Efek Tidak Rutin Minum Obat Diabetes, Jangan Anggap Sepele
Ada berbagai alasan mengapa seseorang mungkin tidak rutin minum obat, mulai dari kesibukan, lupa, hingga ketidaknyamanan akibat efek samping obat.
Mengelola diabetes membutuhkan kedisiplinan yang tinggi, termasuk dalam hal rutin minum obat. Namun, bagi banyak penderita diabetes, menjalani rutinitas ini tidak selalu mudah.
Ada berbagai alasan mengapa seseorang mungkin tidak rutin minum obat, mulai dari kesibukan, lupa, hingga ketidaknyamanan akibat efek samping obat. Meski tampak sepele, ketidakpatuhan dalam minum obat diabetes dapat berdampak serius pada kesehatan jangka panjang.
-
Apa yang bahaya dari diabetes? 'Menurut International Diabetes Federation (IDF), tujuh dari 10 orang di Indonesia tidak mengetahui kalau mereka mengidap diabetes,' ucap Ikhsan.
-
Bagaimana cara mencegah komplikasi diabetes? Mengenali gejala dan komplikasi sejak dini memungkinkan untuk tindakan preventif yang lebih efektif.
-
Apa itu diabetes? Diabetes adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi akibat gangguan produksi atau kerja insulin. Insulin adalah hormon yang berfungsi untuk mengatur metabolisme gula darah.
-
Kenapa begadang bahaya buat diabetes? 'Ketika orang begadang, dia akan makan lebih banyak, namun pada malam hari tidak banyak aktivitas yang dapat dilakukan. Dalam jangka panjang, perubahan-perubahan pola hidup seperti ini bisa menyebabkan seorang lebih mudah terkena diabetes,' ujar Ikhsan beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
-
Kenapa pasien diabetes bisa berhenti minum obat? 'Pasien yang berhasil mengatur pola makan dan olahraga bisa mengalami penurunan dosis obat, bahkan dalam beberapa kasus, obat dapat dihentikan,' tambahnya.
-
Kenapa diabetes jadi bahaya? Hiperglikemia, atau kadar gula darah yang tinggi, menjadi penyebab utama penyakit diabetes.
Ketika penderita diabetes tidak rutin minum obat, kadar gula darah mereka bisa menjadi tidak terkontrol. Hal ini dapat meningkatkan risiko komplikasi serius seperti kerusakan ginjal, kerusakan saraf, dan penyakit kardiovaskular.
Selain itu, tidak rutin minum obat juga dapat menyebabkan fluktuasi yang tajam pada kadar gula darah, yang dapat berdampak negatif pada kualitas hidup sehari-hari.
Merasa lelah, mudah marah atau bahkan pingsan karena kadar gula darah yang terlalu rendah atau terlalu tinggi adalah beberapa contoh dampak yang bisa dirasakan secara langsung.
Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi penderita diabetes dan keluarga mereka untuk memahami betapa krusialnya mematuhi jadwal pengobatan. Edukasi mengenai manajemen diabetes, termasuk pentingnya minum obat secara rutin, harus diberikan secara terus-menerus.
Menggunakan alat bantu seperti pengingat di ponsel atau aplikasi khusus juga bisa menjadi solusi praktis. Dengan demikian, penderita diabetes dapat lebih mudah mengelola kondisi mereka dan mencegah komplikasi yang tidak diinginkan.
Untuk lebih meningkatkan urgensinya, berikut merdeka.com jabarkan efek tidak rutin minum obat diabetes yang dapat terjadi dan patut diwaspadai.
Kadar Gula Darah Tidak Teratur
Ketika penderita diabetes tidak rutin minum obat, kadar gula darah mereka bisa berfluktuasi secara drastis. Ini bisa menyebabkan hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) atau hipoglikemia (kadar gula darah rendah), yang keduanya bisa berbahaya. Hiperglikemia yang berkelanjutan dapat merusak pembuluh darah dan organ vital, sementara hipoglikemia dapat menyebabkan pingsan atau bahkan koma.
Risiko Komplikasi Jangka Panjang
Tidak rutin minum obat diabetes dapat meningkatkan risiko komplikasi jangka panjang seperti neuropati (kerusakan saraf), nefropati (kerusakan ginjal), dan retinopati (kerusakan mata). Komplikasi ini berkembang perlahan seiring waktu dan dapat mengakibatkan kondisi yang lebih serius seperti gagal ginjal, amputasi anggota tubuh, dan kebutaan jika tidak diatasi dengan baik.
