Nikahi Ratu Kecantikan, Raja Ini Rela Turun Takhta Demi Cinta
Raja ini memutuskan turun takhta kurang dari dua tahun setelah penobatannya.
Hari ini, enam tahun yang lalu, tercatat dalam sejarah ketika Sultan Muhammad V, Yang di-Pertuan Agong pertama Malaysia, mengundurkan diri. Menurut laporan New Straits Times, pengumuman mengenai pengunduran dirinya sebagai Raja ke-15 disampaikan Datuk Wan Ahmad Dahlan Abdul Aziz, selaku Pengawas Rumah Tangga Kerajaan, pada 6 Januari 2019 malam. Sultan Muhammad V resmi turun takhta pada tanggal tersebut, meskipun masa jabatannya seharusnya berakhir pada 12 Desember 2021. Dia dilantik sebagai Raja pada 24 April 2017 setelah diambil sumpah pada 13 Desember 2016, dan menjadi salah satu pemimpin yang tidak menyelesaikan masa jabatan lima tahun penuh.
"Istana Negara mengumumkan bahwa Seri Paduka Baginda Tuanku meletak jawatan sebagai Yang di-Pertuan Agong XV," demikian pernyataan resmi dari pihak kerajaan pada 6 Januari 2018, yang dikutip dari Bernama.
Yang di-Pertuan Besar Negri Sembilan, Almarhum Tuanku Abdul Rahman, adalah Yang di-Pertuan Agong pertama dari Federasi Malaya yang meninggal saat menjabat pada 1 April 1960, di hari Merdeka. Selanjutnya, Sultan Hisamuddin Alam Shah Al-Haj terpilih sebagai penggantinya pada 14 April 1960, namun meninggal beberapa jam sebelum dilantik sebagai Yang di-Pertuan Agong kedua pada 1 September 1960.
Sultan Salahuddin Abdul Aziz Shah, yang menjadi Yang di-Pertuan Agong ke-11 mulai 26 April 1999, juga meninggal dunia pada 21 November 2001. Spekulasi mengenai pengunduran diri Sultan Muhammad V mulai muncul ketika New Straits Times melaporkan Konferensi Penguasa mengadakan pertemuan rahasia setelah Sultan Nazrin Shah, Wakil Yang di-Pertuan Agong, menyelesaikan tugasnya pada 31 Desember 2018. Sultan Muhammad V sebelumnya mengambil cuti selama dua bulan mulai 2 November untuk menjalani perawatan medis.
Media asing melaporkan pada 24 November bahwa Sultan Muhammad V telah menikah di luar negeri, meski tidak ada pengumuman resmi dari istana terkait hal tersebut. Diketahui bahwa dia menikahi Oksana Voevodina, pemenang kontes kecantikan Miss Moscow 2015, pada 23 November 2018. Pernikahan tersebut menggabungkan tradisi Melayu dan Rusia, berlangsung di Barvikha Concert Hall di Moskow, Rusia, seperti yang dilaporkan oleh media gaya hidup Malaysia, Hype.my.
Mundur Demi Cinta
Pengunduran diri Sultan Muhammad V dari posisi sebagai penguasa Kesultanan Malaysia diduga berkaitan dengan kehidupan pribadinya yang sempat menjadi sorotan publik. Hal ini dimulai ketika muncul berita bahwa ia menikahi seorang ratu kecantikan asal Rusia. Pada November 2019, Sultan Muhammad V dilaporkan menjalani pemeriksaan medis, dan pada waktu yang bersamaan, foto-foto pernikahannya dengan Miss Moscow, Oksana Voevodina, yang berusia 25 tahun, beredar luas.
Pernikahan yang melibatkan pasangan dengan selisih usia 24 tahun ini menjadi viral di media sosial. Beberapa media di Malaysia sempat memberitakan pernikahan tersebut sebelum akhirnya menarik kembali artikel yang telah dipublikasikan. Sementara itu, pihak istana memilih untuk tidak memberikan komentar, dan Perdana Menteri Mahathir Mohamad juga mengaku tidak mengetahui informasi tersebut.
Isu mengenai kemungkinan Sultan Muhammad V turun takhta menghebohkan dunia maya, hingga akhirnya terbukti bukan sekadar rumor.
"Seperti halnya Anda, saya mendengar banyak rumor... Saya tidak menerima surat atau petunjuk resmi soal apapun. Jadi saya tak ingin bicara terkait rumor," ungkap PM Mahathir Mohamad dalam konferensi pers sebelum pengumuman resmi mengenai pengunduran diri Sultan dikeluarkan.
Kemudian, PM Mahathir mengonfirmasi bahwa pemerintah telah menerima pengunduran diri Sultan Muhammad V.
"Hal tersebut sesuai dengan konstitusi," jelasnya pada Senin, 7 Januari 2019, seperti yang dilansir dari situs Channel News Asia.
