Terdampak Tol Solo-Yogya, Makam Keramat Mbah Celeng Akhirnya Dipindah, Ini Sosoknya
Pemindahan makam yang dianggap keramat di Padukuhan Ketingan, Tirtoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta dipimpin Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi.
PT Jasa Marga JogjaSolo (JMJ) menggelar prosesi pemindahan makam Kyai Kromo Ijoyo atau Mbah Celeng yang terdampak tol Yogya-Solo Seksi 2.2.
Pemindahan makam yang dianggap keramat di Padukuhan Ketingan, Tirtoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta dipimpin Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi sebagai perwakilan Keraton Yogyakarta.
Ritual pemindahan makam Mbah Celeng diunggah di akun Instagram @jasamargajogjasolo_official. Dalam video tertulis "GKR Mangkubumi Pimpin Prosesi Pemindahan Makam Kyai Kromo Ijoyo (Mbah Celeng)'.
Proses pemindahan diawali rangkaian upacara adat, kirab prajurit Keraton Yogyakarta dengan sejumlah uba rampe. Di antaranya, kembang setaman, dupa atau kemenyan, air, pisang serta ingkung ayam.
GKR Mangkubumi didampingi Direktur Teknik PT Jasamarga Jogja Solo Pristi Wahyono berserta jajaran serta para pamong desa setempat.
"Kegiatan ini dalam rangka menjaga, mempertahankan dan melindungi cagar budaya peninggalan bersejarah di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya," ujar Pristi.
Ritual Doa Bersama
Lanjut dia, pemindahan jenazah Mbah Celeng dilakukan karena makam yang terletak di Padukuhan Ketingan, Tirtoadi, Mlati, Sleman atau tepatnya di sta 56+700 tersebut terdampak pembangunan jalan tol Jogja-Solo paket 2.2.
Gusti Mangkubumi bersama rombongan memasuki area makam dengan membawa uba rampe berupa pisang dan kembang setaman, termasuk dua pohon pule.
Puteri Kraton Ngayogyakarta tersebut berdoa untuk memohon doa restu, dan dilanjutkan dengan kirab bregodo yang mengapit pohon pule, menuju makam relokasi yang jaraknya tidak jauh dari makam sebelumnya. GKR Mangkubumi mengatakan ritual yang digelar merupakan doa bersama agar pemindahan jenazah berjalan lancar.
"Prosesi ini untuk menghargai kawasan heritage di Jogja. Proses pemindahan makam perlu ditata dengan baik, karena pemindahan makam ini sensitif ya. Melibatkan keluarga dan tedhak turune (keturunannya), ya diproses sebaik-baiknya, Ini prosesnya sudah lama, kami izin keluarga almarhum untuk berkenan dipindah yang tidak jauh dari sini," katanya.
Sosok Mbah Celeng
"Doa kita bersama semoga pelaksanaan pembangunan infrastruktur khususnya Proyek Tol Jogja-Solo Seksi 2 Paket 2.2 berikutnya bisa berjalan lancar," ungkapnya.
Makam Kiai Kromo Ijoyo, menjadi satu dari empat makam yang terdampak pembangunan Tol Jogja-Solo Seksi 2 Paket 2.2 Trihanggo-Junction Sleman. Makam Kiai Kromo Ijoyo dipercayai sebagai makam cikal bakal warga di wilayah tersebut.
Mbah Celeng dipercaya oleh warga setempat merupakan orang pertama yang tinggal di daerah tersebut dan menjadi cikal bakal Padukuhan Ketingan.
Lantaran berada di jalur pembangun Tol Jogja-Solo, makam Mbah Celeng selanjutnya direlokasi di wilayah Ketingan yang lokasinya tak jauh dari makam sekarang.
Berdasarkan cerita turun temurun, Mbah Kromo alias Celeng merupakan salah satu pendiri Kampung Ketingan yang hidup di masa penjajahan Belanda di masa Sultan Hamengkubuwono VII.
Kisah lainnya, Mbah Celeng adalah tokoh yang mengungsi dan keluar dari Keraton Yogya hingga sampai ke Ketingan.
Mbah Celeng dipercaya sebagai salah satu penduduk pertama sekaligus pendiri Ketingan. Konon, Mbah Celeng salah satu prajurit Pangeran Diponegoro.