Jemaah Haji Diminta Bawa Air Minum Sebelum Lontar Jumrah Hari Kedua di Jamarat
PPIH telah menempatkan petugas di sekitar area lontar jumrah.
PPIH telah menempatkan petugas di sekitar area lontar jumrah.
Jemaah Haji Diminta Bawa Air Minum Sebelum Lontar Jumrah Hari Kedua di Jamarat
Jemaah haji yang ada di Arab Saudi melanjutkan rangkaian ibadah haji lainnya yakni lontar jumrah Ula, Wustha dan Aqobah di Jamarat, Mina pada hari ini, Senin (17/6). Waktu pelaksanaannya bisa dilakukan sepanjang hari.
Namun, khusus jemaah haji Indonesia, Kementerian Agama telah menetapkan waktu lontar jumrah di tanggal 11 Dzulhijjah yakni pukul 05.00 – 11.00 WAS, pukul 11.00 – 17.00 WAS, dan pukul 17.00 – 00.00 WAS.
"PPIH mengingatkan jemaah agar mematuhi ketetapan waktu lontar jumrah yang telah ditentukan," kata Anggota Media Center Haji, Widi Dwinanda di Jakarta, Senin (17/6).
Di antara waktu tersebut, jemaah bisa menyesuaikan waktu lontar pada saat sore hari atau malam dengan pertimbangan kondisi cuaca tidak panas atau lebih sejuk.
"Penetapan jadwal tersebut untuk meminimalisasi potensi risiko di tengah kepadatan jemaah di area lontar jumrah, serta semata untuk keselamatan jemaah,” kata Widi.
Widi mengatakan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah menempatkan petugas di sekitar area lontar jumrah. Tugasnya untuk membantu mengarahkan dan memastikan jemaah haji indonesia melaksanakan lontar jumrah dengan aman.
Widi mengimbau jemaah agar selalu berada dalam rombongan regu ataupun kloternya ketika berangkat dari tenda Mina ke jamarat dan saat kembali.
“Tidak perlu tergesa-gesa ketika berjalan menuju jamarat, selain untuk menghemat tenaga juga untuk mempertimbangkan jemaah lain dalam rombongannya, khususnya jemaah wanita, disabilitas dan lansia,” kata Widi.
Saat jemaah akan melakukan aktivitas lontar jumrah, diharapkan jemaah membawa bekal minuman untuk menjaga hidrasi tubuh. Membawa identitas diri berupa paspor, visa, gelang tangan, serta identitas rombongan yang mudah dikenali oleh rekan lainnya.
“Antarjemaah agar saling bantu bila jemaah lain mendapatkan kesulitan. Jangan sungkan meminta bantuan petugas yang bersiaga penuh di sepanjang jalur jamarat,” ucapnya.
Selain itu, Widi mengingatkan agar jemaah haji mengikuti jalur yang telah ditentukan saat kembali ke tenda di Mina.
"Jangan melawan arus jalur jemaah, karena akan berpotensi tabrakan. ikuti arahan petugas, ketua regu, ataupun ketua rombongan,” kata Widi.
Selama di Mina, Widi menyampaikan, jemaah agar fokus melakukan aktivitas ibadah dengan memperbanyak zikir, mengingat dan mendekat kepada Allah. Bisa juga diisi dengan mengagungkan Asma Allah, baik dengan bertakbir, membaca Al-Qur’an, kalimat tauhid, dan wirid-wirid lainnya.
Selingi zikir dengan berdoa kepada Allah, karena Mina termasuk tempat mustajab. "Langitkan doa-doa dan harapan terbaik bagi pribadi, keluarga dan untuk bangsa kita tercinta,” tuturnya.
Jika tidak ada keperluan mendesak, jemaah sebaiknya tetap berada di tenda. Selain itu, upayakan memakai masker selama di luar tenda karena kawasan Mina yang padat dan berdebu.
"Kenali dengan baik identitas dan jalur menuju tenda masing-masing agar tidak tersesat,” kata dia.
Hingga hari ini, tercatat jemaah haji reguler yang wafat di Tanah Suci berjumlah 120 orang.
Adapun rinciannya wafat di Bandara 3 orang, di Madinah 18 orang, di Makkah 87 orang dan di Arafah 9 orang. Sementara itu, jemaah haji khusus yang wafat berjumlah 8 orang.