5 Alasan Ini Bikin Gen Z Ogah Menikah, Salah Satunya Fokus pada Finansial
Generasi Z atau Gen Z dikenal memiliki pandangan dan sikap yang berbeda terhadap kehidupan dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
Salah satu aspek yang mencolok adalah sikap mereka terhadap pernikahan. Banyak dari mereka yang memilih untuk menunda pernikahan, bahkan ada yang memutuskan untuk tidak menikah sama sekali. Berikut adalah lima alasan utama mengapa Gen Z lebih memilih untuk fokus pada aspek lain dalam hidup mereka sebelum memutuskan untuk menikah, seperti dikutip dari Liputan6.com.
1. Mengejar Pendidikan
Pendidikan tinggi telah menjadi prioritas bagi banyak Gen Z, terutama bagi perempuan. Perkembangan ini menunjukkan pergeseran besar dalam pandangan masyarakat terhadap pentingnya pendidikan dalam meraih kesuksesan dan kemajuan karier. Dahulu, menghadiri perguruan tinggi tidak begitu umum di kalangan perempuan, namun kini hal tersebut telah berubah secara dramatis.
-
Kenapa Gen Z takut menikah? Generasi Z, generasi muda yang seharusnya menggenggam masa depan dengan penuh harapan, kini dihantui oleh ketakutan akan pernikahan.
-
Kenapa orang enggan menikah karena fokus karir? Di era yang serba modern ini, sejumlah individu cenderung lebih mengutamakan karier atau ambisi pribadi ketimbang menjadikan pernikahan sebagai prioritas.
-
Mengapa Gen Z kesulitan cari kerja? Beberapa orang percaya bahwa Generasi Z mengalami kesulitan dalam pasar kerja karena mereka dianggap terlalu selektif dan membutuhkan dalam hal pekerjaan.
-
Kenapa Gen Z sulit mempertahankan pekerjaan? Salah satu kritik paling umum terhadap Gen Z secara umum adalah kurangnya motivasi yang dirasakan. Semua orang, mulai dari Generasi Milenial hingga Generasi Baby Boomer, gemar membicarakan keengganan Gen Z untuk bekerja 'keras' demi apa yang ingin mereka capai dalam hidup tanpa perlu menjelaskan alasannya.
-
Kenapa anak muda menunda pernikahan? Mereka ingin menikah dengan pasangan yang memiliki kesamaan nilai, visi, dan misi.
-
Kenapa Gen Z gampang stres? Gen Z menghadapi berbagai tekanan yang kompleks dalam hidup mereka. Pandemi COVID-19, ketidakpastian dalam kehidupan sosial, pendidikan, dan pekerjaan, semuanya merupakan faktor yang menyebabkan stres.
Gen Z menunjukkan minat yang tinggi dalam mengejar pendidikan formal. Mereka tidak hanya mencari gelar sarjana atau lebih tinggi, tetapi juga aktif dalam memperoleh pendidikan lanjutan untuk mengasah keterampilan dan pengetahuan mereka. Akibatnya, banyak dari mereka yang memilih untuk menyelesaikan pendidikan mereka terlebih dahulu sebelum memikirkan pernikahan.
2. Fokus pada Karier
Perubahan dalam dinamika kerja juga mempengaruhi pandangan Gen Z terhadap pernikahan. Beberapa dekade yang lalu, ketimpangan ekonomi sangat mencolok, dan laki-laki sering kali menjadi satu-satunya pencari nafkah dalam keluarga. Kini, baik laki-laki maupun perempuan aktif membangun karier mereka sendiri. Pernikahan bukan lagi hanya tentang kebutuhan ekonomi bagi perempuan.
