Eksotisme Wisata Jopuro Banyuwangi, Sejuknya Mata Air Gunung Ijen hingga Warna-warni Capung yang Menyita Perhatian
Objek wisata ini bisa jadi pilihan untuk berlibur bersama keluarga tercinta
Objek wisata ini bisa jadi pilihan untuk berlibur bersama keluarga tercinta
Eksotisme Wisata Jopuro Banyuwangi, Sejuknya Mata Air Gunung Ijen hingga Warna-warni Capung yang Menyita Perhatian
Desa Kampung Anyar di Kabupaten Banyuwangi jadi tempat yang cocok untuk melepas penat di akhir pekan. Daerah ini memiliki sejumlah destinasi wisata alam yang menarik dikunjungi, salah satunya Wisata Jopuro.
Pesona
Mengutip situs banyuwangitourism.com, Wisata Jopuro merupakan kawasan pemandian alami yang memadukan lanskap alami dan buatan.
Aliran sungai dari mata air kaki Gunung Ijen dibendung dan membentuk kolam-kolam dengan arus tenang.
Masyarakat sekitar menyebut mata air ini dengan nama mata air Kajar. Saat memasuki kawasan Jopuro, pengunjung bisa merasakan hawa sejuk dan syahdu.
Saluran irigasi yang airnya jernih berdampingan dengan jalan setapak menuju area kolam. Pengunjung juga dapat menikmati pemandangan sawah, empang serta pepohonan yang sangat asri di sekeliling kolam.
Area kolam Jopuro dikelilingi gazebo dan bangku untuk bersantai. Pengunjung yang hendak bermain air di kolam bisa menyewa ban. Sementara pengunjung yang bersantai di gazebo bisa memesan aneka kudapan di warung.
Wisata Budaya
Pada momen-momen tertentu, ada penampilan kelompok kesenian Gedogan yang menyambut pengunjung tepat di pintu masuk Jopuro. Kesenian musik ini ditampilkan oleh sekelompok lansia perempuan dan laki-laki.
Selain kesenian Gedongan, khusus pada tanggal 12 Dzulhijjah, masyarakat sekitar menggelar tradisi Ithuk-ithukan sebagai bentuk pelestarian mata air. Tradisi ini bisa jadi wisata budaya yang menarik bagi para pengunjung.
Capung Warna-warni
Wisata Jopuro juga dikenal sebagai habitat capung. Aliran mata air yang dibendung membentuk kolam-kolam dengan arus tenang jadi tempat favorit capung untuk berkembang biak. Capung merupakan salah satu indikator kualitas lingkungan, terutama air.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Jopuro Banyuwangi Samian mengaku bersyukur karena masih banyak capung di lokasi wisata ini.
“Capung hanya bisa berkembang biak di habitat air yang bersih, bergantung pada ekosistem perairan yang sehat, dan rantai makanan yang sehat,” terang Samian, Rabu (21/2/2024), dikutip dari Liputan6.com.
Samian mengaku, ia kerap mengamati capung bertelur di permukaan air. Ada juga yang bertelur dalam tanaman air. Capung betina akan meletakkan telur di permukaan air yang tenang. Ada pula beberapa jenis capung yang meletakkan telurnya di lumut air.
“Bahkan sering ada rombongan sekolah dan kampus melakukan penelitian mengenai capung di sini,” imbuh Samian.