Cara Mengatasi Alergi Seafood, Ini yang Terjadi Jika Tubuh Tidak Bisa Menerima Makanan Laut
Bagi sebagian orang makan seafood bisa menyebabkan alergi dengan ciri-ciri berikut ini, serta cara mengatasinya.

Makanan laut atau seafood merupakan salah satu hidangan favorit banyak orang karena cita rasanya yang khas dan menggugah selera. Namun, tidak semua orang bisa menikmatinya. Bagi mereka yang memiliki alergi seafood, konsumsi makanan laut bisa memicu berbagai reaksi alergi, mulai dari yang ringan hingga yang mengancam jiwa. Lantas, apa penyebab alergi seafood? Bagaimana cara mengenali gejalanya? Dan apakah ada cara untuk mencegah atau mengobatinya?
Penyebab Alergi Seafood
Alergi makanan terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengenali zat tertentu dalam makanan sebagai ancaman. Dalam kasus alergi seafood, sistem imun mengidentifikasi protein dalam makanan laut sebagai zat berbahaya dan bereaksi dengan melepaskan antibodi Imunoglobulin E (IgE). Antibodi ini memicu pelepasan histamin, yang menyebabkan berbagai gejala alergi.
-
Apa gejala alergi seafood yang paling umum? Gejala alergi seafood yang paling utama dan paling gampang terdeteksi adalah rasa gatal dan kemunculan eksim atau dermatitis atopik.
-
Kapan gejala alergi seafood muncul? Gejala alergi seafood dapat bervariasi. Pada tingkat yang ringan, seseorang mungkin mengalami gatal-gatal pada mulut atau bibir setelah mengonsumsi seafood.
-
Mengapa alergi seafood menyebabkan sakit perut? Ketika seseorang yang sensitif terhadap protein dalam seafood mengonsumsinya, sistem pencernaannya dapat merespons dengan menimbulkan gejala ini.
-
Bagaimana alergi seafood menyebabkan pembengkakan? Ketika seseorang yang alergi terhadap seafood terpapar dengan alergen, tubuhnya bereaksi dengan melepaskan zat kimia, seperti histamin, yang menyebabkan pembengkakan jaringan di area tersebut.
-
Bagaimana cara mengatasi gejala alergi makanan? Gejala alergi makanan bisa bervariasi tergantung dengan penyebabnya. Berikut gejala alergi makanan dan cara mengatasinya yang merdeka.com lansir dari Healthline:
-
Apa ciri-ciri alergi makanan? Ciri-ciri alergi makanan bisa bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang parah.
Protein utama yang kerap menjadi pemicu alergi seafood adalah tropomyosin. Selain itu, kandungan arginine kinase dan myosin light chain juga bisa memicu respons imun yang berlebihan.
Menariknya, alergi seafood tidak selalu berlaku untuk semua jenis makanan laut. Ada individu yang hanya alergi terhadap ikan tetapi tidak terhadap hewan laut bercangkang seperti kepiting atau udang, begitu pula sebaliknya. Namun, ada juga yang mengalami reaksi alergi terhadap berbagai jenis seafood sekaligus.
Karena itu, satu-satunya cara untuk mengetahui apakah seseorang alergi terhadap jenis makanan laut tertentu adalah dengan mengamati reaksi tubuh setelah mengonsumsinya.

