Sering Memikirkan Kekurangan Diri? Waspada Body Dysmorphia!
Penderita BDD sering merasa cemas dan terobsesi dengan kekurangan yang dirasakan pada tubuhnya.
Sering Memikirkan Kekurangan Diri? Waspada Body Dysmorphia!
Pernahkah kepikiran terus pada kekurangan yang dirasa mengganggu penampilan pada diri? Jika hal tersebut Anda alami, maka waspada dengan body dysmorphia atau body dysmorphic disorder. Apa itu?Body Dysmorphic Disorder (BDD) atau Gangguan Dismorfik Tubuh adalah gangguan kesehatan mental di mana seseorang tidak dapat berhenti memikirkan kekurangan atau cacat dalam penampilannya.
Penderita BDD sering merasa cemas dan terobsesi dengan kekurangan yang dirasakan pada tubuhnya. Mereka mungkin sering memeriksa cermin, merasa tidak puas dengan penampilan mereka, dan memiliki persepsi yang terdistorsi tentang penampilan fisik mereka.
BDD dapat memengaruhi kesejahteraan emosional dan sosial penderita, serta mengganggu kehidupan sehari-hari mereka.
Tanda-Tanda Mengalami Body Dysmorphic Disorder (BDD)
Obsesi Terhadap Kekurangan Fisik
Penderita BDD cenderung terobsesi dengan kekurangan atau ketidaksempurnaan dalam penampilan fisik mereka. Mereka mungkin merasa sangat gelisah dan terus-menerus memikirkan kekurangan tersebut.
Persepsi yang Terdistorsi
Meskipun kekurangan yang dirasakan mungkin tidak signifikan atau bahkan tidak terlihat oleh orang lain, penderita BDD memiliki persepsi yang terdistorsi terhadap penampilan mereka sendiri.
Penderita BDD mungkin menghindari situasi sosial atau paparan yang membuat mereka merasa tidak nyaman terkait dengan penampilan fisik mereka.
Pemeriksaan Berulang di Cermin
Mereka mungkin sering memeriksa cermin atau permukaan reflektif, dan merasa tidak puas dengan penampilan mereka.
Meminta Konfirmasi Berulang
Penderita BDD mungkin meminta orang lain meyakinkan mereka berulang kali bahwa kekurangan bentuk tubuhnya tidak terlalu jelas terlihat. Mengukur atau Menyentuh Area Tubuh yang Dianggap Tidak Sempurna
Penderita BDD mungkin berulang kali mengukur atau menyentuh area tubuh yang dianggap tidak sempurna.
Kecemasan Berlebihan terkait Penampilan
BDD juga dapat terjadi ketika kecemasan berlebihan timbul karena menganggap tubuh terlalu kecil, terlalu kurus, atau kurang berotot.
Penyebab Terjadinya Body Dysmorphic Disorder (BDD)
Faktor Genetik
Studi menyebutkan bahwa BDD lebih sering terjadi pada seseorang yang memiliki keluarga dengan riwayat kesehatan yang sama. Hal ini menunjukkan adanya kemungkinan faktor genetik dalam perkembangan BDD.
Lingkungan
Penilaian yang tidak baik dari lingkungan terhadap citra diri penderita, trauma masa lalu, dan pengalaman buruk seperti menerima perlakuan body shaming, juga dapat memicu terjadinya Body Dysmorphic Disorder.
-
Kenapa insecure tentang bentuk tubuh bisa merugikan? Tak disangka, ternyata penilaian seperti ini dapat menimbulkan dampak negatif buat para individu tertentu. Khususnya untuk mereka yang merasa insecure atau kurang percaya diri dengan bentuk tubuh yang dimiliki.
-
Bagaimana menerima kekurangan diri? Perlahan aku mengerti, ternyata mencintai dengan sadar diri jauh lebih berat.
-
Apa tanda utama rendahnya self esteem? Orang dengan self esteem rendah sering merasa tidak yakin dengan kemampuan dan kualitas diri mereka.
-
Kenapa self esteem rendah berdampak buruk pada mental? Rendahnya self-esteem bisa menjadi masalah yang serius dan memiliki dampak yang signifikan pada kesejahteraan mental seseorang.
