Waktu Pelaksanaan Lempar Jumrah dalam Ibadah Haji, Pahami Aturannya
Merdeka.com - Lempar jumrah adalah salah satu ritual yang dilakukan umat muslim saat melaksanakan ibadah haji. Ini adalah kegiatan melempar batu pada tiga tiang yang melambangkan setan atau godaan nafsu yang buruk. Kegiatan lempar jumrah ini pun termasuk salah satu rukun yang wajib dilakukan saat ibadah haji.
Dalam kegiatan ini, biasanya jemaah haji akan melempar batu kerikil sebagai simbol penolakan atas segala godaan setan yang menghalangi manusia berbuat baik. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi bentuk pengorbanan diri seorang hamba dalam mengikuti perintah dan kehendak Allah.
Saat hendak melakukan kegiatan ini, jemaah haji perlu memperhatikan waktu pelaksanaan lempar jumrah yang tepat sesuai yang dianjurkan dalam Islam. Umumnya, lempar jumrah baik dilakukan pada tanggal 10 Zulhijah. Selain itu, lempar jumrah juga baik dilakukan pada tiga hari tasyrik.
-
Apa yang dimaksud dengan melempar jumrah? Melempar jumrah ialah sebuah tindakan melempar tujuh kerikil ke setiap jumrah menggunakan tangan kanan.
-
Bagaimana cara melempar jumrah? Melempar dimulai dengan melempar kerikil di Jumrah Aqabah, kemudian diikuti oleh Jumrah Wustha, dan diakhiri dengan Jumrah Ula.
-
Mengapa umat Islam melempar jumrah? Melempar jumrah merupakan peringatan atas tindakan Nabi Ibrahim dalam melawan godaan setan dan menunjukkan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
-
Kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan ibadah haji? Miqot zamani, artinya haji dilakukan di waktu tertentu (pada bulan-bulan haji), tidak di waktu lainnya.
-
Kapan waktu pelaksanaan haji? Pelaksanaan ibadah haji dilakukan setiap satu tahun sekali dan selalu memiliki jumlah jemaah yang banyak dan berasal dari seluruh penjuru dunia. Setiap tahun, Haji dilaksanakan dalam periode lima hari, mulai dari tanggal 8 dan berakhir di 12 Zulhijjah.
-
Kapan waktu terbaik untuk mengerjakan sholat hajat? Waktu yang paling baik untuk mengerjakan sholat hajat adalah pada malam hari, terutama pada sepertiga terakhir malam.
Meski begitu, waktu pelaksanaan lempar jumrah di dua jenis hari ini berbeda. Terdapat syarat tertentu yang perlu Anda perhatikan agar kegiatan lempar jumrah sah sesuai dengan aturan Islam. Selain itu, Anda juga perlu mengetahui berbagai tata cara melakukan lempar jumrah dalam manasik haji dengan benar.
Dari berbagai sumber, berikut kami merangkum penjelasan waktu pelaksanaan lempar jumrah dalam ritual haji dan keutamaannya, penting untuk disimak.
Waktu Pelaksanaan Lempar Jumrah dalam Haji
Seperti dijelaskan, lempar jumrah adalah salah satu ritual yang dilakukan dalam ibadah haji. Ini adalah kegiatan melempar batu kerikik ke tiga tiang batu yang menjadi simbol godaan dan keburukan setan. Pada saat ini, seluruh jemaah haji berkumpul di satu tempat yang sama, yaitu Arafah, Musdalifah, dan Mina untuk melakukan lempar jumrah.
Secara umum, kegiatan lempar jumrah dilakukan pada tanggal 10 Zulhijah (hari nahr) atau tiga hari tasyrik. Meski begitu, dari dua jenis hari ini terdapat perbedaan waktu pelaksanaan lempar jumrah yang perlu Anda perhatikan.
