Mengenal Gejala Narsistik, Gangguan Mental yang Perlu Diwaspadai
Merdeka.com - Gangguan kepribadian narsistik adalah kondisi di mana seseorang merasa dirinya paling penting, sangat membutuhkan perhatian, dan kekaguman berlebihan. Selain itu, gangguan ini juga kerap menyebabkan kurangnya empati terhadap orang lain. Meski memiliki kepercayaan diri yang tinggi, orang yang mengidap gangguan ini lemah terhadap kritik sekecil apapun.
Melansir dari Mayo Clinic, gangguan kepribadian narsistik kerap menimbulkan masalah di kehidupan sehari-hari seperti di tempat kerja atau sekolah. Umumnya, orang dengan gangguan narsistik akan merasa tidak bahagia atau kecewa ketika tidak mendapatkan pujian.
Pengidap gangguan kepribadian narsistik juga memiliki perasaan yang mudah tersinggung. Bahkan, cenderung mudah depresi ketika mereka dinasihati oleh orang lain. Berikut penjelasan mengenai penyakit narsistik dan gejalanya yang dilansir dari Mayo Clinic:
-
Siapa yang menunjukkan tanda narsistik? Individu dengan NPD seringkali memiliki kebutuhan yang berlebihan untuk mendapatkan pujian dan merasa penting, yang dapat menyebabkan perilaku yang merugikan diri mereka sendiri maupun orang lain.
-
Apa ciri utama dari narsistik terselubung? Ciri utama seseorang dengan narsistik terselubung di antaranya, introvert, hipersensitif, self-absorbed, mementingkan diri sendiri, anxious, defensif, insecure secara sosial, tidak punya kegembiraan, kerap merasa sedih atau bahkan tertekan.
-
Kenapa orang narsistik butuh dikagumi? Mereka membutuhkan perhatian yang banyak dan ingin dikagumi oleh orang lain.
-
Apa itu Gangguan Kepribadian Narsistik? Dilansir dari Cleveland Clinic, Gangguan Kepribadian Narsistik adalah kondisi kesehatan mental yang mempengaruhi cara seseorang melihat dirinya dan berinteraksi dengan orang lain. Individu dengan NPD seringkali memiliki kebutuhan yang berlebihan untuk mendapatkan pujian dan merasa penting, yang dapat menyebabkan perilaku yang merugikan diri mereka sendiri maupun orang lain.
-
Siapa yang lebih banyak memiliki gangguan kepribadian narsistik? Gangguan kepribadian narsistik lebih banyak dimiliki oleh laki-laki dibandingkan perempuan, dan sering kali dimulai pada usia remaja atau awal masa dewasa.
-
Apa itu narsisme? Narsisme adalah salah satu gangguan kepribadian yang menarik perhatian banyak peneliti dan psikolog. Gangguan ini dikenal dengan istilah lengkapnya, yaitu Narcissistic Personality Disorder (NPD) atau Gangguan Kepribadian Narsistik.
Mengenal Gejala Narsistik
©2018 Merdeka.com/Pixabay
Sebagaimana kita tahu, gangguan kepribadian narsistik kerap menyebabkan pengidap merasa paling hebat daripada orang lain. Biasanya, orang gangguan tersebut juga membutuhkan pujian secara terus menerus dan berlebihan. Selain itu, ada beberapa gejala narsistik lainnya, di antaranya:
• Membesar-besarkan prestasi dan bakat
• Meremehkan orang lain atau merasa superior
• Memanfaatkan orang lain hanya untuk kepentingan individu
• Berperilaku arogan, angkuh, dan iri dengan prestasi orang lain
• Kesulitan menjaga hubungan yang sehat
• Mudah terluka dan mengalami penolakan.
Meski memiliki perilaku seperti di atas, orang yang mengidap gangguan kepribadian narsistik sebenarnya memiliki harga diri yang rapuh. Biasanya, orang yang mengalami gangguan ini sangat kesulitan menerima kritik dan saran. Bahkan, kerap menyembunyikan rasa malu dan rasa terhina.
Penyebab Narsistik
©©2013 Merdeka.com/Shutterstock/Peter O'Toole
Pada dasarnya, orang dengan gangguan kepribadian narsistik, cenderung mengalami kesulitan dalam mengatasi masalah kecil. Bahkan, kerap menjadi pribadi tidak sabar atau pemarah, jika tidak mendapatkan perlakuan khusus.
Adapun penyebab gangguan kepribadian narsistik belum diketahui dengan pasti. Namun, ada sejumlah faktor yang menyebabkan seseorang mengidap gangguan ini, salah satunya faktor lingkungan. Ketidaksesuaian dalam hubungan orang tua dan anak seperti pemujaan atau kritik yang berlebihan bisa meningkatkan risiko gangguan narsistik.
Selain itu, gangguan kepribadian narsistik juga bisa disebabkan karena faktor genetik. Hal tersebut karena adanya hubungan antara otak dan perilaku serta kemampuan berpikir yang memainkan peran dalam perkembangan gangguan kepribadian narsistik.
Cara Mengatasi Kepribadian Narsistik
©©2012 Merdeka.com/Shutterstock
Salah satu cara efektif untuk mengatasi kepribadian narsistik adalah melakukan terapi, seperti mengunjungi psikiater, dengan didampingi keluarga. Psikoterapi bertujuan untuk membangun harga diri dan membimbing para pengidap agar memiliki harapan yang realistis.
Pengidap juga disarankan para ahli untuk melakukan beberapa aktivitas positif seperti melakukan gerakan yoga dan meditasi. Selain itu, selalu berupaya untuk membangun komunikasi yang baik dan konsisten dengan keluarga. Dengan menjaga keharmonisan keluarga serta mengurangi tekanan emosional, hal ini bisa menurunkan risiko gangguan kepribadian narsistik. (mdk/jen)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Percaya diri berlebih bisa dibilang narsis? Jangan sampai salah, simak ciri-ciri narsistik di artikel berikut!
Baca SelengkapnyaApa itu perilaku narsistik, apa saja tandanya, dan kapan Anda perlu mencari bantuan profesional?
Baca SelengkapnyaPenderita gangguan ini biasanya merasa superior, kurang empati terhadap orang lain, dan seringkali memiliki kebutuhan untuk selalu dikagumi.
Baca SelengkapnyaNarsistik terselubung sering dijumpai namun banyak yang tidak menyadari. Yuk, simak penjelasan lengkapnya!
Baca SelengkapnyaSerakah bukan hanya sekadar sifat negatif, tetapi juga dapat dianggap sebagai penyakit hati yang mampu menjangkiti siapa saja.
Baca SelengkapnyaPeople pleaser memprioritaskan keinginan orang lain di atas dirinya sendiri.
Baca SelengkapnyaGaslighting adalah bentuk manipulasi yang membuat seseorang meragukan dirinya sendiri. Pelecehan emosional ini dapat terjadi di lingkungan manapun.
Baca SelengkapnyaMenyenangkan orang lain memang hal baik, tapi jika berlebihan bisa mengganggu kesehatan mental sendiri.
Baca SelengkapnyaIstilah people pleaser digunakan untuk menyebut seseorang yang sangat ingin disukai dan diterima oleh orang lain.
Baca SelengkapnyaSavior complex sering kali berasal dari kebutuhan internal untuk merasa dihargai atau merasa berarti.
Baca Selengkapnya