-
Apa saja penyebab rasa rendah diri? Rasa rendah diri dapat memiliki penyebab yang kompleks dan bervariasi antara individu satu dengan yang lain. Beberapa penyebab umumnya meliputi:1. Pengalaman Trauma atau Penolakan. Pengalaman masa lalu seperti trauma, pelecehan, atau penolakan dalam hubungan interpersonal dapat menyebabkan seseorang merasa tidak berharga atau tidak dihargai. Pengalaman negatif ini dapat memengaruhi persepsi diri seseorang dan menurunkan harga diri. 2. Perbandingan Sosial. Perbandingan terus-menerus dengan orang lain, terutama di era media sosial yang serba terbuka, dapat menyebabkan seseorang merasa tidak cukup baik atau kurang sukses dibanding orang lain. Hal ini dapat mengarah pada perasaan rendah diri dan kurangnya kepercayaan diri.3. Standar yang Tidak Realistis. Memiliki standar yang tidak realistis terhadap diri sendiri atau menerima standar yang diberlakukan oleh orang lain tanpa kritisisme dapat menyebabkan perasaan rendah diri. Ketika seseorang tidak dapat memenuhi ekspektasi ini, hal itu bisa memperburuk rasa tidak berdaya. 4. Kritik Berlebihan dari Orang Lain. Kritik yang konstan atau bersifat merendahkan dari orang lain, terutama dari orang-orang yang penting dalam kehidupan seseorang seperti keluarga atau teman, dapat merusak harga diri dan menyebabkan perasaan rendah diri.5. Kegagalan dalam Pencapaian. Menghadapi kegagalan dalam mencapai tujuan atau tidak berhasil dalam upaya tertentu dapat mengurangi kepercayaan diri seseorang. Rasa tidak mampu atau tidak berdaya dapat muncul sebagai akibat dari pengalaman ini. 6. Gangguan Mental atau Emosional. Beberapa gangguan mental seperti depresi, kecemasan, atau gangguan makan dapat menyebabkan atau memperburuk rasa rendah diri. Gangguan-gangguan ini sering kali mempengaruhi cara seseorang melihat dirinya sendiri dan dunia di sekitarnya.
-
Mengapa penting untuk menerima kekurangan diri? Bukan kekurangan yang melemahkan hidupmu, tapi pendapatmu yang mengecilkan semangatmu sendiri.
Beberapa penelitian mengaitkan faktor pertumbuhan, sosial, dan budaya dengan terjadinya BDD. Biasanya kondisi ini dialami oleh remaja. Selain itu, BDD juga bisa disebabkan oleh faktor genetik, di mana seseorang mungkin akan mengalami gejala BDD yang lebih parah jika ada keluarga satu darah yang mengalami kondisi serupa.
Gangguan Mental Lain
Menderita gangguan mental lain, seperti gangguan kecemasan atau depresi, juga dapat menjadi faktor yang memicu munculnya gangguan dismorfik tubuh.
Cara Mengatasi Body Dysmorphic Disorder (BDD)
Terapi Perilaku Kognitif
Terapi ini bertujuan untuk membantu penderita BDD mengidentifikasi hubungan antara pikiran, perasaan, dan perilaku. Melalui terapi ini, pasien diharapkan dapat mengembangkan kemampuan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
Kombinasi Terapi
Penanganan BDD sering melibatkan kombinasi terapi perilaku kognitif dan pemberian obat-obatan. Terapi ini bertujuan untuk mengatasi pikiran negatif dan perilaku berulang yang terkait dengan BDD.
Pemberian Obat-Obatan
Obat antidepresan golongan inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) dapat diberikan untuk mengurangi pikiran dan perilaku obsesif pada pasien BDD. Obat ini diresepkan jika terapi perilaku belum bisa mengatasi gangguan yang dialami penderita, atau bila gejala BDD makin parah.
© Merdeka.com 2024
Dukungan Keluarga dan LingkunganMencari dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan dapat membantu mengatasi stres dan menjaga kesehatan mental penderita BDD. Hindari pembanding sosial yang berlebihan dan berada di sekitar orang-orang yang tidak mementingkan penampilan juga bisa membantu.
Penghindaran Pembanding Sosial
Hindari terlalu banyak membandingkan diri dengan orang lain, terutama melalui media sosial. Ingatlah bahwa gambar yang diperlihatkan di media sosial seringkali tidak merefleksikan realitas yang sebenarnya