Mengenal Duck Syndrome dan Gejalanya, Sering Terjadi pada Mahasiswa
Merdeka.com - Duck syndrome atau sindrom bebek merupakan salah satu kondisi yang sering dialami oleh sebagian besar orang. Sindrom ini mengangkat bebek berenang sebagai analogi. Di mana saat berenang, bebek terlihat tenang dan santai, namun di bawah permukaan air, bebek mengayun kaki dengan panik agar dapat mengapung dan berenang di air.
Mungkin sebagian dari Anda mengerti dan mengalami kondisi seperti bebek berenang tersebut. Di mana mungkin orang lain akan menganggap hidup Anda baik-baik saja, dari segala pencapaian yang Anda dapatkan. Namun jauh di dalam diri, Anda sedang berusaha keras untuk tetap bertahan dalam memenuhi tuntutan hidup.
Meskipun bukan termasuk penyakit mental, namun kondisi ini dapat memberikan dampak negatif dalam hidup Anda. Gangguan duck syndrome ini mungkin membuat Anda sulit tenang, merasa buruk dengan diri sendiri, membandingkan diri sendiri, hingga dapat mempengaruhi beberapa gejala fisik seperti sulit tidur hingga nafsu makan berkurang.
-
Kenapa 'Duck Syndrome' bisa terjadi? Kondisi ini bisa dialami banyak orang ketika mencoba dan menciptakan ilusi kehidupan yang sempurna, namun diam-diam bekerja keras untuk menjaga semuanya tetap terkendali. Barangkali kita mungkin merasa bahwa tidak ada yang bisa memahami apa yang kamu alami. Apabila seseorang merasakannya, kemungkinan akan merasa takut dengan apa yang akan dipikirkan orang lain jika mereka mengetahui bahwa hidup kamu tidak sempurna.
-
Apa itu 'Duck Syndrome'? Kondisi di mana seseorang mungkin tampak tenang dan semua hal dalam hidupnya terlihat lancar, namun sebenarnya mereka dengan panik berusaha untuk mengikuti arus dan tetap bertahan. Kondisi ini disebut dengan duck syndrome.
-
Siapa yang bisa mengalami 'Duck Syndrome'? Kondisi ini bisa dialami banyak orang ketika mencoba dan menciptakan ilusi kehidupan yang sempurna, namun diam-diam bekerja keras untuk menjaga semuanya tetap terkendali.
-
Bagaimana cara mengatasi 'Duck Syndrome'? Beberapa metode serupa untuk mengobati depresi dan kecemasan bisa jadi pilihan. Di antaranya: 1. Terapi Terapi bisa jadi salah satu cara untuk mengatasi duck syndrome. Psikoterapi dapat membantu kita mendapatkan perawatan dan menemukan orang untuk membimbing kamu mengatasinya. Selain itu, bila kita merasa seolah-olah tuntutan hidup terlalu banyak, terapi dapat membantu kamu merasa lebih rileks dan bahagia.
-
Apa dampak kesehatan mental yang buruk terhadap tubuh? Gangguan kesehatan mental yang tidak diobati atau dikelola dengan baik dapat meningkatkan risiko penyakit fisik yang membahayakan diri seseorang seperti penyakit jantung, diabetes, obesitas, dan gangguan tidur atau insomnia.
-
Apa saja tanda gangguan kesehatan mental? Berikut ini adalah beberapa tanda atau gejala yang bisa menjadi indikasi bahwa kita perlu memeriksakan kesehatan mental kita: Perubahan suasana hati yang ekstrem atau tidak stabil. Misalnya, merasa sangat sedih, marah, cemas, takut, atau bahagia tanpa alasan yang jelas. Perubahan perilaku yang signifikan atau tidak biasa. Misalnya, menjadi penyendiri, agresif, impulsif, atau tidak peduli dengan orang lain. Perubahan pola tidur atau nafsu makan yang drastis. Misalnya, sulit tidur atau tidur terlalu banyak; tidak nafsu makan atau makan terlalu banyak. Perubahan kinerja atau produktivitas di sekolah atau tempat kerja. Misalnya, sulit berkonsentrasi, sering lupa, kurang motivasi, atau sering absen. Perubahan minat atau kesenangan terhadap aktivitas yang biasa dilakukan. Misalnya, tidak lagi menikmati hobi, olahraga, atau bersosialisasi dengan teman. Perasaan tidak berharga, bersalah, putus asa, atau ingin bunuh diri. Mengalami halusinasi (melihat atau mendengar sesuatu yang tidak ada) atau delusi (percaya pada sesuatu yang tidak nyata). Mengonsumsi alkohol atau obat-obatan secara berlebihan untuk mengatasi masalah. Mengalami gejala fisik yang tidak dapat dijelaskan secara medis. Misalnya, sakit kepala, nyeri dada, mual, atau sesak napas.
