Menguak Misteri Makam Tunggal di Tanjakan Gombel Semarang, Masih Dikasih Sesaji hingga Sekarang
Dulunya tempat itu merupakan kawasan pemakaman Tionghoa

Dulunya tempat itu merupakan kawasan pemakaman Tionghoa

Menguak Misteri Makam Tunggal di Tanjakan Gombel Semarang, Masih Dikasih Sesaji hingga Sekarang
Apabila berkendara dari pusat kota Semarang menuju daerah Tembalang di Semarang atas, setelah melewati Fly Over Jatingaleh akan melewati Tanjakan Gombel.
Tak jauh dari titik awal tanjakan, ada sebuah makam tunggal di sebelah kanan jalan. Hingga sekarang masih banyak orang yang menaruh sesaji di sana.
Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, makam itu merupakan sebuah monumen untuk menenangkan arwah orang-orang yang dimakamkan di sana. Seperti diketahui sebelum dibangun jalan pada tahun 1797, Bukit Gombel merupakan kawasan kuburan orang-orang Tionghoa.

Nisan makam tersebut bertuliskan aksara Cina. Sebelumnya banyak yang menyalah artikan bahwa kuburan itu merupakan kuburan Wewe Gombel.
Namun sebenarnya kuburan tunggal itu merupakan sebuah monumen yang dibangun karena saat jalan raya dibangun kuburan di sana belum sempat dipindahkan.
Oleh karena itu monumen itu dibangun agar arwah-arwah penasaran tidak mengganggu pengendara yang melintasi kawasan Bukit Gombel.

Aksara Cina pada nisan itu bertuliskan “Na mo a mi to fu” yang maksudnya berisi pujian kepada Buddha Mahayana dengan maksud menenangkan arwah-arwah yang masih tertinggal di perbukitan itu.
Seperti diketahui, pada tahun 1797, Gubernur Jenderal VOC, Baron van Heckerkeren membangun jalan pos yang membelah Bukit Gombel. Sebagian besar makam Tionghoa yang berada di sana harus dipindahkan ke tempat lain.


Namun tidak semua makam bisa dipindahkan. Sebagian makam dibiarkan begitu saja terkubur proyek jalan pos. Setelah jalan itu digunakan, banyak kecelakaan yang dialami para pengguna jalan.
Sebagian makam yang terdampak proyek jalan pos kemudian direlokasi ke kawasan perbukitan Kedungmundu, Semarang. Hingga sekarang kawasan itu masih menjadi tempat pemakaman Tionghoa. Namun seiring berjalannya waktu, kawasan itu menjadi permukiman penduduk.
