6 Gejala Alergi Seafood dan Cara Mengatasinya, Penting Diketahui
Alergi seafood dipicu oleh protein yang dianggap sebagai benda asing oleh sistem kekebalan tubuh.
Alergi seafood dipicu oleh protein yang dianggap sebagai benda asing oleh sistem kekebalan tubuh.
6 Gejala Alergi Seafood dan Cara Mengatasinya, Penting Diketahui
Seafood, seperti ikan, udang, kepiting, dan kerang, mengandung protein yang dapat memicu respons alergi pada tubuh beberapa orang. Gejalanya bisa berkisar dari ringan hingga parah, dan pengenalan dini terhadap tanda-tanda alergi sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Pengenalan dini terhadap gejala alergi seafood penting untuk mencegah komplikasi serius. Ketika seseorang yang alergi terhadap seafood mengonsumsi atau terpapar seafood, sistem kekebalan tubuhnya bereaksi dengan memproduksi antibodi yang disebut immunoglobulin E (IgE). IgE kemudian memicu pelepasan histamin dan zat kimia lainnya dalam tubuh, yang menyebabkan gejala alergi.Gejala alergi seafood dapat bervariasi. Pada tingkat yang ringan, seseorang mungkin mengalami gatal-gatal pada mulut atau bibir setelah mengonsumsi seafood. Berikut penjelasan mengenai gejala alergi seafood yang wajib untuk Anda ketahui.
Gejala Alergi Seafood yang Umum Terjadi
1. Gatal-gatal atau eksim (dermatitis atopik)Gejala alergi seafood yang paling utama dan paling gampang terdeteksi adalah rasa gatal dan kemunculan eksim atau dermatitis atopik. Gatal-gatal ini sering kali terjadi di sekitar mulut atau bibir setelah seseorang mengonsumsi seafood yang mengandung alergen.
Pada beberapa kasus, gatal-gatal juga dapat menyebar ke area kulit lainnya, menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan bagi penderitanya. Eksim atau dermatitis atopik juga dapat menjadi gejala alergi seafood yang menonjol, terutama pada individu yang memiliki kecenderungan genetik terhadap kondisi ini. Kulit mereka mungkin menjadi kemerahan, mengalami keringat berlebihan, dan mengalami pembengkakan kecil atau berbintik-bintik. 2. Pembengkakan pada Bibir, Wajah, Lidah, dan Tenggorokan
Gejala alergi seafood yang kedua adalah pembengkakan pada bibir, wajah, lidah, dan tenggorokan. Ketika seseorang yang alergi terhadap seafood terpapar dengan alergen, tubuhnya bereaksi dengan melepaskan zat kimia, seperti histamin, yang menyebabkan pembengkakan jaringan di area tersebut.
Pembengkakan ini dapat berkembang dengan cepat dan menyebabkan kesulitan bernapas atau menelan, serta menciptakan sensasi yang sangat tidak nyaman bagi penderitanya. Pembengkakan pada bagian-bagian penting ini juga merupakan tanda peringatan penting karena dapat mengindikasikan reaksi alergi yang berpotensi mengancam nyawa, seperti anafilaksis.
Pembengkakan pada bibir, wajah, lidah, dan tenggorokan memerlukan penanganan medis segera. Jika seseorang mengalami gejala ini setelah mengonsumsi seafood atau terpapar alergen seafood lainnya, penting untuk segera mencari bantuan medis darurat.
3. Mengi, Hidung Tersumbat, atau Kesulitan Bernapas
Gejala alergi seafood yang ketiga adalah mengi, hidung tersumbat, atau kesulitan bernapas. Gejala ini muncul ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap protein alergen dalam seafood.
Pengeluaran histamin dan zat-zat kimia lainnya dapat menyebabkan penyempitan saluran udara, menyebabkan kesulitan bernapas, dan memberikan sensasi mengi atau sesak napas. Hidung tersumbat juga bisa terjadi karena peradangan pada saluran pernapasan atas, yang menambah ketidaknyamanan pada penderitanya.
