Tak Harus di Jalan Raya, di Pelosok Pun UMKM Jogja Bisa Laris Manis
Merdeka.com - Sebagai kota pelajar dan kota pariwisata, Yogyakarta memiliki sekitar 17 persen Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM) dari total jumlah penduduk. Mereka ini tersebar di seantero Yogyakarta dengan berbagai jenis usaha.
Uniknya, UMKM-UMKM tersebut tidak harus berada di jalan raya untuk bisa laris manis dan dikenal luas masyarakat. Ternyata, justru banyak konsumen yang mempopulerkan UMKM-UMKM tersebut melalui media sosial yang mereka miliki.
"Saya belajar banyak dari Jogja. Rumah makan yang ramai tidak harus melulu ada di pinggir jalan. Di pelosok-pelosok pun bisa ramai meskipun pelaku UMKM-nya sudah sepuh," kata Pimpinan Cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cik Ditoro Yogyakarta, Dwi Wahyu Kurniawan belum lama ini.
-
Dimana UMKM beroperasi? UMKM meliputi berbagai sektor ekonomi, termasuk kuliner, fashion, otomotif, dan jasa lainnya.
-
Mengapa Sendangmulyo punya banyak UMKM kuliner? Dilansir dari kanal YouTube Semarang Pemkot, kelurahan Sendangmulyo juga punya banyak UMKM yang dijalankan oleh warga, terutama UMKM kuliner yang biasanya dijajakan dalam acara pasar tumpah dan pasar pagi.
-
Bagaimana Rumah BUMN Yogyakarta membantu UMKM? Sesuai dengan tujuannya, RuBY hadir untuk mendampingi dan mendorong para pelaku UMKM dalam menjawab tantangan utama pengembangan usaha dalam hal peningkatan kompetensi, peningkatkan akses pemasaran dan kemudahan akses permodalan di Kota Yogyakarta.
-
UMKM BRI di Yogyakarta berlokasi? Ketiganya menjalankan usaha di Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
-
BRI mendukung UMKM di Yogyakarta? 'Kami memandang bahwasanya ini memang bagus, artinya BRI bisa mensupport ketika nanti terdapat program demikian dari UMKM. Selama ini, kami kan juga ada yang namanya tanam pohon yakni BRI Menanam yang memberikan bibit-bibit pohon ke binaan kami,'kata Kepala BRI Unit Nglipar, Ari Wibowo.
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
Menurut Dwi, meskipun banyak pelaku UMKM di Jogja adalah millenial, tapi masih banyak yang belum melek teknologi, khususnya pelaku usaha generasi tua. Dengan adanya promosi di sosial media oleh para konsumen, pelaku usaha yang gagap teknologi (gaptek) ini pun lumayan terbantu.
"UMKM di Jogja pada umunya terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi. Walaupun banyak pelaku UMKM millenial, tapi masih banyak sekali pelaku UMKM memang generasi sebelumnya (tua) sehingga pemanfaatan teknologi digital belum optimal dan masih terkendala," imbuhnya.
©2023 Merdeka.comBanyaknya UMKM di Yogyakarta ini tentunya memiliki peran yang sangat signifikan bagi perputaran roda perekonomian di kota pelajar tersebut.
"Lebih dari 17 persen warga di Jogja pelaku UMKM. Artinya ada 17 persen usaha informal mendukung GDP (gross domestic product), ini terutama akan menggerakkan sektor ekonomi," Dwi menambahkan.
Dwi memaparkan, saat Covid-19 melanda Indonesia dan seluruh dunia, pergerakan di masyarakat hampir tidak ada. Tidak ada tatap muka, sehingga perputaran roda perekonomian hampir terhenti.
"Akhirnya pemerintah menggelontorkan bantuan, BPUM (Bantuan Produktif Usaha Mikro), tujuannya diberikan kepada UMKM untuk tambahan modal agar perekonomian berputar lagi, karena selama covid mereka nggak punya modal, habis untuk konsumsi," ungkap Dwi.
"Ada lagi namanya BSU (Bantuan Subsidi Upah), ini diberikan kepada pegawai yang gajinya UMR. Ini hibah cuma-cuma diberikan kepada pekerja dengan kategori mereka yang gajinya UMR. Tujuannya supaya individu dan keluarga-keluarga kecil ini bisa punya daya beli lagi, bisa berbelanja, sehingga ekonomi berputar. Harapannya demikian," imbuhnya.
Dengan memberikan bantuan kepada UMKM di Jogja yang jumlahnya 17 persen dari total penduduk Jogja, dan memberikan BSO kepada pegawai yang gajinya UMR, harapannya bisa membuat roda perekenomian khususnya di Jogja bisa berputar.
