Terinspirasi dari Letusan Gunung, Ilmuwan Temukan Cara Agar Bumi Tak Semakin Panas
Para peneliti sedang mengeksplorasi kemungkinan penggunaan debu berlian sebagai alternatif untuk mendinginkan suhu di planet Bumi.
Beberapa ilmuwan baru-baru ini telah melakukan penelitian mendalam mengenai berlian yang dapat mendinginkan bumi. Menurut data dari Copernicus Climate Change Service (C3S), suhu rata-rata global pada tahun 2023 mencatatkan rekor tertinggi yang pernah ada.
Hal ini berakibat pada terjadinya gelombang panas, kekeringan, dan kebakaran hutan yang lebih sering. Selain itu, kondisi ini juga menyebabkan berbagai masalah lingkungan, seperti mencairnya gletser dan meningkatnya suhu lautan.
-
Bagaimana cara meminimalisir dampak bencana gunung meletus? Dengan melakukan pemantauan yang intensif terhadap aktivitas gunung berapi, diperoleh informasi yang akurat mengenai perubahan-perubahan yang terjadi pada gunung berapi tersebut.
-
Bagaimana cara mengatasi pemanasan global? Untuk mengatasi pemanasan global, tentu saja anda harus mengurangi penggunaan gas-gas kimia yang bisa merusak lapisan ozon dan atmosfer seperti gas freon yang ada pada AC atau pendingin udara.
-
Bagaimana gempa bumi memicu letusan? Gempa ini terjadi ketika terjadi pergeseran lempeng tektonik di bawah permukaan bumi. Akibat pergerakan ini, magma yang tersimpan di dalam bumi dapat naik ke permukaan dan menyebabkan gunung meletus.
-
Bagaimana mengurangi gas rumah kaca? Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dengan menginvestasikan dan menggunakan energi terbarukan seperti tenaga surya, tenaga angin, dan hidroenergi.
-
Bagaimana cara tradisi bakar gunung api? Menyusun Batok Kelapa Mengutip dari kanal Liputan6.com dan beberapa sumber lainnya, bakar gunung api ini merupakan sebuah ritual membakar batok kelapa yang sudah tersusun rapi.
-
Apa yang membuat berlian asli tidak panas? Berlian bisa menyebarkan panas dengan cepat. Itulah sebabnya berlian asli tidak akan terasa panas atau hangat saat dipanaskan.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi dampak dari pemanasan global, mulai dari pengurangan emisi karbon hingga penerapan teknologi baru.
Melansir dari laman Earth, Selasa (29/10), tim peneliti yang dipimpin oleh ilmuwan iklim Sandro Vattioni dari ETH Zurich, Swiss, mengemukakan ide inovatif ini. Mereka meneliti potensi debu berlian sebagai solusi untuk mendinginkan planet Bumi.
Debu berlian dapat berfungsi sebagai aerosol. Aerosol adalah partikel kecil yang dapat terdispersi di udara dan memiliki kemampuan untuk memantulkan sinar matahari kembali ke luar angkasa. Dengan memantulkan lebih banyak cahaya matahari, jumlah panas yang diserap oleh bumi dapat berkurang secara signifikan.
Dalam artikel ilmiah yang diterbitkan oleh para ilmuwan di jurnal Geophysical Research Letters, mereka menemukan bahwa penyebaran sekitar lima juta ton debu berlian ke atmosfer setiap tahun dapat menurunkan suhu Bumi hingga 1,6 derajat Celsius. Hasil ini diperoleh melalui penggunaan model iklim tiga dimensi.
Para peneliti membandingkan berbagai jenis aerosol yang dapat digunakan untuk mendinginkan bumi, dan setelah melakukan serangkaian perbandingan, mereka menemukan bahwa debu berlian adalah pilihan yang paling efektif. Hal ini disebabkan oleh kemampuan partikel berlian dalam memantulkan cahaya dan panas dengan efisiensi yang tinggi. Selain itu, partikel-partikel ini dapat bertahan di atmosfer cukup lama tanpa mudah menggumpal.
Namun, para peneliti memperkirakan bahwa proses ini akan memakan waktu yang tidak singkat, yaitu sekitar 45 tahun. Ini berarti bahwa akan dibutuhkan jumlah berlian yang cukup besar untuk mencapai tujuan tersebut. Meskipun demikian, penelitian ini memberikan harapan baru dalam upaya untuk mengatasi perubahan iklim yang semakin mendesak.
Letusan Gunung Pinatubo
Para ilmuwan mengambil inspirasi dari letusan Gunung Pinatubo di Filipina yang terjadi pada tahun 1991. Letusan tersebut diketahui mampu menurunkan suhu Bumi hingga 0,5 derajat Celsius dalam beberapa tahun, disebabkan oleh pelepasan jutaan ton sulfat ke atmosfer.
Partikel-partikel yang dihasilkan dari letusan itu berfungsi untuk memantulkan sinar matahari, sehingga berkontribusi dalam mendinginkan suhu Bumi.
Namun, eksperimen yang menggunakan sulfur dioksida buatan ternyata membawa risiko yang signifikan, seperti terjadinya hujan asam, kerusakan lapisan ozon, dan gangguan pada pola cuaca.
Oleh karena itu, para peneliti memutuskan untuk beralih menggunakan berlian sebagai alternatif. Sifat kimia dari berlian yang lebih stabil dianggap lebih aman, karena tidak akan menyebabkan pembentukan hujan asam yang merugikan.
Sulfur Dioksida
Debu berlian yang bernilai tinggi menjadi salah satu kendala utama dalam mewujudkan teori ini. Selain itu, berlian juga tergolong sumber daya yang tidak terbarukan dan memiliki jumlah yang terbatas. Para peneliti pun mencari alternatif lain selain berlian, salah satunya adalah sulfur dioksida.
Meskipun demikian, sulfur dioksida memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan. Senyawa ini dapat memicu terjadinya hujan asam, merusak lapisan ozon, serta mengganggu pola cuaca yang ada.
Selain itu, sulfur dioksida menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu, yang dapat menyebabkan penangkapan panas dan mengganggu keseimbangan iklim.