Gejala Alergi Seafood
Reaksi alergi akibat seafood dapat bervariasi antara satu individu dengan individu lainnya. Beberapa orang mengalami gejala ringan, sementara yang lain bisa mengalami kondisi yang lebih serius.
1. Gejala Ringan hingga Sedang
- Ruam dan gatal-gatal: Histamin yang dilepaskan oleh tubuh dapat menyebabkan peradangan pada kulit, yang ditandai dengan munculnya ruam merah dan gatal-gatal.
- Kesemutan di mulut dan tenggorokan: Beberapa orang mengalami sensasi tidak nyaman di area mulut setelah mengonsumsi makanan laut.
- Gangguan pencernaan: Mual, muntah, kram perut, dan diare juga dapat terjadi sebagai reaksi alergi tubuh terhadap seafood.
- Pembengkakan ringan: Angioedema atau pembengkakan bisa muncul di sekitar bibir, mata, atau wajah.
2. Gejala Berat (Anafilaksis)
Dalam kasus yang lebih parah, alergi seafood dapat menyebabkan syok anafilaktik, kondisi yang berpotensi mengancam jiwa. Gejalanya meliputi:
- Sesak napas dan napas mengi akibat pembengkakan saluran udara
- Penurunan tekanan darah secara drastis, menyebabkan pusing atau bahkan kehilangan kesadaran
- Detak jantung melemah
- Kesulitan berbicara atau menelan
Syok anafilaktik memerlukan penanganan medis segera. Jika seseorang mengalami gejala ini, suntikan epinefrin harus segera diberikan, dan pasien harus segera dibawa ke rumah sakit.
Cara Mengatasi dan Mencegah Alergi Seafood

Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang benar-benar dapat menyembuhkan alergi makanan, termasuk alergi seafood. Namun, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengelola kondisi ini:
1. Menghindari Konsumsi Seafood
Hindari semua jenis makanan laut yang memicu reaksi alergi.
Periksa label bahan makanan sebelum membeli produk kemasan, karena beberapa saus atau bumbu, seperti saus barbeque, saus salad, atau kecap Inggris, bisa mengandung ekstrak ikan.
Saat makan di restoran, tanyakan kepada pelayan atau koki apakah ada risiko kontaminasi silang dengan makanan laut.
2. Menggunakan Obat-obatan Antihistamin
Jika reaksi alergi terjadi dalam bentuk ringan seperti gatal-gatal atau ruam, obat antihistamin dapat membantu meredakan gejala.
3. Membawa Suntikan Epinefrin
Bagi mereka yang memiliki riwayat anafilaksis, sangat disarankan untuk selalu membawa injeksi epinefrin sebagai tindakan darurat jika terjadi reaksi alergi parah.
Bisakah Alergi Seafood Dicegah Sejak Kecil?
Alergi seafood biasanya berkembang saat seseorang menginjak usia remaja atau dewasa. Berdasarkan data Australian Society of Clinical Immunology and Allergy (ASCIA), sekitar 1 persen populasi dunia mengalami alergi seafood, dan risikonya bisa meningkat sekitar 20 persen seiring bertambahnya usia.
Meski belum ada metode pencegahan yang pasti, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama dipercaya dapat membantu menurunkan risiko alergi pada anak. Zat dalam ASI membantu melindungi usus bayi dan mencegah partikel makanan masuk ke aliran darah, sehingga dapat mengurangi kemungkinan munculnya alergi.
Bagi anak yang dicurigai memiliki alergi, pemeriksaan ke dokter dan tes alergi seperti tes tusuk kulit (skin prick test) bisa dilakukan untuk mengetahui kemungkinan reaksi alergi terhadap seafood.

Alergi seafood merupakan kondisi yang harus diwaspadai karena dapat menimbulkan gejala ringan hingga parah, bahkan berisiko menyebabkan syok anafilaktik yang mengancam jiwa. Penyebab utama alergi ini adalah respons berlebihan sistem kekebalan tubuh terhadap protein dalam makanan laut.
Karena belum ada obat yang dapat menyembuhkan alergi makanan secara permanen, cara terbaik untuk menghindari reaksi alergi adalah dengan menghindari konsumsi seafood, selalu memeriksa label makanan, dan membawa obat antihistamin atau epinefrin jika diperlukan.
Bagi orang tua yang ingin mencegah risiko alergi pada anak, pemberian ASI eksklusif dan pemeriksaan medis sejak dini dapat menjadi langkah pencegahan yang baik. Jika Anda mengalami gejala alergi setelah mengonsumsi seafood, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.