Menginspirasi, Tiga UMKM BRI di Yogyakarta Ini Bawa Misi Selamatkan Lingkungan
Para pelaku UMKM BRI Yogyakarta ini menebarkan kelezatan serta kebaikan dari produknya bagi lingkungan sekitar.
Para pelaku UMKM BRI Yogyakarta ini menebarkan kelezatan serta kebaikan dari produknya bagi lingkungan sekitar.
Menginspirasi, Tiga UMKM BRI di Yogyakarta Ini Bawa Misi Selamatkan Lingkungan
Kelompok Tani Hutan Madu Sari (KTH) Madu Lanceng, Kripik Pisang Bananania, dan Tempe Organik Attempe merupakan tiga UMKM binaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang menaruh kepedulian terhadap kondisi lingkungan.
Ketiganya menjalankan usaha di Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Uniknya UMKM ini tak sekadar mencari profit, karena turut menyisipkan misi penyelamatan lingkungan melalui sistem produksi minim sampah (zero waste) serta penghijauan pekarangan agar kehidupan hayati bisa terus terjaga.
-
Dimana BRI akan berdayakan UMKM? ada acara ini juga diumumkan dua provinsi yang akan mendapatkan program pemberdayaan khusus untuk perempuan pengusaha yakni Lampung dan Jawa Barat.
-
Apa yang dilakukan BRI untuk UMKM binaannya? Dukungan inilah yang berusaha diberikan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Sebagai bank yang fokus di segmen UMKM, BRI menorehkan prestasi membanggakan. 2 UMKM binaannya berhasil unjuk gigi di Pameran Dagang Internasional bergengsi, New York (NY) Now Summer Market 2023 yang diselenggarakan pada 13 – 16 Agustus 2023 lalu di Jacob K. Javits Convention Center, New York, Amerika Serikat.
-
Apa yang BRI dukung untuk UMKM? BRI terus memberikan dukungan bagi UMKM binaannya. Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan ekspor Indonesia dimana Amerika Serikat menjadi salah satu negara tujuan ekspor utama.
-
Apa itu program BRI Fellowship Journalism 2024? Desa BRIlian merupakan bentuk apresiasi BRI bagi desa-desa yang aktif bergerak memajukan desanya. Desa-desa yang tergabung dalam program Desa BRIlian diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi kemajuan desa yang dapat direplikasi ke desa-desa lainnya.
-
BRI membantu UMKM bagaimana? BRI ingin memberdayakan dan menaikkelaskan UMKM melalui berbagai inovasi, di antaranya melalui UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR sebagai program yang sudah dihadirkan BRI sejak 2019.
-
Siapa yang dukung UMKM di BRI? Di lain pihak, Supari, Direktur Bisnis Mikro BRI mengatakan BRI selalu memberikan dukungan permodalan bagi pelaku UMKM dan memberikan pendampingan kepada nasabah dalam pengembangan usahanya melalui Program Klasterkuhidupku.
Salah satu pelaku UMKM, Sugeng Apriyanto yang merupakan pengelola sekaligus Ketua Kelompok Tani Hutan Madu Sari (KTH) mengatakan jika kegiatan budidaya madu lanceng ini dibarengi dengan gerakan penanaman pohon agar hayati di wilayahnya tetap terjaga.
“Anggota kelompok yang budidaya madu lanceng ini secara tidak langsung itu ada dampaknya. Dampak ekonominya maupun dampak ke lingkungannya,” kata Sugeng kepada Merdeka.com, belum lama ini.
Sisipkan Upaya Penghijauan
Tak hanya sendiri. Sugeng juga merangkul warga setempat yang tergabung ke dalam KTH untuk ikut serta dalam gerakan penanaman di rumah masing-masing.
Menurutnya, dengan melakukan budidaya madu lanceng secara tak langsung warga di wilayahnya ikut melakukan penghijauan.
Ini karena lebah Trigona sebagai media penghasil madu hanya bisa hidup di lingkungan yang dipenuhi tanaman dan bunga.
“Secara tidak langsung juga kan tercipta gerakan penghijauan. Jadi warga akan menanam tanaman untuk pakan lebah Trigona seperti pohon kelapa, pohon kaliandra, pohon talok (kersen), pohon palem, angsana sampai air mata pengantin,” katanya lagi.
Budidaya Madu Lanceng bisa Mencegah Kerusakan Alam
Lebah Trigona kemudian menjadi penjaga keseimbangan ekosistem alam.
Jika madu yang dihasilkan banyak, tandanya kualitas lingkungan di sana baik. Tetapi jika kuantitas madu turun, berarti jumlah Trigona berkurang karena tidak adanya tanaman dan pohon sebagai bahan makanan di alam.
Dari sanalah, ia bersama KTH giat melakukan penanaman pohon dan bunga, walau sekadar di halaman rumah.