"Dengan adanya 17 persen UMKM ada di Jogja harapannya ada pasar yang bisa ter-create sehingga terjadi jual beli/transaksi di sini terjadi dan ekonomi kembali berputar," ujar Dwi.
UMKM Sebagai Pahlawan
Dalam kesempatan yang sama, Dwi juga mengungkapkan bahwa para pelaku UMKM sebagai pahlawan negara, yaitu pahlawan agent of development. Para UMKM ini berperan penting sebagai penopang perekonomian negara saat dunia menghadapi krisis.
Dwi bercerita, pada krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2004, dunia sangat terpukul dengan adanya krisis keuangan global. Tapi ternyata krisis tersebut tidak begitu dirasakan di Indonesia lantaran sebagaian besar pelaku ekonomi di Indonesia adalah UMKM. Beda dengan negara-negara maju yang sebagian besar pelaku ekonominya adalah para korporasi.
"Bapak dan ibu tidak merasakan di Indonesia saat krisis 2004 lalu. Hampir 70 persen ekonomi di Indonesia ditopang oleh bapak ibu (pelaku UMKM)," kata Dwi.
Saat krisis ekonomi tahun 1997 silam, Dwi juga mengungkapkan bahwa sektor UMKM-lah yang masih bisa bertahan meski mengalami tarpaan yang dahsyat.
©2023 Merdeka.com
Saat covid 19, lanjut Dwi, perekonomian Indonesia juga sangat merasakan dampaknya. Tidak adanya pertemuan tatap muka lantaran masyarakat dilarang keluar rumah, sehingga menyebabkan terganggunya perputaran ekonomi.
"Kita tidak boleh keluar rumah, kita bisa berproduksi tapi terhambat. Dengan tidak adanya interaksi membuat pelaku UMKM terganggu," ujarnya.
Untuk mengurangi dampak akibat covid tersebut, lanjut Dwi, BRI melakukan restrukturisasi kepada para krediturnya. "Nasabah kami 80 persen lebih kan UMKM. kami melakukan restrukturisasi. Sementara dana mereka untuk living cost dulu, untuk dapur dulu."
Salurkan Kredit
Seperti diketahui, BRI saat ini merupakan bank BUMN yang paling konsen dengan UMKM. Dengan jumlah cabang dan unit yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia, menjadikan BRI sebagai bank yang paling bisa menjangkau rakyat kecil. Penyaluran kredit kepada masyarakat melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) pun jadi semakin mudah.
"Pada prinsipnya KUR bisa secara perorangan dan bisa juga kelompok dengan mekanisme kemitraan dan bisa kelompok kecil dan kelompok besar. Tapi saat ini yang jamak dilakukan masyarakat adalah yang perorangan/indovidu," kata Dwi.
Adapun jumlah pinjaman yang diberikan kepada individu pelaku UMKM menurut Dwi dibagi dalam dua kategori, yaitu KUR mikro dan KUR kecil. "KUR mikro pinjamannya sampai Rp200 juta, sedangkan KUR kecil mulai Rp200-500 juta.
©2023 Merdeka.com
Cara melakukan pinjaman pun cukup mudah. Untuk pinjaman maksimal Rp200 juta, lanjut Dwi, para pelaku UMKM tidak perlu memberikan jaminan. Sementara jaminan hanya diperutukkan bagi pelaku UMKM yang meminjam antara Rp200-500 juta.
"Di BRI mikro kami berikan sektornya di BRI unit. Di sana tidak ada jaminan. Kalau pinjamannya di atas Rp200 juta baru ada jamninan," ungkap Dwi
Apa saja kriteria UMKM agar bisa lolos mendapatkan pinjaman dari BRI? Menurut Dwi, tergantung kapasitas pembayaran mereka. "Tergantung kapasitas pembayaran dari nasabah. Kalau mereka cukup di angsuran Rp2 juta akan menghasilkan plafon sekian. Kalau kapasitas pembayarannya berkembang, pasti akan nambah juga plafonnya," pungkas Dwi. (mdk/paw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Geri telah berjualan cendol durian di Jl. Blora Sudirman sejak bulan Maret 2023.
Baca SelengkapnyaMayoritas warga di sana merantau dan berhasil memperoleh kesuksesan di tanah rantau
Baca SelengkapnyaSop Ayam Mbok Susah cukup terkenal. Apalagi harganya terkenal murah meriah. Hanya saja lokasinya sangat tersembunyi di antara padatnya permukiman penduduk.
Baca SelengkapnyaWarung ini masuk daftar teratas wisata kuliner khas Banyuwangi
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan kisah unik mahasiswa yang makan di warung Kopi Klotok saat masih kuliah, bayarnya ketika sudah lulus.
Baca SelengkapnyaBegini sisi lain gunung sampah Bantar Gebang yang mampu membuat terkejut dan heran.
Baca Selengkapnya