Sosok Sanggramawijaya Tunggadewi, Putri Mahkota Kerajaan Medang Kahuripan yang Memilih Jadi Pertapa dan Tak Menikah
Putri mahkota Kerajaan Medang Kahuripan memilih meninggalkan kemewahan duniawi demi tujuan mulia.
istana kerajaanIa meninggalkan kemewahan duniawi demi tujuan besar.
Sosok Sanggramawijaya Tunggadewi, Putri Mahkota Kerajaan Medang Kahuripan yang Memilih Jadi Pertapa dan Tak Menikah
Putri Sulung Raja
Sanggramawijaya Tunggadewi merupakan putri sulung Raja Airlangga. Ia punya dua adik laki-laki yang kelak terlibat perang saudara. Sebagai putri mahkota, Sanggramawijaya justru meninggalkan kerajaan dan melepas semua privilese yang ia miliki.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan KEK Singhasari diresmikan? KEK Singhasari berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, wilayah ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus sejak 27 September 2019.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Apa yang dilakukan oleh KWT Srikandi di Kelurahan Nusa Jaya? Para anggota KWT Srikandi di RT 02, RW 08 ini berhasil membudidayakan sejumlah jenis sayuran yang mudah diolah.
Jadi Pertapa
Pewaris takhta Kahuripan itu memilih mengundurkan diri dari kerajaan. Meninggalkan kemewahan hidup di istana, sang putri mahkota menjadi pertapa di tempat yang sunyi.
Ia memilih tempat bertapa di Goa Selomangleng yang berada di kaki Gunung Klotok. Suasana di sana sangat sunyi dan cocok bagi misi pertapaan Sanggramawijaya Tunggadewi. Di sana, ia menghabiskan waktu bertapa mendekatkan diri kepada Sang Hyang Widhi.
Dewi Kilisuci
Setelah selesai bertapa, ia diberi gelar Dewi Kilisuci yang artinya pertapa yang bersih atau suci. Ia rela mengorbankan segala kemewahan duniawi, takhta kerajaan, dan kekayaan.
Lebih memilih hidup jadi pertapa untuk melindungi masyarakat Kediri dari bahaya.
Legenda Gunung Kelud
Konon, dulu saat dilamar Lembu Suro, Dewi Kilisuci meminta sang pangeran membuat sumur di lereng Kelud. Setelah sumur selesai dibuat, Dewi Kilisuci meminta Lembu Suro masuk ke dalam sumur untuk mengecek kedalamannya. Saat Lembu Suro berada di dalam sumur, Dewi Kilisuci memerintahkan para prajuritnya untuk menimbun sumur tersebut dengan bebatuan sehingga terciptalah Gunung Kelud.
- Berseragam Loreng, Begini Gagahnya Letjen TNI Menantu Jenderal Kopassus Nyangkul di Kebun
- 'Runkad' Bikin Suasana Istana 'Pecah', Jokowi, Jenderal TNI-Polri, Menko Luhut Hingga Pasukan Upacara Asyik Goyang
- Ingin Cepat Diberi Keturunan, Begini Potret Kedekatan Angga Wijaya dengan 2 Putri Sambungnya
- Momen Pangkostrad Letjen Maruli Potong Kue Saat Rayakan Ultah Pensiunan Jenderal Darah Kopassus
- Mencicipi Manisnya Kue Bongko, Menu Takjil Andalan Masyarakat Minang yang Sudah Mulai Terlupakan
- Ini Sosok yang Ditemui Guru Honorer & Perbincangan Terakhirnya Sebelum Tewas Gantung Diri di Flyover Cimindi
Sikap Dewi Kilisuci membuat Lembu Sura marah. Ia mengutuk Kediri, Blitar, dan Tulungagung. Guna menghindari kutukan Lembu Sura, masyarakat Kediri rutin menyelenggarakan selamatan, yaitu Larung Sesaji yang dilaksanakan setiap tanggal 1 Sura.
(Foto: Instagram @drg.dentadio)
Tak Menikah
Hingga akhir hayatnya, Sanggramawijaya Tunggadewi memilih hidup sendiri dan tak menikah. Mengutip digilib.isi.ac.id, ia juga tak mengalami menstruasi seperti perempuan pada umumnya.
Kepribadian Dewi Kilisuci
Dewi Kilisuci dikenal sebagai sosok yang rendah hati, serta tidak mengharapkan harta dan takhta. Ia dianggap suci karena perbuatan dan perilaku positif.