Penyebab Alergi Susu yang Perlu Diwaspadai, Kenali Gejalanya Jangan Disepelekan
Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengidentifikasi protein susu, baik dari susu sapi maupun susu nabati, sebagai zat berbahaya.
Alergi susu adalah salah satu jenis alergi makanan yang paling umum, terutama pada bayi dan anak-anak. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengidentifikasi protein susu, baik dari susu sapi maupun susu nabati, sebagai zat berbahaya. Akibatnya, tubuh akan merespons dengan menghasilkan reaksi alergi yang bisa bervariasi dari yang ringan hingga yang berat.
Meskipun banyak anak yang dapat mengatasi alergi ini seiring bertambahnya usia, sebagian lainnya mungkin akan terus mengalami sensitivitas terhadap protein susu hingga dewasa. Diagnosis yang tepat melalui tes alergi dan konsultasi dengan dokter sangat penting untuk menentukan langkah penanganan yang tepat.
-
Kenapa alergi susu sapi berbahaya? Alergi susu sapi dapat menjadi kondisi yang serius dan bahkan mengancam nyawa pada beberapa kasus.
-
Kenapa alergi susu sapi bisa terjadi? Alergi susu sapi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh anak bereaksi berlebihan terhadap protein yang terkandung dalam susu sapi.
-
Bagaimana alergi susu sapi terjadi? Alergi susu sapi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengira zat yang tidak berbahaya seperti misalnya protein, sebagai benda asing dan menyerangnya seperti menyerang bakteri atau virus.
-
Apa gejala utama yang sering muncul pada anak alergi susu sapi? 'Dari banyak yang ditemukan paling banyak itu kenanya diare ya, 53 persen anak umumnya yang kena alergi susu sapi gejala utamanya pasti diare,' ucap dia.
-
Apa saja ciri-ciri alergi susu sapi pada anak? Berikut adalah beberapa ciri-ciri alergi susu sapi pada anak: 1. Ruam Kulit Anak dengan alergi susu sapi dapat mengalami ruam kulit, seperti kemerahan, bengkak, atau ruam yang gatal. Ruam ini dapat muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk wajah, perut, atau ekstremitas. 2. Masalah Pencernaan Gejala pencernaan termasuk muntah, diare, atau sembelit. Anak juga dapat mengalami kembung atau nyeri perut yang terkait dengan masalah pencernaan. 3. Mengalami Kolik Anak yang alergi susu sapi mungkin lebih cenderung mengalami kolik, yang ditandai dengan menangis intens, kesulitan tidur, dan kesulitan untuk dihibur. 4. Mengalami Kesulitan Bernapas Reaksi alergi yang parah dapat menyebabkan kesulitan bernapas atau sesak napas pada anak. Hal ini merupakan tanda darurat dan memerlukan perhatian medis segera. 5. Konstipasi atau Diare Perubahan dalam pola buang air besar, seperti konstipasi atau diare, dapat menjadi indikasi adanya alergi susu sapi. 6. Iritabilitas atau Ketidaknyamanan Anak dengan alergi susu sapi mungkin tampak lebih iritatif atau mudah marah. Mereka juga mungkin kesulitan untuk tidur atau merasa tidak nyaman secara umum. 7. Muntah dan Refluks Alergi susu sapi dapat menyebabkan anak mengalami muntah atau refluks yang lebih sering daripada anak yang tidak mengalami alergi. 8. Berat Badan dan Pertumbuhan yang Terhambat Beberapa anak dengan alergi susu sapi mungkin mengalami kesulitan dalam mendapatkan berat badan atau pertumbuhan yang terhambat. 9. Infeksi Telinga yang Sering Anak dengan alergi susu sapi mungkin memiliki risiko lebih tinggi mengalami infeksi telinga.
-
Bagaimana gejala alergi laktosa bisa muncul? Gejala alergi laktosa dapat muncul dalam beberapa menit hingga beberapa jam setelah mengonsumsi susu.
Meski demikian, Anda juga bisa melengkapi pemahaman akan hal ini dengan terus mencari informasi sendiri. Dilansir dari berbagai sumber, berikut penjelasan mengenai penyebab alergi susu dan seperti apa gejalanya yang telah merdeka.com rangkum dari berbagai sumber. Simak ulasannya.
Penyebab Alergi Susu
Alergi susu terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap protein yang terdapat dalam susu. Beberapa penyebab umum alergi susu meliputi:
Protein dalam Susu Sapi
Alergi susu biasanya dipicu oleh protein dalam susu sapi, seperti kasein dan whey. Sistem kekebalan tubuh melihat protein ini sebagai zat berbahaya dan memproduksi antibodi untuk melawannya, menyebabkan reaksi alergi.
Faktor Genetik
Seseorang lebih rentan mengalami alergi susu jika ada riwayat alergi dalam keluarga. Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki alergi makanan, risiko alergi susu pada anak juga meningkat.
Usia Anak-anak
Alergi susu paling sering terjadi pada bayi dan anak kecil. Ini karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang, sehingga lebih mungkin bereaksi terhadap protein susu. Banyak anak-anak mengatasi alergi ini seiring bertambahnya usia.
