Jadi Oleh-oleh Kekinian dari Jogja, Bananania Ciptakan Produk Rambak sampai Cookies Berbahan Pisang
Bananania jadi produk makanan unik dan kekinian dari Jogja.
Bananania jadi produk makanan unik dari Jogja
Jadi Oleh-oleh Kekinian dari Jogja, Bananania Ciptakan Produk Rambak sampai Cookies Berbahan Pisang
Oleh-oleh kekinian asal Yogyakarta itu bernama Bananania. Berbagai produk olahan pisang seperti keripik, rambak sampai cookies dihadirkan sebagai alternatif buah tangan bagi wisatawan. Ini jadi bukti bahwa di Jogja tak hanya ada bakpia.
Sabtu, 16 Maret 2024, jadi hari yang sibuk di rumah produksi Bananania, Perumahan Candi Gebang Nomor 9, Jetis, Wedomartani, Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Para karyawannya dengan sigap menyiapkan 2000 bungkus produk keripik pisang berbagai rasa untuk dikirim ke Semarang.
-
Dimana Bananania memproduksi keripik pisang? Di rumah produksinya, Perumahan Candi Gebang Nomor 9, Blok J, Jetis, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta, terdapat banyak tanaman.
-
Apa produk utama Bananania? Sofy menciptakan produk olahan pisang di Bananania dengan memperhatikan aspek kesehatan konsumennya. Beberapa olahan tersebut di antaranya tepung pisang yang bebas gluten dan kaya akan kalium.
-
Bagaimana Bananania menjaga kualitas keripik? 'Dulu saat saya awal merintis, setiap saya masuk ke dalam toko ada banyak kompetitor dengan kemasannya plastik. Kalau saya tidak, karena memakai alumunium foil. Kalau pakai plastik, satu sampai dua bulan saja makanan tersebut sudah bau plastik,' kata Sofy
-
Dimana jajanan kekinian dijual? Jajan-jajan itu dijual mulai di pinggir jalan sampai di sebuah restoran yang mewah.
-
Kue tradisional apa yang terkenal di Jambi? Salah satu sajian kuliner khas Jambi ini memiliki penampilan yang cantik dan memikat orang untuk mencicipinya. Indonesia begitu kaya akan keanekaragaman kuliner yang lezat dan tentunya menarik untuk dicoba, tak terkecuali kudapannya seperti kue.
-
Di mana bakpia pertama kali dijual di Yogyakarta? Selanjutnya, sekitar tahun 1930an, bakpia ternyata sudah mulai beken dan jadi bagian dari pedagang Tiongkok yang ada di daerah Pathuk, Yogyakarta.
Di ruko berlantai dua itu, sang owner Sofyani Mirah menceritakan tentang seluk beluk Bananania yang ia rintis sejak 2018 lalu. Ia menaungi produknya melalui Cv Cariza Chanza Pratama sebagai induk perusahaan.
“Jadi, Bananania ini adalah semua produk buatan kami yang berbahan pisang,” katanya, saat ditemui Merdeka.
Sediakan Ragam Olahan Pisang
Pisang menjadi produk utama di Bananania. Keberadaannya amat melimpah di Indonesia sejak 2018 lalu, sehingga perlu diserap.
Foto: Nurul Diva Kautsar
Di awal merintis, Sofy terpikir untuk mengolahnya menjadi produk keripik pisang dengan berbagai rasa. Dari berbagai percobaan, enam rasa keripik pisang seperti balado, madu, coklat, keju, garlic sea salt dan barbeque tercipta.
“Tahun 2020 kemarin, saya coba buat produk lainnya yakni granola pisang, lalu 2021 kami juga membuat tepung pisang, lalu cookies dan lain-lain,” katanya sembari menunjukkan produk cookies berbahan tepung pisang dan granola.
Kenalkan Camilan Sehat
Setelah enam bulan berjalan, usahanya sempat berada di pinggir jurang akibat Covid-19. Wabah yang melanda dunia itu memang membuat UMKM di seluruh Indonesia tiarap. Apalagi saat itu ditetapkan kebijakan di rumah saja, sehingga mempengaruhi penjualan Bananania.
