Negara ASEAN Gencar Naturalisasi, Cuma Malaysia yang Alami Kekacauan dan Kesusahan
Dalam beberapa waktu terakhir, banyak negara di Asia Tenggara mengambil langkah strategis dengan melakukan naturalisasi pemain.
Belakangan ini, program naturalisasi pemain menjadi langkah strategis bagi negara-negara di Asia Tenggara. Tidak hanya Indonesia, tetapi juga negara-negara tetangga yang menerapkan kebijakan serupa untuk meningkatkan performa tim nasional mereka. Timnas Indonesia sendiri mendapatkan keuntungan besar dari inisiatif naturalisasi ini. Pemain-pemain yang memiliki keturunan Indonesia dari nenek moyangnya berhasil dirayu untuk bergabung dengan skuad Merah Putih.
Hasilnya sangat memuaskan, dengan pemain-pemain berkualitas seperti Jay Idzes, Maarten Paes, Calvin Verdonk, Nathan Tjoe-A-On, Thom Haye, Ragnar Oratmangoen, dan Rafael Struick yang menjadi andalan tim asuhan Shin Tae-yong. Bersama dengan pemain lokal, mereka berkontribusi dalam perjuangan skuad Garuda untuk bersaing di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Menyaksikan kesuksesan ini, negara-negara tetangga pun mulai mengikuti jejak yang sama. Namun, tidak semua negara dapat melewati tantangan dengan baik. Malaysia, misalnya, menghadapi masalah karena informasi yang tidak akurat dalam mencari pemain-pemain keturunan mereka yang berada di Eropa.
Pertanyaannya, bagaimana upaya negara-negara tetangga dalam mendapatkan pemain-pemain naturalisasi ini?
Panen berkah di Vietnam
Timnas Vietnam tampaknya aktif dalam usaha merekrut pemain naturalisasi. Baru-baru ini, The Golden Star berhasil mendapatkan penyerang asal Brasil, Rafaelson Bezerra Fernandes, yang kini dikenal dengan nama lokal Nguyen Xuan Son. Kehadirannya langsung memberikan kontribusi signifikan di Piala AFF 2024. Terbukti, pemain berusia 27 tahun ini berhasil mencetak lima gol dan memberikan dua assist dalam tiga pertandingan.
Kontribusinya yang luar biasa telah membantu tim asuhan Kim Sang-sik melaju ke final. Catatan ini menunjukkan bahwa Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF) memiliki kejelian dalam memilih pemain naturalisasi yang memiliki potensi besar.
Sebelum kedatangan Rafaelson, Vietnam telah melakukan program naturalisasi pemain secara rutin. Saat ini, satu-satunya pemain yang tersisa dari skuad The Golden Star adalah Filip Nguyen. Kiper yang lahir di Republik Ceko ini sedang dalam proses untuk mendapatkan paspor Vietnam sejak Juli 2019.
Selain nama-nama tersebut, ada beberapa pemain keturunan lain yang juga sedang dipantau untuk memperkuat Timnas Vietnam, seperti Jason Quang Vinh, Kyle Colonna, dan Viktor Le. Dengan langkah-langkah ini, Vietnam menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan kualitas tim melalui naturalisasi pemain yang tepat.
Huru-hara yang terjadi di Malaysia
Malaysia saat ini menjadi pusat perhatian terkait huru-hara yang terjadi dalam proses naturalisasi pemain. Hal ini disebabkan oleh munculnya berbagai akun di media sosial yang mengklaim bahwa sejumlah pemain memiliki keturunan Malaysia. Salah satu akun yang mencuri perhatian adalah @frfuturetalents, yang tampaknya melakukan scouting terhadap pemain-pemain 'warisan' yang berada di Eropa.
Nama-nama yang disebutkan dalam akun tersebut memang memiliki reputasi yang cukup baik, karena mereka bermain di klub-klub elit. Pemain-pemain seperti Josh Brownhill (Burnley FC), Kiernan Dewsbury-Hall (Chelsea FC), dan Tyrhys Dolan (Blackburn Rovers) menjadi sorotan, bersama dengan Marcus Tavernier (AFC Bournemouth), Milan van Ewjik (Coventry City), Zian Flemming (Burnley FC), dan Jamie Shackleton (Sheffield United).
Namun, hingga saat ini, klaim mengenai keturunan Malaysia dari para pemain tersebut belum sepenuhnya terkonfirmasi. Beberapa di antara mereka bahkan telah memberikan bantahan terkait klaim tersebut, menegaskan bahwa mereka tidak memiliki darah Malaysia dari nenek moyang mereka. Di antara pemain yang telah membantah adalah Josh Brownhill, Iggy Houben, dan Isaac Hayden. Situasi seperti ini jelas mengecewakan para penggemar di Negeri Jiran, karena informasi yang tidak akurat dari akun-akun tersebut hanya menambah kebingungan dan harapan yang tidak berdasar.
Aset diaspora Filipina
Filipina sebenarnya memiliki banyak kesamaan dengan Indonesia. Mereka juga memiliki banyak pemain diaspora yang tersebar di berbagai belahan dunia. Hal ini terlihat dari penampilan mereka di Piala AFF 2024. Pada turnamen tersebut, kehadiran pemain-pemain keturunan sangat dominan dalam skuad Timnas Filipina.
Para pemain ini menjadi andalan bagi The Azkals dan membantu tim melaju ke semifinal Piala AFF 2024. Di sektor pertahanan, misalnya, The Azkals diperkuat oleh pemain naturalisasi seperti Kike Linares, Adrian Ugelvik, Paul Tabinas, Santiago Rublico, Michael Kempter, Joshua Merino, Scott Woods, dan Christian Rontini. Selain itu, mereka juga memiliki pemain-pemain lain seperti Zico Bailey, Oskari Kekkonen, Sandro Reyes, Alex Monis, Bjorn Martin Kristensen, Javier Mariona, Nicholas Guimaraes, dan Quincy Kammeraad.
Kekuatan naturalisasi di Thailand
Sebagai tim yang paling kuat di kawasan Asia Tenggara, Timnas Thailand mendapatkan julukan 'Rajanya ASEAN'. Mereka tidak ingin tertinggal dalam menambah kekuatan skuad dengan pemain naturalisasi, seperti yang dilakukan negara-negara tetangga. Dalam persiapan menghadapi Piala AFF 2024, skuad Gajah Perang telah mengandalkan setidaknya enam pemain keturunan. Pemain-pemain tersebut meliputi Jonathan Khemdee, James Beresford, Nicholas Mickelson, William Weidersjo, Ben Davis, dan Patrick Gustavsson.
Kebanyakan dari pemain keturunan ini masih berusia muda, dengan rata-rata usia di bawah 25 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa mereka memiliki potensi untuk menjadi pilar utama dalam skuad Gajah Perang selama beberapa tahun ke depan. Selain itu, Federasi Sepak Bola Thailand (FAT) juga berusaha merekrut satu lagi pemain keturunan yang lahir di Swedia, yaitu Erick Kahl. Pemain berusia 22 tahun ini bermain di Liga Denmark dan sudah mencatatkan 13 caps bersama Timnas Swedia U-21.