Sosok Sanggramawijaya Tunggadewi, Putri Mahkota Kerajaan Medang Kahuripan yang Memilih Jadi Pertapa dan Tak Menikah
Putri mahkota Kerajaan Medang Kahuripan memilih meninggalkan kemewahan duniawi demi tujuan mulia.
Ia meninggalkan kemewahan duniawi demi tujuan besar.
Sosok Sanggramawijaya Tunggadewi, Putri Mahkota Kerajaan Medang Kahuripan yang Memilih Jadi Pertapa dan Tak Menikah
Putri Sulung Raja
Sanggramawijaya Tunggadewi merupakan putri sulung Raja Airlangga. Ia punya dua adik laki-laki yang kelak terlibat perang saudara. Sebagai putri mahkota, Sanggramawijaya justru meninggalkan kerajaan dan melepas semua privilese yang ia miliki.
-
Kenapa Sendang Geulis Kahuripan dijuluki "Kahuripan"? Dengan demikian, Sendang Geulis Kahuripan dapat diartikan sebagai 'kolam di pegunungan yang berasal dari mata air dengan pemandangan yang cantik dan mampu memberi kehidupan bagi orang di sekitarnya'.
-
Dimana Sendang Geulis Kahuripan berada? Terletak di antara Desa Wangun Jaya dan Desa Ganjarsari, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, sendang ini konon kabarnya memiliki khasiat.
-
Bagaimana kehidupan Kurnia Meiga setelah pernikahan? Mereka telah hidup harmonis selama 11 tahun pernikahan.
-
Dimana Kurnia Meiga tinggal? Nyaris Tak Tersorot, Ini penampakan Rumah Kurnia Meiga yang Sangat Sederhana Pintu Biru Ternyata, rumah Kurnia Meiga berada di sebelah toko kelontong dengan pintu yang dilapisi warna biru, mirip dengan rumah tetangganya.
-
Kenapa Tengku Dewi Putri babymoon tanpa suami? Perjalanan babymoon ini dilakukan Tengku Dewi di tengah masalah perselingkuhan yang dilakukan oleh sang suami. Ia pun menegaskan bahwa tidak akan memaafkan perzinahan yang telah dilakukan oleh aktor tampan itu.
-
Mengapa Susi Pudjiastuti tidak menjadikan Pulau Susi sebagai pulau pribadi? Susi merasa itu bukan pulau pribadinya. Untuk itu, dia tidak mengkomersilkam pulau tersebut.
Jadi Pertapa
Pewaris takhta Kahuripan itu memilih mengundurkan diri dari kerajaan. Meninggalkan kemewahan hidup di istana, sang putri mahkota menjadi pertapa di tempat yang sunyi.
Ia memilih tempat bertapa di Goa Selomangleng yang berada di kaki Gunung Klotok. Suasana di sana sangat sunyi dan cocok bagi misi pertapaan Sanggramawijaya Tunggadewi. Di sana, ia menghabiskan waktu bertapa mendekatkan diri kepada Sang Hyang Widhi.
Dewi Kilisuci
Setelah selesai bertapa, ia diberi gelar Dewi Kilisuci yang artinya pertapa yang bersih atau suci. Ia rela mengorbankan segala kemewahan duniawi, takhta kerajaan, dan kekayaan.
Lebih memilih hidup jadi pertapa untuk melindungi masyarakat Kediri dari bahaya.
Legenda Gunung Kelud
Konon, dulu saat dilamar Lembu Suro, Dewi Kilisuci meminta sang pangeran membuat sumur di lereng Kelud. Setelah sumur selesai dibuat, Dewi Kilisuci meminta Lembu Suro masuk ke dalam sumur untuk mengecek kedalamannya. Saat Lembu Suro berada di dalam sumur, Dewi Kilisuci memerintahkan para prajuritnya untuk menimbun sumur tersebut dengan bebatuan sehingga terciptalah Gunung Kelud.
Sikap Dewi Kilisuci membuat Lembu Sura marah. Ia mengutuk Kediri, Blitar, dan Tulungagung. Guna menghindari kutukan Lembu Sura, masyarakat Kediri rutin menyelenggarakan selamatan, yaitu Larung Sesaji yang dilaksanakan setiap tanggal 1 Sura.
(Foto: Instagram @drg.dentadio)
Tak Menikah
Hingga akhir hayatnya, Sanggramawijaya Tunggadewi memilih hidup sendiri dan tak menikah. Mengutip digilib.isi.ac.id, ia juga tak mengalami menstruasi seperti perempuan pada umumnya.
Kepribadian Dewi Kilisuci
Dewi Kilisuci dikenal sebagai sosok yang rendah hati, serta tidak mengharapkan harta dan takhta. Ia dianggap suci karena perbuatan dan perilaku positif.