Mengenal Waithood dan Penyebabnya, Fenomena Menunda Pernikahan di Kalangan Anak Muda
Fenomena waithood memiliki dampak positif dan negatif tersendiri.
Fenomena waithood memiliki dampak positif dan negatif tersendiri.
Mengenal Waithood dan Penyebabnya, Fenomena Menunda Pernikahan di Kalangan Anak Muda
Beberapa waktu terakhir, muncul istilah baru yang menjadi topik perbincangan di masyarakat, yaitu waithood. Waithood merupakan suatu fenomena tren di mana banyak anak muda masa kini yang memilih untuk menunda pernikahan.
Fenomena ini juga dikaitkan dengan data pernikahan di Indonesia yang semakin menurun. Ternyata, tren ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga tak sedikit anak muda milenial memilih untuk menunda pernikahan meskipun sudah memasuki usia matang. Berikut, kami rangkum pengertian, penyebab, hingga dampak fenomena waithood, bisa disimak.
-
Kenapa pernikahan di usia muda jadi masalah? Banyak yang beranggapan bahwa risiko hanya menimpa perempuan karena mereka yang seringkali menjadi korban dari pernikahan anak. Namun, laki-laki yang menikah di usia belia juga menghadapi konsekuensi serius yang sering kali diabaikan.
-
Siapa yang ingin nikah muda? Ingin nikah muda Tak sedikit yang mendoakan agar Dul dan Tissa bisa segera melangkah ke jenjang pernikahan. Apalagi, keduanya juga sempat mengutarakan ingin menikah muda.
-
Siapa yang ingin menikah di usia muda? Meskipun ada yang ingin menikah di usia muda, Ahmad Dhani sebagai seorang ayah tidak pernah mempermasalahkannya.
-
Gimana pengaruh pernikahan usia belia buat perempuan? Perempuan yang menikah di usia muda menghadapi berbagai risiko, terutama dalam hal kesehatan fisik dan mental. Banyak studi yang menunjukkan bahwa anak perempuan yang menikah sebelum usia 18 tahun lebih rentan mengalami komplikasi saat kehamilan dan persalinan.
-
Apa yang terjadi kalau laki-laki nikah muda? Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Adolescent Health menunjukkan bahwa laki-laki yang menikah sebelum usia 20 tahun lebih mungkin mengalami stres, masalah keuangan, dan konflik rumah tangga.
-
Apa saja dampak buruk kebiasaan menunda? Kebiasaan menunda-nunda ini jika dibiarkan terus-menerus dapat menimbulkan dampak buruk, seperti tertinggal dalam karir, kehilangan waktu secara sia-sia, dan target pekerjaan yang tidak tercapai.
Mengenal Fenomena Waithood
Pertama, akan dijelaskan apa itu fenomena waithood.
Fenomena waithood adalah fenomena yang terjadi pada anak muda dengan menunda pernikahan hingga usia yang lebih matang. Di Indonesia, ini dapat dilihat dari tren penurunan pernikahan terjadi dalam 10 tahun terakhir. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa jumlah pernikahan menurun secara signifikan.
Dampak tren penurunan pernikahan ini memberikan pengaruh terhadap persepsi perempuan muda tentang pernikahan dan kualitas hidup pasca menikah. Persepsi perempuan muda tentang pernikahan menjadi lebih kritis dan cerdas dalam memilih pasangan hidup.
Mereka ingin menikah dengan pasangan yang memiliki kesamaan nilai, visi, dan misi. Perempuan muda juga memiliki kesempatan lebih besar untuk meraih pendidikan dan kesuksesan karir sebelum menikah, sehingga meningkatkan kualitas hidup pasca menikah.
Secara keseluruhan, fenomena waithood dan tren penurunan pernikahan ini adalah refleksi dari perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Anak muda perlu mempertimbangkan secara matang keputusan untuk menikah dan memahami bahwa menunda pernikahan bukanlah suatu kegagalan, tetapi merupakan pilihan yang dilakukan demi mengembangkan potensi diri.
Faktor Penyebab Waithood
Setelah mengetahui pengertian waithood, berikutnya akan dijelaskan faktor penyebabnya.
Fenomena waithood di kalangan anak muda, terutama perempuan milenial, dapat disebabkan oleh beberapa faktor, sebagai berikut:
1. Generasi Sandwich:
Generasi perempuan milenial seringkali merasa tertekan di antara tuntutan keluarga dan tanggung jawab yang harus diemban di luar rumah. Mereka dihadapkan pada tuntutan untuk merawat orang tua mereka seiring dengan bertambahnya usia. Maka dari itu, mereka cenderung menunda menikah untuk fokus pada peran mereka sebagai caregiver.