“Kalau lebah itu sampai nggak ada, ini sudah bertanda kiamat empat tahun yang akan datang. Mereka (lebah) tidak mendapat makanan dari tanaman pohon yang juga dibutuhkan manusia” tegas Sugeng.
Menjual Produk Madu Lanceng
Saat ini Sugeng bersama KTH Madu Sari menjual madu lanceng dalam kemasan botol. Untuk harganya mulai dari Rp100 ribu per botol plastik sampai Rp200 an ribu dalam botol kaca besar.
Selain itu, Sugeng juga membuka paket agrowisata madu di rumah produksinya. Warga bisa melihat dan belajar secara langsung proses produksi madu lanceng yang dilakukan di dalam kendi berukuran sedang.
“Dalam praktiknya ada makanan ringan, minuman selamat datang, prakik budidaya selama tiga jam dan akan mendapat sertifikat,“ tambah Sugeng.
Langkah Sugeng kemudian didukung oleh BRI karena dirasa sesuai dengan visi misi BRI yang juga membawa konsep ramah lingkungan melalui program-programnya.
“Kami memandang bahwasanya ini memang bagus, artinya BRI bisa mensupport ketika nanti terdapat program demikian dari UMKM. Selama ini, kami kan juga ada yang namanya tanam pohon yakni BRI Menanam yang memberikan bibit-bibit pohon ke binaan kami,”kata Kepala BRI Unit Nglipar, Ari Wibowo.
Bananania Kenalkan Bungkus Ramah Lingkungan
Bananania menjadi UMKM BRI berikutnya yang turut membawa misi krisis iklim. Sang owner, Sofyani Mirah berusaha semaksimal mungkin untuk tidak menimbulkan sampah dari produknya.
Perempuan yang karib disapa Sofy ini mengatakan bahwa bungkus dari produknya bisa kembali dimanfaatkan, sehingga meminimalisir penumpukan sampah.
“Ini kami menggunakan kemasan alumunium foil yang bisa kembali digunakan setelah isi keripik pisangnya habis,” kata dia.
Ajak Konsumen Tanam Pohon
Bungkus Bananaia sendiri menggunakan alumunium foil, dengan bentuk yang fleksibel dan rapat. Ini bisa difungsikan sebagai polybag untuk menanam bibit tanaman.
Ketika bekas bungkus keripik pisangnya termanfaatkan, sudah pasti tidak meninggalkan sisa sampah.
“Ini bisa dilihat dari kemasan kami yang bisa difungsikan sebagai polybag,” kata dia.
Bananania memiliki sejumlah produk makanan berbahan utama pisang seperti keripik pisang aneka rasa, sport bar, cookies, granola, tepung pisang, mpasi sampai pisang goeng frozen siap olah.
Tak sekadar berinovasi dengan olahan pisang, produknya bahkan juga terjual hingga luar negeri karena dibantu oleh BRI.
“Peran BRI sebagai perusahaan BUMN tidak terbatas pada fungsi financial intermediary semata namun juga memiliki fungsi dalam pemberdayaan (empowerment) bagi UMKM sehingga dapat menjadi penggerak ekonomi nasional,” kata Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto, mengutip laman resmi BRI.
Attempe dan Upaya Produksi Tempe yang Zero Waste
Terakhir, Attempe menjadi UMKM asal Sleman yang bekerja sama dengan BRI dan menerapkan pola produksi zero waste.
Sang pemilik Nurhayati Nirmalasari mengatakan jika dirinya membuat berbagai turunan kedelai menjadi olahan makanan yang sehat seperti tempe non GMO, keripik tempe yang digoreng dengan minyak kelapa, tempe instan dan cookies tempe yang sehat.
Dirinya juga mengurangi penggunaan air selama proses pembuatan tempe sehat miliknya.
“Proses membuat tempe yang dilakukan sebisa mungkin harus efisien dan hemat air,” katanya
Mencegah Limbah Terbuang
Dalam produksinya, ia mencoba meminimalisir terbuangnya limbah kulit kedelai yang bisa menimbulkan bau. Limbah-limbah itu kemudian ia jadikan pupuk organik untuk tanaman kedelainya.
“Karena pupuk yang digunakan dari bahan kedelai sendiri, limbah-limbah tempe, jadi kita di sini itu zero waste ya, karena kita sedikit memakai air. Lalu kulit kedelainya jadi pakan ternak,” kata dia
Produk dari Attempe.
BRI turut membantu eksistensi Attempe dalam pelatihan manajemen yang membantu penjualan produk dari Attempe.
“Saya kenal BRI waktu ikut BRILian Preneur, waktu itu produknya dipamerkan. Lalu saya juga berkesempatan menjadi FIL atau Figur Inspirasi Lokal untuk sertifikasi BNSP untuk mendampingi UMKM,” katanya