Rekaman Video Bukti Kejahatan Pasukan Israel: Menyamar Jadi Paramedis di Dalam Ambulans lalu Tembaki Warga Palestina
Pasukan Israel kedapatan menggunakan kendaraan ambulans hingga menyamar menjadi paramedis demi melancarkan aksinya.
Israel terus melancarkan berbagai serangan militer ke Gaza, Palestina. Berbagai rekaman yang dirilis di media sosial maupun kantor berita internasional pun rasanya menjadi bukti kuat atas kejahatan perang yang dilakukan Israel.
Seperti halnya sebuah rekaman yang belum lama ini beredar luas di media sosial. Pasukan Israel justru menggunakan kendaraan ambulans hingga menyamar menjadi paramedis demi menyerang warga Palestina.
Saat berada di lokasi tujuan, mereka langsung turun dari kendaraan dan mulai menembak warga Palestina dengan keji. Berikut ulasan selengkapnya.
Kejahatan Perang Israel Beredar Luas
Middle East Eye belum lama ini kembali merilis salah satu video rekaman kebrutalan pasukan Israel. Melalui akun Instagram @middleeasteye, sebuah rekaman berdurasi kurang dari 1 menit menunjukkan situasi Tepi Barat yang awalnya cukup kondusif.
Namun selang berapa lama usai sebuah mobil ambulans melintas, kondisi area yang menjadi lokasi dari pengungsian Kamp Balaa pun seketika berubah memanas.
Sejumlah pria bersenjata dengan seragam militer Israel seketika merangsak keluar dari ambulans. Seketika, sejumlah peluru terdengar ditembakkan dari senjata laras panjang pasukan.
Mendengar hal tersebut, sontak warga yang tengah beraktivitas di sekitar area lantas berhamburan saling menyelamatkan diri.
Sekali lagi, Israel membuktikan jika negara berlambang bintang daud itu tengah menjalankan kejahatan perang, alih-alih menaati hukum perang internasional.
"Rekaman keamanan menunjukkan saat pasukan Israel menggunakan ambulans untuk menyusup ke kamp pengungsi Balata di Tepi Barat sebagai bagian dari serangan mematikan. Penggunaan ambulans atau kendaraan transportasi medis lainnya yang memperlihatkan lambang medis untuk melakukan serangan militer diakui secara luas oleh badan-badan internasional sebagai kejahatan perang," demikian dikutip dari keterangan unggahan akun Instagram @middleeasteye.
Tewaskan Warga Sipil
Melansir dari Antara, serangan yang terjadi pada tanggal 19 Desember itu setidaknya telah menewaskan seorang wanita lanjut usia, Halimeh Saleh Awail (80) dan satu orang pria muda bernama Qasi Hamid Sarouji (25) di lokasi
Halimeh dilaporkan Kementerian Kesehatan Palestina wafat akibat luka tembak di bagian dada dan kakinya. Sementara Qasi diketahui tewas tertembak dan mengalami cidera fatal di bagian kepala.
Serangan keji yang tepatnya terjadi di Kamp Balata, timur kota Nablus itu turut dilaporkan Organisasi Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) telah merenggut nyawa pria lansia berusia 65 tahun dan dua pemuda lainnya.
Dilaporkan, ambulans yang dikendarai pasukan Israel itu tak hanya melakukan penyerangan, melainkan juga berusaha mencegat paramedis dan tim penyelamat untuk memberi bantuan ke warga yang tertembak.
Tuai Kecaman Warga Dunia
Rekaman video yang berisi kekejaman pasukan Israel itu langsung membuat warga dunia meradang. Banyak kecaman hingga komentar bernada kritikan yang ditujukan kepada Israel hingga Pengadilan Kriminal Internasional.
"Mereka mengklaim bahwa Hamas menggunakan taktik semacam ini... Tapi seperti yang Anda lihat, yang terjadi justru sebaliknya," tulis akun @fotobyboularbah
"@internationalcriminalcourt - berapa lama lagi dunia akan berdiam diri sementara Israel terus melakukan genosida dan kejahatan perang tanpa mendapat hukuman?" tulis akun @lebslmg
"Sulit dipercaya. Dimanakah Pengadilan Kriminal Internasional?" tulis akun @j.hadid___
"Kejahatan perang lainnya dalam rekaman," tulis akun @k1llacourt
"Israel tidak pernah membiarkan hal kecil seperti kejahatan perang menghalangi terjadinya genosida," tulis akun @_sixteen_hours_
Israel Dituduh Lakukan Genosida di Gaza
Sebelumnya, pasukan militer Israel dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Palestina setidaknya telah menewaskan lebih dari 1.150 petugas medis. Selain itu, Israel turut menahan 300 orang di Gaza.
Pasukan Israel bahkan disebut telah mencegah masuknya pasokan peralatan medis, obat-obatan bagi warga Palestina, tenaga kesehatan, dan banyak ahli bedah ke lokasi konflik.
Genosida Israel di Gaza sejak Oktober 2023 hingga kini telah menewaskan lebih dari 45 ribu warga Palestina. Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari setengah korban tewas tersebut ialah kaum wanita dan anak-anak.
Namun, Hamas sendiri justru yang ditetapkan sebagai kelompok teror oleh Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa, dan negara lainnya. Sementara Israel dibela oleh mereka dengan dalih mempertahankan diri.
Israel juga dituduh telah melakukan genosida alias pemusnahan suatu bangsa secara besar-besaran. Kecaman internasional pun kian meluas.
Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada Kamis (21/11) lalu bahkan telah mengeluarkan surat perintah untuk menahan Netanyahu hingga eks Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas nama kejahatan perang hingga kemanusiaan di Gaza.