2. Mengejar karier dan pendidikan:
Perempuan milenial sangat ambisius dan berorientasi pada pendidikan dan karier. Mereka ingin mencapai kesuksesan dan membangun karier yang mapan sebelum menikah dan memulai keluarga. Mereka ingin memastikan bahwa mereka dapat mandiri secara finansial dan memiliki stabilitas sebelum memasuki kehidupan pernikahan.
3. Sulit dalam menemukan pasangan yang tepat:
Di era digital ini, perempuan milenial memiliki akses yang luas terhadap berbagai kesempatan dan kemungkinan dalam mencari pasangan hidup. Namun, dengan adanya banyak pilihan, seringkali sulit bagi mereka untuk menemukan pasangan yang tepat. Hal ini dapat menyebabkan penundaan dalam menikah.
4. Identitas masyarakat di era digital:
Kemajuan teknologi dan media sosial telah mengubah cara pandang masyarakat terhadap pernikahan. Banyak perempuan milenial yang ingin menikmati kebebasan dan eksplorasi diri sebelum menempatkan diri dalam komitmen pernikahan. Mereka ingin menentukan jati diri mereka terlebih dahulu sebelum menikah.
5. Trauma atas Perceraian dan KDRT:
Beberapa perempuan milenial mungkin telah memiliki pengalaman buruk dalam hubungan sebelumnya, seperti perceraian atau pengalaman kekerasan dalam hubungan (KDRT). Hal ini bisa membuat mereka ragu atau takut untuk menikah lagi, sehingga menyebabkan penundaan dalam menikah.
Dampak Positif dan Negatif
Setelah mengetahui pengertian dan penyebab fenomena waithood, terakhir akan dijelaskan dampak positif dan negatifnya.
Dampak Positif
1. Pengembangan Diri:
• Pendidikan dan Karir: Menunda pernikahan memberikan kesempatan untuk fokus pada pendidikan dan mengembangkan karir. Hal ini dapat meningkatkan kualitas hidup di masa depan dan memberikan stabilitas ekonomi yang lebih baik.
• Kematangan Emosional: Anak muda memiliki lebih banyak waktu untuk mencapai kematangan emosional dan pribadi, yang penting dalam membina hubungan pernikahan yang sehat.
2. Kebebasan dan Fleksibilitas:
• Kebebasan Pribadi: Tanpa tanggung jawab pernikahan dan keluarga, anak muda memiliki lebih banyak kebebasan untuk mengeksplorasi minat dan hobi mereka, serta melakukan perjalanan atau tinggal di berbagai tempat.
• Keputusan Hidup: Mereka bisa mengambil keputusan hidup yang lebih independen dan sesuai dengan aspirasi pribadi mereka tanpa harus mempertimbangkan pasangan atau anak.
3. Pengelolaan Keuangan:
Stabilitas Ekonomi: Menunda pernikahan memungkinkan seseorang untuk menabung lebih banyak dan mencapai stabilitas ekonomi sebelum mengambil tanggung jawab tambahan dari sebuah keluarga.
Dampak Negatif
1. Keterlambatan dalam Memulai Keluarga:
• Risiko Kesehatan Reproduksi: Menunda pernikahan sering berarti menunda memiliki anak, yang dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan reproduksi, terutama bagi wanita.
• Tekanan Sosial: Ada tekanan sosial dan budaya di beberapa masyarakat yang mengharapkan pernikahan pada usia tertentu, yang bisa menyebabkan stres dan kecemasan.
2. Kesepian dan Isolasi:
• Kehidupan Sosial: Tanpa pasangan atau keluarga, beberapa orang mungkin merasa lebih kesepian atau terisolasi, terutama saat teman-teman sebaya mereka sudah menikah dan memiliki anak.
• Dukungan Emosional: Kurangnya pasangan hidup bisa berarti kurangnya dukungan emosional yang konstan, yang biasanya didapatkan dari hubungan pernikahan.
3. Implikasi Ekonomi Jangka Panjang:
Ketidakpastian Keuangan: Meskipun ada keuntungan ekonomi dari menunda pernikahan, ada juga risiko ketidakpastian keuangan di masa tua jika seseorang tidak memiliki pasangan untuk berbagi beban keuangan dan sosial.
4. Perubahan Struktur Sosial:
Pengaruh pada Dinamika Keluarga: Penundaan pernikahan dapat mempengaruhi struktur keluarga dan dinamika sosial, seperti meningkatnya jumlah keluarga dengan satu orang tua atau tanpa anak.