Namun hal itu justru dilihat sebagai peluang. Sofy lantas menciptakan produk makanan sehat yakni granola. Produk ini jadi unggulan selama masa pandemi Covid-19 kemarin.
“Granola ini sangat bagus untuk diet karena dibuat dengan campuran tepung pisang. Ada rasa coklat, kayu manis dan madu,” katanya.
Ciptakan Varian Rambak, Mpasi, sampai Pisang Goreng
Berbeda dengan UMKM lainnya, Bananania juga mencoba mengolah buah pisang yang sudah matang. Hasilnya kemudian menjadi rambak pisang yang renyah & lembut.
Rambak umumnya berasal dari olahan kulit sapi yang digoreng kering. Namun di Bananania, rambak berasal dari 100 persen buah pisang dan tanpa menggunakan perisa tambahan.
“Karena ternyata pisang matang bisa diolah, jadi kami buat rambak pisang. Ini kami produksi menggunakan vacuum drying, dengan ukuran yang besar ataupun kecil dan rambaknya juga tanpa perasa,” kata Sofy
Kemudian, inovasi lainnya juga dikembangkan Bananania melalui produk pisang goreng frozen yang praktis dan mpasi atau makanan penamping asi untuk bayi. Produk ini murni terbuat dari pisang dengan berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh si kecil.
“Karena saya melihat kalau produk mpasi lainnya itu hanya diberi perasa pisang, tapi mpasi yang kami buat itu kami tidak,” katanya.
Terakhir, Sofy juga membangkan produk sport bar di brand Bananania. Camilan ini diklaim cocok untuk para atlet karena mengandung banyak serat.
“Jadi produk sport bar ini bentuknya cookies, dan kami bikin high protein yang cocok untuk olahragawan. Ini tinggi protein yang bisa membantu memenuhi kebutuhan mereka,” katanya lagi.
Sampai Luar Negeri Berkat BRI
Produk bananania saat ini mulai tersebar di hampir seluruh wilayah Yogyakarta, seperti di toko oleh-oleh, ritel dan hotel. Produknya untuk camilan di kamar, dengan kemasan yang lebih kecil.
“Hotelnya ada One O One, Ibis dan Greenhost dan ini gratis untuk tamunya di kamar, makanya kemasannya kami buat lebih kecil,” kata dia.
Di luar Yogyakarta, Bananania juga tersebar di Semarang, Bekasi, Jakarta sampai Riau melalui agen.
Di 2024 ini, produk Bananania yang dikelola Sofy juga terbang ke Kanada. Usut punya usut, BRI memegang peran dalam penjualan antar negara tersebut. Kata Sofy, produk Bananania ini digaet untuk mengikuti pameran Brilian Preneur. Lantas, ini membuka link penjualan hingga ke luar negeri seperti New Zealand dan Kanada.
Kala itu, produknya ditawari maclon oleh BRI. Di sini, Bananania berkesempatan kerja sama dengan perusahaan di negara-negara tersebut untuk dibranding ulang.
“Untuk tahap pertama ini kami kirim 800 produk ke New Zealand lewat brand Archipelago. Dan Archipelago ini kami dapatnya dari BRI.
Bananania ini satu-satunya dari Yogyakarta yang dikirim ke sana,” kata Sofy.
Produk Bananania saat ini sudah BPOM, bersertifikat Halal juga HACCP yang merupakan standar keamanan pangan tertinggi Internasional.
Mengutip laman resmi BRI, Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto, memastikan jika BRI akan terus mendukung ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan UMKM. Lewat berbagai skema, termasuk pameran. BRI bertekad menjadi penggerak ekonomi nasional.
“Peran BRI sebagai perusahaan BUMN tidak terbatas pada fungsi financial intermediary semata namun juga memiliki fungsi dalam pemberdayaan (empowerment) bagi UMKM sehingga dapat menjadi penggerak ekonomi nasional,” jelas Catur.
Terkait harga, per produknya berbeda-beda. Cookies granola misalnya dijual Rp7.500. Lalu keripik pisang Rp15.950, granola Rp17.500 dan tepung pisang Rp25.000.
Gambar: Owner Bananania Sofyani Mirah