Hadist Nabi Tentang Kiamat, Salah Satunya Tanah Arab Dipenuhi Tumbuhan Hijau

Merdeka.com - Baru-baru ini, dunia jagat maya dikejutkan dengan fenomena langka di mana pegunungan yang ada di Arab Saudi dipenuhi oleh tumbuhan hijau nan subur. Dikatakan langka, karena daerah ini merupakan pegunungan yang kering dan gersang, bahkan tak terdapat air di sana.

Dalam hal ini, telah disebutkan oleh Pemerintah Arab Saudi bahwa fenomena menghijaunya pegunungan gersang di tanah suci ini terjadi karena curah hujan tinggi yang mengguyur sejak Desember 2022. Dengan intensitas yang sama dan terus menerus, hujan yang membasahi tanah Arab menyebabkan beberapa daerah ditumbuhi tanaman hijau.

Kemudian, banyak orang mengaitkan peristiwa ini sebagai salah satu tanda kiamat kecil yang sudah nampak di bumi. Tidak salah, hal ini pun telah disebutkan dengan jelas oleh Rasulullah dalam sebuah hadist riwayat. Bukan hanya tanah Arab yang menghijau, terdapat berbagai hadist lainnya yang menjelaskan berbagai tanda-tanda kiamat kecil yang perlu diperhatikan.

Lalu apa saja tanda-tanda kiamat kecil dan bagaimana penjelasan hadist tentang hal-hal tersebut. Dari berbagai sumber, berikut kami merangkum berbagai hadist Nabi tentang kiamat, bisa Anda simak.

Tanah Arab Dipenuhi Tumbuhan Hijau

Hadist Nabi tentang kiamat yang pertama menjelaskan perihal tanah Arab yang dipenuhi tumbuhan hijau. Seperti diketahui, Arab adalah negara yang identik dengan padang pasir atau pegunungan gersang dan kering. Di wilayah ini juga jarang ditumbuhi berbagai tanaman karena sumber airnya yang sangat terbatas.

Dalam hal ini, sebuah hadist dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, menyebutkan bahwa Rasulullah SAW, pernah bersabda: “Tidak akan tiba hari Kiamat hingga tanah Arab kembali hijau penuh dengan tumbuhan dan sungai-sungai.”

Dari hadist tersebut, dapat dipahami bahwa Rasulullah ingin menjelaskan bahwa suatu saat, negeri-negeri di Arab yang kering dan gersang akan dilimpahi dengan air sehingga membentuk beberapa aliran sungai. Keberadaan air ini juga membuat tanah di arab menjadi subuh dan tumbuh berbagai tanaman hijau sehingga menjadi padang rumput, kebun-kebun, dan hutan-hutan.

Nampaknya, hadist ini sama seperti fenomena yang baru-baru ini ramai diperbincangkan warga net, tentang pegunungan di tanah Arab yang tambah hijau. Wallahu ‘alam, di balik fenomena langka ini terlihat tanda-tanda kebesaran Allah yang perlu diyakini seluruh umat muslim.

Banyak Hujan dan Sedikit Tumbuhan

Hadist Nabi tentang kiamat berikutnya menjelaskan tentang banyak hujan namun sedikit tumbuhan. Dari hadist riwayat Anas Radhiyallahu anhu, menyebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: “Tidak akan tiba hari Kiamat hingga manusia dihujani dengan hujan secara merata, tetapi bumi tidak menumbuhkan sesuatu.”

Secara logika dan keilmuan, telah dipahami bahwa air hujan mampu menyuburkan tanah-tanah yang ada di bumi sehingga bumi dapat tumbuh berbagai tanaman yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. Namun, berdasarkan hadist tersebut akan ada waktu di mana hukum tersebut tidak lagi berlaku.

Bahwa hujan akan turun dengan intensitas yang banyak dan merata, namun tidak mampu menumbuhkan berbagai tanaman di tanah bumi. Meskipun bertentangan dengan ilmu yang sudah diyakini hingga kini, namun tidak ada satu hal sulit pun bagi Allah SWT, termasuk dapat menciptakan kondisi tersebut.

Ini semakin diperjelas melalui hadist riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bukanlah paceklik itu karena kalian tidak dituruni hujan, akan tetapi paceklik itu kalian dituruni hujan dan kalian dituruni hujan, namun bumi tidak menumbuhkan sesuatu.”

Sungai Furat Menampakkan Timbunan Emas

Hadist Nabi tentang Kiamat yang terakhir menjelaskan nampaknya timbunan emas di Sungat Furat. Masih dengan hadist riwayat Abu Hurairah Radhiyallau anhu, menjelaskan bahwa Rasulullah SAW pernah bersaba:

“Tidak akan tiba hari Kiamat hingga sungai Furat [1] menampakkan timbunan emas. Manusia saling membunuh karenanya. Dari setiap seratus orang, terbunuh sembilan puluh sembilan orang. Setiap orang dari mereka berkata, ‘Semoga akulah yang beruntung (mendapatkannya).”

Dalam hadist ini, kata timbunan emas dimaknai berbagai macam hal dan penjelasan. Pertama ada yang menyebutkan bahwa timbunan emas yang dimaksud bukan minyak bumi, karena emas tergolong barang tambang.

Kedua, timbunan emas bukan minuak bumi karena faktanya minuak bumi tidak dapat dilihat begitu saja dari sungai, melainkan harus menggunakan alat tertentu untuk menggali tanah yang sangat dalam. Ada pula yang menjelaskan bahwa Allah memberi kekhusuan pada Sungai Furat, tidak kepada lautan dan sungai-sungai lainnya.

Di balik berbagai penjelasan tentang nampaknya timbunan emas di Sungai Furat ini, umat muslim perlu mengingat sabda Rasulullah yang melarang umat manusia untuk mengambil timbunan emas tersebut, sedikit pun. Ini disebutkan dengan jelas dalam sebuah hadist, “Hampir saja sungai Furat kering dan menampakkan timbunan emas, barangsiapa mendatanginya, maka janganlah ia mengambilnya sedikit pun.” (mdk/ayi)