Paparan Dini pada Susu Formula
Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan susu formula yang berbasis susu sapi memiliki risiko lebih tinggi mengalami alergi susu.
Gangguan pada Saluran Pencernaan
Pada beberapa kasus, alergi susu bisa muncul karena gangguan pencernaan seperti intoleransi laktosa yang sering membingungkan dengan alergi susu, meskipun keduanya berbeda.
Gejala Alergi Susu
Gejala alergi susu dapat bervariasi pada setiap individu, dan bisa muncul segera setelah mengonsumsi produk susu atau beberapa jam kemudian. Berikut beberapa gejala umum alergi susu:
Masalah Kulit
Gejala yang sering muncul adalah ruam kulit, eksim, atau gatal-gatal (urtikaria). Ruam ini bisa muncul di wajah, tangan, atau seluruh tubuh, biasanya disertai rasa gatal.
Gangguan Pencernaan
Alergi susu sering menyebabkan masalah pencernaan seperti mual, muntah, diare, dan sakit perut. Beberapa orang mungkin juga mengalami perut kembung atau gas berlebihan setelah mengonsumsi susu.
Gejala Pernapasan
Reaksi alergi bisa memengaruhi saluran pernapasan, menyebabkan pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, batuk, atau sesak napas. Dalam kasus yang lebih serius, bisa terjadi anafilaksis, yang menyebabkan kesulitan bernapas dan pembengkakan di tenggorokan.
Gejala pada Mata
Mata berair, merah, dan gatal juga bisa menjadi gejala alergi susu, terutama jika reaksi terjadi segera setelah konsumsi susu.
Pembengkakan
Pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan bisa terjadi dalam reaksi alergi susu yang parah. Kondisi ini memerlukan perhatian medis segera, karena bisa menghalangi jalan napas.
Gejala pada Bayi
Pada bayi, gejalanya bisa lebih sulit dikenali, tetapi biasanya meliputi muntah berulang, rewel setelah menyusu, penolakan makan, atau pertumbuhan yang lambat.
Jika gejala-gejala ini muncul, terutama dalam waktu dekat setelah mengonsumsi susu, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Cara Mengatasi Alergi Susu
Mengatasi alergi susu memerlukan pendekatan yang hati-hati, terutama untuk mencegah reaksi alergi yang bisa berbahaya. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi alergi susu:
Menghindari Produk Susu
Cara paling efektif untuk mengatasi alergi susu adalah dengan menghindari semua produk yang mengandung susu sapi atau turunannya. Ini termasuk produk susu segar, yogurt, keju, mentega, krim, dan makanan olahan yang mungkin mengandung bahan dari susu, seperti cokelat atau biskuit. Membaca label dengan cermat sangat penting untuk menghindari bahan tersembunyi.
Mengganti dengan Susu Alternatif
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanpa susu sapi, Anda bisa mengganti dengan susu alternatif seperti susu almond, susu kedelai, susu oat, atau susu kelapa. Pilihan ini aman bagi mereka yang memiliki alergi susu, tetapi pastikan produk tersebut diperkaya dengan kalsium dan vitamin D agar kebutuhan gizi tetap terpenuhi.
Konsultasi dengan Ahli Gizi
Jika alergi susu dialami oleh anak atau individu yang sangat bergantung pada produk susu untuk asupan nutrisi, penting untuk berkonsultasi dengan ahli gizi. Mereka bisa membantu merancang pola makan yang seimbang, yang mencakup sumber protein, kalsium, dan vitamin lainnya dari makanan non-susu.
Penggunaan Obat Anti-Alergi
Jika terjadi reaksi alergi ringan seperti gatal atau ruam, dokter mungkin akan merekomendasikan antihistamin untuk meredakan gejala. Namun, dalam kasus reaksi yang lebih berat, seperti kesulitan bernapas atau anafilaksis, suntikan epinefrin (epipen) mungkin diperlukan.
Pantau Nutrisi Kalsium dan Vitamin D
Karena susu adalah sumber utama kalsium dan vitamin D, penting untuk mendapatkan asupan yang cukup dari sumber lain, seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, ikan berlemak, atau suplemen jika diperlukan. Ini sangat penting bagi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Identifikasi Alergi Lainnya
Beberapa orang dengan alergi susu juga rentan terhadap alergi makanan lain, seperti telur, kacang-kacangan, atau kedelai. Jika Anda mencurigai adanya alergi tambahan, tes alergi dari dokter bisa membantu mengetahui makanan apa saja yang perlu dihindari.
Menghindari Produk Olahan
Banyak makanan olahan mengandung produk susu tersembunyi seperti kasein atau whey. Pastikan untuk selalu memeriksa label makanan dan memilih produk yang bebas dari bahan-bahan tersebut, terutama jika membeli makanan ringan atau makanan siap saji.
Dengan menghindari produk susu dan menggantinya dengan alternatif yang aman, serta berkonsultasi dengan tenaga medis, alergi susu bisa dikelola dengan baik tanpa mengorbankan kesehatan secara keseluruhan.