Penurunan Kualitas Hidup
Fluktuasi kadar gula darah akibat ketidakpatuhan dalam minum obat dapat menyebabkan gejala seperti kelelahan ekstrem, iritabilitas, dan kesulitan berkonsentrasi. Hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup penderita diabetes. Merasa tidak sehat secara konstan juga dapat memengaruhi kesehatan mental, menyebabkan stres dan kecemasan.
Meningkatnya Risiko Penyakit Kardiovaskular
Ketidakpatuhan dalam minum obat diabetes dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah berkelanjutan, yang berkontribusi pada aterosklerosis (pengerasan arteri). Hal ini meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke. Penderita diabetes yang tidak rutin minum obat memiliki risiko dua hingga empat kali lebih tinggi untuk mengalami penyakit jantung dibandingkan mereka yang patuh.
Gangguan Fungsi Saraf
Kadar gula darah yang tidak terkontrol dapat merusak sistem saraf, menyebabkan neuropati diabetik. Gejala neuropati termasuk kesemutan, nyeri, atau mati rasa di tangan dan kaki. Ini bisa mengakibatkan masalah serius seperti ulkus kaki diabetik, yang jika tidak diobati, dapat menyebabkan infeksi dan amputasi.
Kerusakan Organ Internal
Organ-organ seperti hati dan pankreas juga bisa mengalami kerusakan akibat kadar gula darah yang tidak stabil. Misalnya, pankreas yang harus bekerja ekstra keras untuk mengatur kadar gula darah yang fluktuatif dapat mengalami kelelahan, yang akhirnya memperburuk kondisi diabetes itu sendiri. Selain itu, hati juga bisa terkena dampak negatif karena harus memetabolisme gula yang berlebihan dalam darah.
Pengurangan Efektivitas Pengobatan
Tidak mematuhi jadwal pengobatan dapat menyebabkan penurunan efektivitas obat diabetes itu sendiri. Tubuh dapat menjadi kurang responsif terhadap obat, sehingga dosis yang sebelumnya efektif menjadi kurang bermanfaat. Ini bisa membuat pengelolaan diabetes semakin sulit dan memerlukan penyesuaian pengobatan yang lebih kompleks.
Penurunan Kemampuan Penyembuhan Luka
Penderita diabetes yang tidak rutin minum obat sering kali mengalami penyembuhan luka yang lebih lambat. Kadar gula darah tinggi dapat menghambat aliran darah dan mengurangi kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka dengan cepat. Ini meningkatkan risiko infeksi dan komplikasi lain, terutama pada luka di kaki yang bisa berujung pada amputasi jika tidak ditangani dengan baik.
Meningkatnya Risiko Infeksi
Kadar gula darah yang tidak terkontrol dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat penderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi. Infeksi kulit, saluran kemih, dan bahkan pneumonia menjadi lebih umum dan lebih sulit diobati pada penderita diabetes yang tidak rutin minum obat.
Gangguan pada Fungsi Ginjal
Ketidakpatuhan dalam mengonsumsi obat diabetes dapat menyebabkan nefropati diabetik atau kerusakan ginjal. Kadar gula darah yang tinggi merusak pembuluh darah kecil di ginjal, yang dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal hingga gagal ginjal. Penderita mungkin memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal jika kondisinya semakin parah.
Masalah Pencernaan
Diabetes yang tidak terkontrol dapat merusak saraf yang mengendalikan sistem pencernaan, menyebabkan gastroparesis. Kondisi ini memperlambat atau menghentikan pergerakan makanan dari perut ke usus kecil, menyebabkan gejala seperti mual, muntah, kembung, dan perut kembung.
Kerusakan Pembuluh Darah
Kadar gula darah tinggi yang berkelanjutan dapat merusak pembuluh darah di seluruh tubuh, menyebabkan berbagai masalah kardiovaskular. Ini termasuk peningkatan tekanan darah, aterosklerosis, dan penurunan aliran darah ke ekstremitas, yang bisa berujung pada kondisi serius seperti serangan jantung atau stroke.
Penurunan Fungsi Kognitif
Fluktuasi kadar gula darah yang tidak terkontrol dapat berdampak negatif pada fungsi otak. Penelitian menunjukkan bahwa penderita diabetes yang tidak rutin minum obat berisiko lebih tinggi mengalami gangguan kognitif dan demensia. Ini karena gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah di otak, memengaruhi kemampuan kognitif seperti memori dan pemecahan masalah.
Kelelahan Kronis
Penderita diabetes yang tidak rutin minum obat sering kali merasa lelah terus-menerus. Kelelahan kronis ini disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan glukosa sebagai sumber energi secara efektif. Ini mengakibatkan penurunan stamina dan kemampuan untuk menjalani aktivitas sehari-hari dengan optimal.