Waktu melempar jumrah pada tanggal 10 Zulhijah dilakukan setelah terbit matahari, sedangkan pada tiga hari tasyrik lempar jumrah dilakukan setelah tergelincir matahari. Hal ini pun dijelaskan Rasulullah dalam sebuah hadist riwayat:
“Jabir berkata: “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melontar satu jumrah saja (jumrah aqabah) pada waktu duha hari Nahar. Dan sesudah itu hari-hari berikutnya (tanggal 11 s.d. 13 Zulhijah) beliau melempar (3 jumrah) setelah tergelincir matahari.”” (H.R. Muslim)
Itu adalah aturan waktu fadhilah atau waktu yang paling utama untuk melakukan lempar jumrah saat ibadah haji. Dengan begitu, penting bagi jemaah haji untuk memperhatikan waktu pelaksanaan lempar jumrah yang tepat agar sah sesuai dengan aturan dalam Islam.
Tata Cara Lempar Jumrah
Setelah mengetahui waktu pelaksanaan lempar jumrah dalam ibadah haji, berikutnya akan dijelaskan bagaimana tata cara lempar jumrah saat ibadah haji.
Pertama, lempar jumrah dilakukan dengan mengumpulkan sebanyak 49 atau 70 kerikil di tanah Muzdalifah. Kemudian kerikil yang telah dikumpulkan, dilemparkan ke tiga pilar batu yang ada di Mina. Melempar batu kerikil ini sebagai simbol penolakan akan godaan dan keburukan setan.
Ritual lempar jumrah yang saat ini dilakukan berbeda dengan zaman Nabi Ibrahim. Lempar jumrah dilakukan pada tanggal 10 Zulhijah atau pada tiga hari tasyrik. Pada 10 Zulhijah, tepat perayaan Hari Iduladha, jemaah haji melempar salah satu pilar batu dengan tujuh kerikil.
Pada hari berikutnya, yaitu hari tasyriq, jemaah haji diharapkan melempar masing-masing dari tiga dinding dengan tujuh kerikil secara berurutan, dari timur ke barat. Kemudian para jemaah haji menginap di Mina selama satu hari, di mana waktu tambahan ini dilakukan untuk merajam setiap tembok dilempari tujuh kerikil lagi.
Biasanya, kerikil yang digunakan untuk rajam dikumpulkan pada malam sebelum pelemparan pertama dilakukan. Batu yang telah dikumpulkan disimpan di Muzdalifah yang terdapat di dataran Mina. Batu untuk rajam harus ditemukan dalam keadaan asli bukan pecahan atau telah rusak, bukan pula batu mulia, atau batu yang terbuat dari emas maupun perak.
Aturan lainnya yang perlu diperhatikan, batu kerikil yang digunakan untuk lempar jumrah tidak boleh terlalu besar, tidak boleh lebih besar dari kacang lentil. Ini dilakukan agar tidak merusak fasilitas serta tidak membahayakan nyawa jemaah lain. Saat proses pelemparan jumrah, jemaah haji melempar batu sambil melafalkan zikir dan mengucap takbir. (mdk/ayi)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para jemaah haji diminta untuk mempertimbangkan faktor keselamatan dan keamanan dalam melaksanakan rangkaian ibadah haji.
Baca SelengkapnyaJemaah haji diharapkanmengikuti jadwal yang telah ditetapkan demi keselamatan dan keamanan.
Baca SelengkapnyaKontrol emosi, pengendalian diri, dan melaksanakan perbuatan dengan penuh kesadaran diperlukan saat melaksanakan rukun haji ini.
Baca SelengkapnyaHari tasyrik menjadi momen bagi kita untuk memperbanyak amalan sunnah seperti dzikir dan berdoa.
Baca SelengkapnyaSetelah pulang haji, umat Muslim dianjurkan untuk membaca doa.
Baca SelengkapnyaJumrah adalah salah satu proses dalam ibadah haji yang dilakukan di Mina, kota Makkah.
Baca SelengkapnyaPenjelasan mengenai hari tasyrik dan larangan melaksanakan ibadah puasa.
Baca SelengkapnyaPPIH telah menempatkan petugas di sekitar area lontar jumrah.
Baca SelengkapnyaDengan memahami larangan, amalan, dan keutamaan hari-hari ini, umat Islam dapat memanfaatkan waktu ini dengan sebaik-baiknya untuk memperbanyak ibadah.
Baca SelengkapnyaSelain Puasa Dzulhijjah, jelang Hari Raya Idul Adha, ada puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah, pahala yang didapat salah satunya untuk menghapus dosa setahun.
Baca Selengkapnya