Hingga saat ini, alasan di balik keputusan raja berusia 49 tahun ini masih belum jelas, apakah ia mengambil langkah tersebut secara sukarela atau terpaksa. Meski belum ada konfirmasi resmi, keputusan Sultan Muhammad V diyakini terkait dengan pernikahannya dengan Oksana Voevodina, terutama mengenai latar belakang perempuan tersebut.
Raja Tanpa Permaisuri
Muhammad V, yang naik takhta sebagai raja Malaysia pada usia 47 tahun, dikenal sebagai sosok flamboyan dan energik. Ia memiliki ketertarikan yang besar terhadap olahraga ekstrem, seperti balapan dan menembak. Lahir sebagai Tengku Muhammad Faris Petra ibni Tengku Ismail Petra pada tahun 1969, ia diangkat menjadi putra mahkota Kerajaan Kelantan ketika berusia 10 tahun. Pada tahun 2010, Sultan Muhammad V mengambil alih jabatan tersebut dari ayahnya yang mengalami disabilitas akibat stroke. Perjalanan menuju singgasana ini tidak lepas dari intrik di dalam Kerajaan Kelantan, di mana ia memecat adik lelakinya, Tengku Muhammad Fakhry Petra, dari Dewan Suksesi Kelantan.
Meski ada konflik internal yang belum sepenuhnya teratasi, pada bulan Oktober 2010, Sultan Muhammad V resmi bergabung dengan Majilis Raja-Raja, yang menunjukkan pengakuan dari rekan-rekannya sesama penguasa Melayu. Seperti yang dilaporkan oleh The Straits Times, ketika diangkat menjadi Raja Malaysia pada tahun 2016, Sultan Muhammad V dinobatkan tanpa permaisuri. Meskipun begitu, ia tidak kesepian di rumahnya, karena ia memelihara berbagai hewan seperti kuda, kucing, ayam, dan burung, yang mencerminkan sisi lembutnya. Ia sebelumnya telah bercerai dari istri pertamanya, Kangsadal Pipitpakdee, yang berasal dari Kerajaan Yamu di Thailand Selatan.
Pada bulan November 2018, Sultan Muhammad V mengambil cuti selama dua bulan dengan alasan menjalani perawatan. Namun, kabar mengenai pernikahannya dengan Miss Moscow 2015, Oksana Voevodina, yang berusia 25 tahun, mulai tersebar di media sosial Malaysia. Menurut laporan dari media Inggris, pernikahan mereka dilaksanakan secara mewah dengan tanpa alkohol, dan semua makanan yang disajikan adalah halal. Oksana dilaporkan telah memeluk Islam sebelum menikahi Sultan Muhammad V dan mengganti namanya menjadi Rihana. Sebelum menjalin hubungan dengan Raja Malaysia, ia dikenal sebagai model di China dan Thailand, serta pernah tampil dalam sebuah reality show televisi yang menampilkan kisah cintanya dengan sesama kontestan.
Namun, munculnya foto-foto Oksana sebagai model dan penampilannya di televisi, dianggap merusak citra Sultan Muhammad V di kalangan Muslim konservatif yang merupakan mayoritas di Kelantan. Berita ini menimbulkan desas-desus yang menyebar luas, dan dikabarkan bahwa raja-raja lainnya tidak setuju dengan penobatan Oksana Voevodina sebagai permaisuri Malaysia. Setelah turun takhta, Sultan Muhammad V berencana kembali ke Kelantan untuk memimpin kerajaan dan rakyatnya di timur laut Semenanjung Malaysia. Di sisi lain, Oksana Voevodina, yang hampir menjadi Permaisuri Malaysia, kemungkinan akan berperan sebagai Raja Perempuan Kelantan, meskipun ia diceraikan oleh Sultan Muhammad V beberapa minggu setelah kelahiran anak pertama mereka.
Monarki Rotasi
Malaysia merupakan satu-satunya negara di dunia yang menerapkan sistem monarki rotasi, yang mulai diterapkan sejak negara tersebut merdeka pada tahun 1957. Dalam sistem ini, sembilan penguasa dari negara bagian bergantian menjabat sebagai kepala negara Malaysia setiap lima tahun.
Meskipun demikian, peran raja di Malaysia lebih bersifat seremonial, dan kekuasaan untuk mengatur negara sepenuhnya berada di tangan parlemen dan perdana menteri. Namun, peran raja tetap dianggap memiliki prestise yang tinggi, terutama di kalangan masyarakat Melayu yang mayoritas beragama Islam.
Mereka memandang raja sebagai simbol kehormatan dalam kehidupan sosial. Bahkan, kritik yang dianggap menghina raja bisa berakibat serius, di mana pelakunya dapat dijatuhi hukuman penjara.