Dengan begitu, perlu diketahui gejala apa saja yang terjadi pada orang yang terkena duck syndrome, seperti apa faktor risiko yang perlu diperhatikan, dan bagaimana cara mengelola duck syndrome dengan baik. Dilansir dari Betterhelp, berikut kami merangkum berbagai penjelasan mengenai duck syndrome yang perlu Anda ketahui.
Mengenal Duck Syndrome dan Gejalanya
istockphoto.com
Pengertian Duck Syndrome
Duck syndrome atau sindrom bebek merupakan gangguan kesehatan mental yang umum terjadi. Gangguan ini mengangkat analogi bebek berenang, di mana saat berenang bebek akan terlihat tenang dan santai. Namun di bawah permukaan air, kakinya bergerak cepat dengan panik agar dapat tetap mengapung dan berenang di air.
Gangguan yang melibatkan rasa panik dan cemas ini mungkin terjadi pada Anda yang tampak tenang dari luar, namun berusaha keras untuk tetap bertahan dan memenuhi tuntutan hidup. Namun perlu dipahami bawah sindrom bebek ini bukan termasuk penyakit mental dan bukan termasuk diagnosis kesehatan mental formal. Namun perasaan “mendayung dengan panik” ini dapat dialami oleh sebagian besar orang, di mana sikap luar yang tenang bisa menutupi kepanikan yang sedang dialami.
Duck syndrome juga disebut dengan Stanford duck syndrome karena dicetuskan oleh peneliti Universitas Stanford. Duck syndrome sering digunakan untuk menggambarkan mahasiswa dari luar tampak menjalani kehidupan dengan tenang namun sambil dengan panik berusaha memenuhi tuntutan hidup. Mereka mungkin memberi tekanan pada diri mereka sendiri untuk berhasil atau merasa bahwa mereka harus memenuhi harapan yang tinggi.
Gejala Duck Syndrome
Secara umum, duck syndrome menggambarkan seseorang yang mengalami stres luar biasa namun mencoba untuk menampakkan sikap dan raut wajah yang tenang. Sehingga sering kali orang menilai bahwa hidupnya berjalan dengan lancar, mudah, dan sempurna. Namun jauh dalam dirinya, terdapat kecemasan dan kepanikan yang berusaha ditangani.
Berikut beberapa gejala duck syndrome yang perlu diperhatikan:
Faktor Risiko
Setelah mengetahui pengertian umum dan gejala, berikutnya terdapat beberapa faktor risiko duck syndrome yang perlu diperhatikan. Biasanya mahasiswa memiliki risiko duck syndrome yang lebih tinggi karena mengalami transisi kehidupan yang cukup signifikan. Dengan memahami beberapa faktor risiko ini, Anda bisa mengantisipasi jika sewaktu-waktu mengalami stres yang bisa mengarah pada duck syndrome.
Berikut beberapa faktor risiko duck syndrome yang perlu Anda ketahui:
Cara Mengelola Duck Syndrome
©2018 Merdeka.com/Pexels
Setelah mengetahui berbagai faktor risiko duck syndrome, terakhir terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengelola gangguan ini. Beberapa cara ini mungkin sederhana namun sangat membantu Anda mengelola stres dengan baik.
Berikut beberapa cara mengelola duck syndrome yang bisa Anda terapkan:
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ancaman mental anak-anak Gen Z, sebenarnya apa itu duck syndrome? Simak penjelasan berikut ini.
Baca SelengkapnyaInferiority complex merupakan kondisi yang ditandai rasa percaya diri yang rendah pada seseorang.
Baca SelengkapnyaOrang yang mengalami Dunning-Kruger Effect memiliki tingkat kepercayaan diri yang tidak proporsional terhadap keterampilan atau pengetahuannya.
Baca SelengkapnyaKepercayaan diri atau self-esteem yang tinggi penting untuk bisa menjalani kehidupan dengan baik.
Baca SelengkapnyaWalaupun jarang disadari, tanda-tanda iri dan dengki terhadap kebahagiaan orang lain dapat terlihat dari perilaku.
Baca SelengkapnyaPada saat seseorang menjadi mahasiswa terjadi sejumlah perubahan yang bisa membuat munculnya masalah kesehatan.
Baca SelengkapnyaPenderita BDD sering merasa cemas dan terobsesi dengan kekurangan yang dirasakan pada tubuhnya.
Baca SelengkapnyaMerasa paling pintar atau melihat orang yang merasa paling pintar, mungkin orang tersebut mengalami apa yang dinamakan efek Dunning-Kruger.
Baca SelengkapnyaRendah diri adalah tantangan emosional yang dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang.
Baca SelengkapnyaRasa gelisah dan kehilangan motivasi merupakan hal yang wajar, tapi jangan biarkan berlarut-larut.
Baca Selengkapnya