Diperkirakan Hingga 7,5 Persen Anak Indonesia Alergi Susu Sapi
Prevelansi anak Indonesia yang mengalami alergi susu sapi diperkirakan mencapai 0,5 hingga 7,5 persen.
alergi![Diperkirakan Hingga 7,5 Persen Anak Indonesia Alergi Susu Sapi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsOg/2024/6/25/1719329013171-p1eab.jpeg)
Prevelansi anak Indonesia yang mengalami alergi susu sapi diperkirakan mencapai 0,5 hingga 7,5 persen.
![Diperkirakan Hingga 7,5 Persen Anak Indonesia Alergi Susu Sapi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/6/25/1719328989060-e0dvo.jpeg)
Diperkirakan Hingga 7,5 Persen Anak Indonesia Alergi Susu Sapi
Alergi susu sapi (ASS) merupakan kondisi yang cukup umum terjadi pada anak-anak, dan prevalensinya di Indonesia cukup mengkhawatirkan. Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi, Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, SpA(K), mengungkapkan bahwa prevalensi anak Indonesia yang mengalami alergi susu sapi mencapai 0,5 hingga 7,5 persen.
-
Apa saja ciri-ciri alergi susu sapi pada anak? Berikut adalah beberapa ciri-ciri alergi susu sapi pada anak: 1. Ruam Kulit Anak dengan alergi susu sapi dapat mengalami ruam kulit, seperti kemerahan, bengkak, atau ruam yang gatal. Ruam ini dapat muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk wajah, perut, atau ekstremitas. 2. Masalah Pencernaan Gejala pencernaan termasuk muntah, diare, atau sembelit. Anak juga dapat mengalami kembung atau nyeri perut yang terkait dengan masalah pencernaan. 3. Mengalami Kolik Anak yang alergi susu sapi mungkin lebih cenderung mengalami kolik, yang ditandai dengan menangis intens, kesulitan tidur, dan kesulitan untuk dihibur. 4. Mengalami Kesulitan Bernapas Reaksi alergi yang parah dapat menyebabkan kesulitan bernapas atau sesak napas pada anak. Hal ini merupakan tanda darurat dan memerlukan perhatian medis segera. 5. Konstipasi atau Diare Perubahan dalam pola buang air besar, seperti konstipasi atau diare, dapat menjadi indikasi adanya alergi susu sapi. 6. Iritabilitas atau Ketidaknyamanan Anak dengan alergi susu sapi mungkin tampak lebih iritatif atau mudah marah. Mereka juga mungkin kesulitan untuk tidur atau merasa tidak nyaman secara umum. 7. Muntah dan Refluks Alergi susu sapi dapat menyebabkan anak mengalami muntah atau refluks yang lebih sering daripada anak yang tidak mengalami alergi. 8. Berat Badan dan Pertumbuhan yang Terhambat Beberapa anak dengan alergi susu sapi mungkin mengalami kesulitan dalam mendapatkan berat badan atau pertumbuhan yang terhambat. 9. Infeksi Telinga yang Sering Anak dengan alergi susu sapi mungkin memiliki risiko lebih tinggi mengalami infeksi telinga.
-
Apa pengertian anak sulung? Anak sulung adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang lahir pertama atau yang tertua dalam suatu keluarga.
-
Apa saja dampak yang bisa ditimbulkan oleh alergi susu sapi pada anak? Dampak alergi susu sapi bervariasi dari jangka pendek hingga jangka panjang. Dalam jangka pendek, anak mungkin mengalami rasa tidak nyaman, kesulitan makan, dan tidur. Gejala-gejala ini dapat mengganggu keseharian anak dan membuat mereka merasa lelah serta rewel. Dalam jangka panjang, dampak alergi susu sapi bisa lebih serius. Anak dapat mengalami berat badan yang tidak optimal, malnutrisi, dan keterlambatan pertumbuhan. Selain itu, sifat alergi yang persisten dapat meningkatkan risiko perkembangan kondisi atopik seperti asma atau eksim.
-
Bagaimana alergi susu sapi bisa terjadi pada anak? Alergi susu sapi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengira zat yang tidak berbahaya seperti misalnya protein, sebagai benda asing dan menyerangnya seperti menyerang bakteri atau virus. Respons abnormal ini melepaskan bahan kimia yang pada gilirannya memicu gejala yang berhubungan dengan alergi.
-
Kenapa anak sering mengalami sariawan? Sariawan pada bayi sering kali disebabkan oleh infeksi jamur bernama Candida albicans. Pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang baik, jamur ini tidak menyebabkan masalah. Namun, pada bayi, jamur ini dapat tumbuh dengan cepat, menginfeksi area mulut, dan menyebabkan ketidaknyamanan saat menyusu.
