Begini Proses Pembentukan Berlian yang Belum Banyak Diketahui Orang
Banyak orang beranggapan bahwa berlian berasal dari batu bara, meskipun teori ini tidak sepenuhnya akurat.
Berlian merupakan jenis intan atau permata yang sering digunakan dalam perhiasan. Selain memiliki keindahan yang menawan, berlian juga dikenal sebagai salah satu batuan terkuat. Meskipun banyak yang percaya bahwa berlian terbentuk dari batu bara, pandangan ini tidak sepenuhnya tepat.
Menurut laman Science Direct, Sabtu (4/1), berlian terbentuk dari kristal karbon yang diproses hingga mengkilap. Namun, penting untuk dicatat bahwa batu bara adalah batuan sedimen yang biasanya terbentuk dalam lapisan horizontal, sedangkan berlian berasal dari pipa vertikal yang diisi dengan batuan beku.
-
Bagaimana berlian terbentuk? Para ilmuwan telah mempelajari proses di balik pembentukan berlian.
-
Bagaimana berlian di Merkurius terbentuk? Tim di balik temuan ini berpendapat, mantel ini bukanlah graphene, seperti dugaan sebelumnya, namun terdiri dari alotrop karbon lain yang jauh lebih berharga: berlian.'Kami menghitungnya, berdasarkan perkiraan tekanan baru pada batas inti mantel, dan mengetahui bahwa Merkurius adalah planet yang kaya karbon, mineral pembawa karbon yang akan terbentuk pada antarmuka antara mantel dan inti adalah berlian dan bukan grafit,' jelas anggota tim Olivier Namur, seorang profesor di KU Leuven kepada Space.com.
-
Bagaimana cara membedakan berlian asli dari berlian palsu dengan kaca? Jika ternyata berlian Anda rusak atau tergores setelah digoreskan ke kaca, maka kemungkinan besar berlian tersebut palsu.
-
Di mana inspirasi untuk menggunakan debu berlian berasal? Para ilmuwan mengambil inspirasi dari letusan Gunung Pinatubo di Filipina yang terjadi pada tahun 1991.
-
Bagaimana baterai berlian bekerja? Baterai berlian ini menghasilkan listrik dari peluruhan radioaktif melalui proses yang dikenal sebagai efek betavoltaik. Proses yang sama seperti cara panel surya mengubah cahaya menjadi listrik.
-
Kenapa berlian asli tidak mengambang di air? Batu intan memiliki kerapatan yang tinggi, sehingga batu ini akan tenggelam jika dimasukkan ke dalam air.
Proses pembentukan berlian terjadi lebih dari 3 miliar tahun yang lalu, ketika berlian terkubur jauh di dalam kerak bumi. Berlian dapat ditemukan pada kedalaman antara 150 hingga 200 kilometer di bawah permukaan bumi, di mana suhu rata-rata mencapai 900 hingga 1.300 derajat Celsius dan tekanan berkisar antara 45 hingga 60 kilobar.
Dalam kondisi panas dan tekanan yang ekstrem, atom karbon mulai mengkristal dan membentuk berlian. Pada saat yang sama, lelehan lamproite dan kimberlite, yang dikenal sebagai magma, terbentuk di mantel atas bumi dan bergerak dengan cepat. Proses ini menyebabkan magma meletus dan membawa batuan yang mengandung berlian ke permukaan bumi.
Magma yang bergerak dengan kecepatan tinggi cenderung mengambil jalur dengan hambatan terendah, sehingga membentuk pipa menuju permukaan. Setelah magma mendingin, ia mengeras dan membentuk kimberlite yang mengendap dalam struktur vertikal yang dikenal sebagai pipa kimberlite.
Pipa kimberlite ini menjadi sumber utama berlian, meskipun hanya sekitar 1 dari 200 pipa kimberlite yang diperkirakan mengandung berlian berkualitas permata. Nama "Kimberlite" sendiri berasal dari kota Kimberley di Afrika Selatan, tempat di mana berlian pertama kali ditemukan dalam jenis batu ini.
Walaupun demikian, terdapat beberapa teori yang diajukan oleh para ahli mengenai pembentukan berlian. Para geolog meyakini bahwa berlian terbentuk di mantel bumi dan dilepaskan ke permukaan melalui letusan vulkanik yang menciptakan pipa kimberlite dan lamproite.
Proses alami pembentukan berlian memerlukan suhu dan tekanan yang sangat tinggi, terjadi pada kedalaman 150 kilometer atau lebih di bawah permukaan, dengan suhu minimum sekitar 1050 derajat Celsius.
Berlian yang terbentuk kemudian dibawa ke permukaan bumi melalui letusan gunung berapi yang berasal dari dalam, yang merobek sebagian mantel bumi dan membawanya ke permukaan dengan cepat.
Teori alternatif menyatakan bahwa berlian terbentuk akibat benturan asteroid yang menimpa bumi. Dalam sejarahnya, bumi telah mengalami serangkaian tumbukan dengan asteroid besar.
Ketika objek luar angkasa tersebut menghantam permukaan bumi, tercipta suhu dan tekanan yang sangat ekstrem. Tabrakan ini menghasilkan ledakan yang memiliki energi setara dengan banyak senjata nuklir, serta suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan permukaan matahari.
Kondisi suhu dan tekanan yang tinggi akibat dampak tersebut cukup untuk memicu pembentukan berlian. Teori ini diperkuat oleh penemuan berlian kecil di beberapa lokasi yang pernah mengalami tumbukan asteroid.
Menurut informasi yang dirilis oleh NASA pada Kamis (2/1), para peneliti telah menemukan sejumlah besar nanodiamond dalam beberapa meteorit. Nanodiamond adalah bentuk berlian yang memiliki diameter beberapa nanometer, atau sepersejuta meter.
Sekitar tiga persen dari karbon yang terdapat dalam meteorit ini ada dalam bentuk nanodiamond. Namun, berlian tersebut terlalu kecil untuk digunakan sebagai perhiasan atau bahan abrasif dalam industri. Selain itu, peneliti dari Smithsonian juga menemukan banyak berlian kecil ketika melakukan pemotongan sampel dari meteorit Allen Hills.
Diperkirakan, berlian yang ada dalam meteorit ini terbentuk di luar angkasa melalui tabrakan dengan kecepatan tinggi, mirip dengan proses pembentukan berlian di bekas asteroid.