Individu saat ini melihat pekerjaan sebagai jalan untuk mencapai kemandirian, kepuasan pribadi, dan pengembangan diri yang lebih luas, bukan sekadar untuk memenuhi kebutuhan dasar. Bagi Gen Z, pekerjaan menjadi prioritas utama di usia awal dan pertengahan 20-an. Mereka lebih cenderung fokus pada membangun karier yang stabil dan memenuhi ambisi pribadi sebelum mempertimbangkan langkah besar seperti pernikahan.
3. Meraih Pencapaian Penting Sebelum Menikah
Gen Z cenderung memiliki daftar pencapaian pribadi yang ingin mereka raih sebelum memikirkan pernikahan. Bagi mereka, memulai karier dan mencapai kemandirian finansial merupakan prioritas utama. Hal ini berbeda dengan generasi sebelumnya yang melihat pernikahan sebagai langkah awal dalam kehidupan dewasa.
Menurut psikoterapis klinis Dr. Delverlon Hall, "Dulu, pasangan menikah untuk membangun kehidupan bersama. Sekarang, generasi muda membangun kehidupan mereka terlebih dahulu." Pandangan ini menunjukkan bahwa Gen Z lebih individualis dan bertekad untuk mencapai tujuan pribadi sebelum memulai kehidupan berumah tangga.
Pakar hubungan dan kencan, Megan Weks, juga menjelaskan bahwa generasi muda saat ini memiliki pola pikir yang lebih fokus pada kepuasan diri sendiri. "Orang-orang bekerja demi keuntungan dan kepuasan diri sendiri serta mengutamakan cita-cita 'kebebasan' daripada memikirkan kepentingan bersama, baik itu masyarakat atau keluarga," katanya.
4. Ingin Aman Secara Finansial Terlebih Dahulu
Generasi yang lebih muda cenderung menunggu hingga mereka merasa stabil secara finansial sebelum siap untuk berkomitmen pada hubungan dan memikirkan memiliki anak.
Menurut The Institute for Family Studies, memiliki dan mengasuh anak merupakan investasi finansial yang signifikan, sehingga banyak yang memilih untuk menunda pernikahan dan memulai keluarga sampai mencapai stabilitas finansial yang diinginkan.
Pandangan ini juga didukung oleh fakta bahwa biaya hidup semakin tinggi dan ketidakpastian ekonomi membuat Gen Z lebih berhati-hati dalam membuat keputusan besar seperti pernikahan.
Mereka ingin memastikan bahwa mereka mampu memenuhi kebutuhan finansial keluarga mereka sebelum mengambil langkah tersebut.
5. Memprioritaskan Pengembangan Diri
Pengembangan diri telah menjadi prioritas bagi banyak Gen Z di awal usia 20-an. Mereka berfokus untuk mempelajari diri mereka sendiri dan mengembangkan kepercayaan diri serta harga diri sebelum memutuskan untuk menghabiskan sisa hidup dengan seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa mereka lebih menghargai proses pengembangan pribadi sebelum memikirkan komitmen jangka panjang seperti pernikahan.
Menurut Dr. Hall, "Saat ini, pernikahan tidak lagi digunakan untuk mencari penerimaan dan kenyamanan. Sebaliknya, orang dewasa muda menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengembangkan kepercayaan diri dan harga diri mereka terlebih dahulu." Pendekatan ini menunjukkan bahwa Gen Z lebih mengutamakan kesehatan mental dan kesejahteraan pribadi sebelum mempertimbangkan pernikahan.
Gen Z memiliki pandangan yang lebih terbuka dan berbeda terhadap pernikahan dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka lebih fokus pada pencapaian pribadi, pendidikan, karier, stabilitas finansial, dan pengembangan diri sebelum memutuskan untuk menikah.
Perubahan gaya hidup dan sikap ini mencerminkan pergeseran besar dalam pandangan masyarakat terhadap pernikahan dan komitmen jangka panjang. Dengan memahami alasan-alasan ini, kita dapat melihat mengapa banyak Gen Z yang memilih untuk menunda pernikahan atau bahkan memutuskan untuk tidak menikah sama sekali.