-
Kenapa anak yang manja sering takut kalah? Anak yang manja sering tidak suka kalah dalam kompetisi, terutama jika ada orang lain yang mendapatkan apa yang mereka inginkan. Anak perlu belajar bahwa kekalahan adalah bagian dari hidup dan mereka tidak selalu bisa menang. Ketidakseimbangan dalam persaingan bisa membuat anak sulit beradaptasi di berbagai situasi.
"Ini data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di tahun 2014 ya, kalau menurut Organisasi Alergi Dunia (WAO) pada tahun 2013, jumlah anak-anak di dunia yang terkena alergi susu sapi mencapai 1,9-4,9 persen," kata Budi beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Menurut data yang dimiliki oleh klinik anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2012, sekitar 31 persen pasien anak alergi terhadap putih telur, dan 23,8 persen lainnya mengalami alergi susu sapi. Hal ini menunjukkan bahwa protein susu sapi merupakan penyebab alergi terbesar kedua setelah telur pada anak-anak di Asia.
![Diperkirakan Hingga 7,5 Persen Anak Indonesia Alergi Susu Sapi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/6/25/1719329158853-s2e5gh.jpeg)
“Ini memperjelas bahwa protein susu sapi merupakan makanan penyebab alergi terbesar kedua setelah telur pada anak-anak kita di Asia,” kata dia.
- 5 Gejala Alergi pada Anak dan Cara Mengatasinya, Orang Tua Wajib Tahu
- 7 Penyebab ISPA pada Anak, Begini Cara Mengatasinya
- Pahami Gejala Rinitis Alergi pada Anak: Cara Mengatasi Masalah Alergi yang Umum pada Anak
- 65 Persen Anak Usia Sekolah Tidak Sarapan
- Pesan Habib Luthfi ke Masyarakat: Jangan Besarkan Masalah Akhirnya Ganggu Kinerja Polri
- VIDEO: DPR Semprot BSSN & Kominfo, Data Diretas Tak Ada Back Up "Sebuah Kebodohan"
Budi menjelaskan bahwa alergi susu sapi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap protein dalam susu sapi, yang dapat memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan anak jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Meskipun lebih banyak kasus terjadi di usia anak, tidak menutup kemungkinan bahwa orang dewasa juga bisa terkena jenis alergi ini.
Dampak Alergi Susu Sapi pada Tumbuh Kembang Anak
Menurut Budi, angka kejadian alergi susu sapi terus meningkat, dan gejalanya dapat merugikan tumbuh kembang anak. Beberapa gejala yang sering muncul pada anak-anak meliputi timbulnya ruam, rasa gatal, dan sesak napas. Gejala yang paling sering dikhawatirkan oleh orang tua adalah kolik, sementara diare merupakan gejala utama yang ditemukan pada 53 persen anak yang mengalami alergi susu sapi.
![Diperkirakan Hingga 7,5 Persen Anak Indonesia Alergi Susu Sapi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/6/25/1719329243492-u16b4.jpeg)
“Dari banyak yang ditemukan paling banyak itu kenanya diare ya, 53 persen anak umumnya yang kena alergi susu sapi gejala utamanya pasti diare,” ucap dia.
Dengan dampak yang beragam ini, Budi meminta orang tua untuk cermat dalam mengenali gejala-gejala tersebut. Segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat sangatlah penting.
Tata laksana alergi susu sapi melibatkan beberapa langkah penting. Pertama, orang tua harus segera menghilangkan susu sapi dari diet anak. Mengganti susu sapi dengan sumber nutrisi alternatif yang memiliki kandungan zat gizi makro seperti karbohidrat, protein, dan lemak, serta kandungan gizi mikro seperti vitamin dan mineral, sangat penting untuk mendukung fase pertumbuhan anak.
Orang tua juga perlu membaca label makanan dengan cermat untuk memastikan tidak ada kandungan susu sapi yang tersembunyi. Memantau pertumbuhan anak secara rutin juga sangat penting untuk memastikan bahwa anak mendapatkan nutrisi yang cukup meskipun tidak mengonsumsi susu sapi. Selain itu, bekerja sama dengan ahli gizi dapat membantu orang tua merancang diet yang tepat bagi anak dengan alergi susu sapi.
“Tata laksana dan langkah penting lain yang harus dilakukan oleh orang tua adalah menghilangkan susu sapi dari diet anak, mencari sumber nutrisi alternatif yang memiliki kandungan zat gizi makro seperti karbohidrat, protein, dan lemak, serta kandungan gizi mikro seperti vitamin dan mineral yang dibutuhkan dalam fase pertumbuhan anak. Langkah selanjutnya termasuk membaca label makanan dengan cermat, dan memantau pertumbuhan anak secara rutin,” katanya.