Gejala ini dapat berkembang dengan cepat setelah paparan seafood dan memerlukan perhatian medis segera. Dokter dapat memberikan obat-obatan seperti antihistamin atau bronkodilator untuk membantu mengatasi gejala. Dalam kasus yang parah, pemberian epinefrin mungkin diperlukan untuk meredakan gejala dan mencegah perkembangan reaksi alergi yang lebih lanjut. 4. Sakit Perut, Diare, Mual, atau Muntah
Beberapa gejala gangguan lambung, seperti sakit perut, diare, mual, atau muntah, dapat menjadi tanda-tanda alergi terhadap seafood. Ketika seseorang yang sensitif terhadap protein dalam seafood mengonsumsinya, sistem pencernaannya dapat merespons dengan menimbulkan gejala ini.
Sakit perut biasanya muncul sebagai rasa tidak nyaman, kram, atau nyeri di area perut, sementara diare dapat terjadi sebagai respons tubuh terhadap zat asing yang tidak dapat dicerna sepenuhnya.
Mual dan muntah juga bisa muncul sebagai reaksi alergi terhadap seafood, seringkali disertai dengan perasaan tidak nyaman atau pening. Untuk mengatasi gejala gangguan lambung akibat alergi seafood, penting untuk memberikan perhatian khusus terhadap manajemen makanan dan pilihan konsumsi.
Jika seseorang mengalami gejala seperti sakit perut, diare, mual, atau muntah setelah mengonsumsi seafood, disarankan untuk mengonsumsi banyak cairan untuk mencegah dehidrasi dan istirahat sebentar. 5. Pusing, Sakit Kepala Ringan, atau Pingsan
Gejala neurologis seperti pusing, sakit kepala ringan, atau bahkan pingsan juga merupakan tanda-tanda alergi terhadap seafood. Meskipun gejala ini tidak selalu langsung terkait dengan respons alergi, beberapa individu yang sensitif terhadap alergen dalam seafood mungkin mengalami reaksi neurologis setelah terpapar.
Perubahan dalam sirkulasi darah atau pelepasan zat kimia tertentu dalam tubuh sebagai respons terhadap alergen dapat menyebabkan gejala ini.
Pusing atau sakit kepala ringan seringkali merupakan reaksi tubuh terhadap perubahan dalam keseimbangan kimia tubuh, sedangkan pingsan dapat terjadi jika reaksi alergi sangat parah dan menyebabkan penurunan tajam dalam tekanan darah atau sirkulasi.
Jika seseorang mengalami gejala neurologis seperti pusing, sakit kepala ringan, atau pingsan setelah mengonsumsi seafood, penting untuk segera mencari bantuan medis. Pingsan, khususnya, memerlukan perhatian segera dan penanganan medis yang tepat dan cepat.
6. Anafilaksis
Anafilaksis adalah reaksi alergi yang sangat serius dan mematikan yang dapat dipicu oleh seafood pada individu yang sensitif terhadap alergen tersebut. Gejala anafilaksis termasuk sulit bernapas, penurunan tekanan darah yang signifikan, serta hilangnya kesadaran.
Ketika seseorang yang alergi terhadap seafood terpapar dengan alergen, sistem kekebalan tubuhnya merespons dengan cepat dan berlebihan, melepaskan zat-zat kimia seperti histamin yang menyebabkan pembengkakan saluran udara, penurunan tekanan darah, dan reaksi yang meluas ke seluruh tubuh.
Gejala anafilaksis harus dianggap sebagai keadaan darurat medis yang memerlukan tindakan segera dan penanganan medis yang cepat untuk mencegah kemungkinan komplikasi serius atau bahkan kematian.
Langkah-langkah pertolongan pertama, termasuk pemberian epinefrin, harus dilakukan sesegera mungkin untuk meredakan gejala dan mencegah perkembangan reaksi yang lebih parah. Selain itu, penderita yang diketahui memiliki alergi seafood harus selalu membawa EpiPen atau perangkat penyuntik epinefrin darurat lainnya dan memiliki rencana tindakan darurat yang jelas untuk menghadapi situasi anafilaksis yang memburuk.