Marak Perang Sarung Berisi Batu Jelang Sahur di Surabaya, Ini Fakta di Baliknya
Merdeka.com - Aksi perang sarung berisi batu yang dilakukan antar-remaja di Kota Surabaya, Jawa Timur jelang waktu sahur mengkhawatirkan masyarakat. Pimpinan DPRD Kota Surabaya mengaku prihatin dengan kondisi tersebut.
"Kami prihatin dengan aksi perang sarung oleh sekelompok remaja di Surabaya yang dilakukan menjelang sahur," ujar Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony di Surabaya, Rabu (29/3/2023).
Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama TNI/Polri menggelar operasi skala besar untuk mengantisipasi sekaligus memberantas kegiatan yang mengganggu ketertiban dan kenyamanan masyarakat. Beberapa hari lalu, petugas mengamankan belasan remaja yang hendak perang sarung.
-
Siapa yang bertempur di Surabaya? Para pemuda rela bertempur menghadapi tentara Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia.
-
Kapan tepatnya peristiwa di Surabaya? 10 November tahun 1945 silam, sebuah peristiwa penting terjadi di tanah Surabaya.
-
Kenapa dua kelompok pemuda ini berkelahi? Dua kelompok pemuda yang bentrok tersebut ialah dari kelompok Markus (21) dengan kelompok Jony (24). Awalnya, terjadi saling caci maki antara Markus dan Jony melalui via whatsapp dan akhirnya saling tantang. Karena, sebelumnya permasalahan tersebut terjadi karena keduanya saling memperebutkan seorang perempuan.
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
-
Kapan pertempuran besar di Surabaya terjadi? Pada hari ini tepat 78 tahun yang lalu terjadi pertempuran besar di Surabaya yang menewaskan sekitar 20.000 rakyat setempat.
Namun, upaya itu dinilai tidak mampu menuntaskan persoalan seperti perang sarung berisi batu yang dilakukan oleh kelompok menyerupai gangster.
Tidak Ada Wadah Hobi
©2022 Merdeka.com/Instagram @aboutngawi
Wakil Ketua DPRD Surabaya itu mengungkapkan pentingnya mengidentifikasi keberadaan kelompok-kelompok remaja tersebut untuk proses penyelesaian masalah.
"Identifikasi potensi masalah, tentang mereka berkumpul menjadi gangster, kelompok atau mungkin kumpulan apa, dan sebagainya," kata dia, dikutip dari Antara.
Thony melanjutkan, misalkan kelompok tersebut terbentuk karena sesama penghobi motor, termasuk di antara mereka ada yang pandai memodifikasi motor. Jika tidak ada wadah yang baik, mereka berpotensi melampiaskan hobinya kepada hal-hal yang membahayakan.
"Akhirnya mereka balapan liar, disertai taruhan dan lainnya. Setelah itu, dinyatakan bersalah karena melakukan perjudian. Padahal, inti energi kelompok tersebut komunitas motor," ungkapnya.
Jika dapat diidentifikasi bahwa mereka kelompok penghobi motor, Pemkot Surabaya dapat memberikan tantangan sekaligus tanggung jawab dengan membuatkan bengkel melalui program padat karya.
"Ini tantangan menarik karena ketika energi mereka tidak bisa disalurkan, maka mereka cari sasaran, melakukan pelampiasan,” lanjut Thony.
Dia tidak sepakat jika kelompok-kelompok seperti itu dibubarkan begitu saja karena dinilai tidak akan menyelesaikan masalah. Alih-alih tertib, kelompok-kelompok itu akan tetap eksis karena pengelompokan mereka terjadi secara natural.
Operasi Skala Besar Bulan Ramadan
Sebelumnya, petugas gabungan operasi cipta kondisi berskala besar pada Bulan Ramadan di Kota Surabaya mengamankan sejumlah warga yang dinilai mengganggu keamanan dan ketertiban umum.
"Kami mengamankan sembilan orang, empat orang terlibat perang sarung dan lima orang melakukan balap liar. Ini dari hasil jangkauan yang kami lakukan di empat wilayah, yakni Surabaya bagian utara, selatan, barat, dan timur," terang Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya, Eddy Christijanto.
Sembilan orang itu diamankan petugas gabungan pada Sabtu (25/3) malam hingga Minggu (26/3) dini hari. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Fenomena itu terjadi karena kurangnya wadah bagi anak-anak muda untuk berekspresi.
Baca SelengkapnyaKala Gibran Ikut Tanggapi Maraknya Perang Sarung di Kalangan Remaja Saat Bulan Ramadan
Baca SelengkapnyaGara-Gara Kegiatan Bangunkan Sahur, Seratusan Remaja di Ciputat Tawuran Bawa Parang & Pedang, Brimob Sampai Turun Tangan
Baca SelengkapnyaVideo tersebut beredar di media sosial, terlihat para kelompok remaja dari dua kubu saling lempar
Baca SelengkapnyaSejauh ini motif tawuran diduga akibat saling ejek di media sosial.
Baca SelengkapnyaBiasanya tawuran antar pelajar terjadi di rute berangkat dan pulang sekolah.
Baca SelengkapnyaPagi tadi tawuran kembali pecah. Padahal, hari minggu sebelumnya tawuran juga telah terjadi
Baca Selengkapnyakejadian ini sempat mengganggu situasi arus lalu lintas. Namun saat ini sudah bisa terurai
Baca SelengkapnyaMarak Kasus Tawuran Berkedok Bukber, Kapolda Metro Jaya: Adik-Adik Ini Energinya Terlalu Besar
Baca SelengkapnyaViral video di medsos memperlihatkan para remaja diduga kreak tengah dipukuli oleh warga berseragam TNI
Baca SelengkapnyaAksi tawuran ini viral di media sosial setelah dua kelompok tersebut tertangkap CCTV. Salah satunya diunggah akun Instagram @info_sawahbesar.
Baca SelengkapnyaTawuran antar-warga kerap terjadi berulang di lokasi dekat pasar gembrong
Baca Selengkapnya