mineral yang kuat antara partikel-partikel sedimen.
5. Metamorfisme: Batuan yang telah terbentuk, baik batuan beku, sedimen, maupun metamorf, dapat mengalami metamorfisme akibat tekanan, suhu, dan reaksi kimia di dalam kerak bumi. Proses ini mengubah mineral, struktur, dan tekstur batuan menjadi bentuk baru yang lebih stabil.
6. Siklus Berulang: Setelah batuan baru terbentuk, proses pelapukan dan pembentukan kembali dapat terjadi lagi, membawa batuan tersebut kembali ke tahap awal siklus batuan.