Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

10 Jenis Kain Tradisional Khas Indonesia, Tak Hanya Batik

10 Jenis Kain Tradisional Khas Indonesia, Tak Hanya Batik Batik. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Batik adalah salah satu jenis kain tradisional khas Indonesia yang telah populer hingga di level mancanegara. Sudah banyak yang memilih batik sebagai salah satu bahan untuk dijadikan pakaian atau bahkan oleh-oleh khas dari Indonesia.

Selain batik, masih banyak jenis kain tradisional Indonesia lainnya yang tak kalah cantik bernuansa eksotis. Masing-masing memiliki kekhasan dan filosofi daerah asalnya. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia telah menetapkan sebanyak 33 jenis kain tradisional sebagai warisan budaya.

Selain batik, jenis kain di antaranya ada songket, tenun, ulos dan beberapa jenis kain langka yang sudah sulit ditemui. Melansir dari website pemerintah daerah masing-masing dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berikut jenis kain tradisional yang telah merdeka.com rangkum pada Selasa (24/03/2020).

Orang lain juga bertanya?

1. Songket Palembang (Sumatra Selatan)

Jenis kain tradisional pertama adalah Songket Palembang. Bukti keberadaan songket sejak zaman Sriwijaya dapat diamati dari pakaian yang menyelimuti arca-arca di kompleks candi Tanah Abang, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.

Jenis kain ini ditenun dari berbagai macam benang, salah satunya benang emas, hasil perdagangan dengan bangsa Tiongkok dan India. Kemampuan membuat songket Palembang diwariskan secara turun-temurun.

Dalam upacara adat atau selebrasi pernikahan pengantin Palembang biasanya mengenakan songket lengkap dengan Aesan Gede (kebesaran), Aesan Pengganggon (peksangko), Selendang Mantri, Aesan Gandek dan lainnya. Secara kualitas, jenis kain Songket Palembang adalah salah satu yang terbaik di Indonesia.

2. Tenun Siak (Riau)

Kerajinan tangan yang sangat terkenal dari Siak sejak dahulu adalah kerajinan industri rumah, yaitu kerajinan tenun yang dinamakan kain Tenun Siak. Awalnya, pekerjaan menenun hanya dikenal di lingkungan Istana sebagai pekerjaan sambilan.

Namun sesuai dengan perkembangan zaman, pekerjaan menenun mulai merambah keluar dari tembok Istana. Tenun Siak adalah jenis kain tenunan yang dibuat dengan menggunakan benang katun atau benang sutra yang diberi motif benang emas seperti pucuk rebung, siku keluang, tampuk manggis dan lain-lain.

Kerajinan Tenun Siak dapat dinikmati sebagai barang bawaan atau cendera mata khas Siak. Pada saat ini, tenun Siak semakin diminati oleh para kolektor, masyarakat pemakai, dan para pelancong yang datang ke Kabupaten Siak.

3. Songket Sambas (Kalimantan Barat)

Masyarakat Melayu Sambas mulai mengenal dan melakukan praktik menenun secara tradisional (baik teknik ikat maupun teknik songket) pada masa pemerintahan Raden Bima (sultan Sambas yang ke-2, memerintah tahun 1668-1708) yang bergelar Sultan Muhammad Tajudin.

Sampai saat ini kerajinan tenun Songket Sambas masih banyak digeluti oleh masyarakat di sekitar daerah keraton dan di sepanjang aliran sungai. Jenis kain tenun Sambas memiliki beragam motif dan corak.

Salah satu ciri khasnya adalah motif pucuk. Motif pucuk rebung berbentuk segitiga, memanjang dan lancip. Disebut pucuk rebung karena merupakan gambaran dari tunas bambu muda.

4. Ulap Doyo (Kalimantan Timur)

Tenun Ulap Doyo merupakan seni menenun kain dari Suku Dayak Benuaq di Tanjung Isuy, Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur. Disebut Doyo karena bahan utamanya adalah serat Daun Doyo.

Berdasarkan usia Kerajaan Kutai dan kondisi masyarakat kala itu yang beragama Hindu, tenun Ulap Doyo diperkirakan telah ada dan berkembang sebelum abad ke-17. Dahulu, motif tenun Ulap Doyo bisa dijadikan petanda/ciri atau identitas sosial seseorang.

Jenis kain tradisional tenun Ulap Doyo dapat digunakan oleh laki-laki maupun perempuan dalam acara adat, tari-tarian, dan dalam kehidupan sehari-hari suku Dayak Benuaq. Tenun Ulap Doyo yang dikenakan sehari-hari berwarna hitam, sedangkan Tenun Ulap Doyo yang berwarna-warni dan bermotif digunakan dalam upacara-upacara adat.

5. Gringsing Tenganan (Bali)

Kain Gringsing diketahui sebagai ciri khas Desa Tenganan yang berbentuk kain tenun ikat. Tidak diketahui secara pasti kapan jenis kain Gringsing mulai muncul di Tenganan Pegringsingan.

Jenis kain Gringsing mengandung makna sebagai semacam penolak bala. Kain Gringsing bisa dikatakan unik, otentik, dan kini amat langka. Bila dilihat dari proses pewarnaan, mengikat benang dan menenun, untuk sehelai kain bisa memakan waktu sekitar 1 hingga 10 tahun.

Waktu terlama dihabiskan untuk proses pewarnaan yang bisa memakan waktu bertahun-tahun demi mendapat warna yang matang. Masyarakat Bali Aga dan orang di luar Tenganan percaya bahwa kain Gringsing memiliki kekuatan magis yang dapat melindungi mereka dari sakit dan kekuatan jahat.

6. Maduaro (Lampung)

Maduaro adalah jenis kain sulam dari Provinsi Lampung berupa selendang penutup kepala masyarakat Menggala. Kain Maduaro Lampung ini pada mulanya dibawa oleh nenek moyang masyarakat Menggala yang menunaikan ibadah haji di Mekkah pada abad ke-18.

Selain itu, para pedagang Gujarat India juga menjual kain sejenis pada masyarakat Menggala, sehingga motif yang berkembang lalu dipengaruhi motif Hindustan. Selanjutnya, masyarakat mengembangkan kain Maduaro. Selain sebagai tutup kepala, juga dibuat sebagai Kawai Rajo (pakaian kebesaran para Penyimbang) pada upacara adat dan Sesan untuk dibawa pada saat pernikahan.

7. Tenun Ikat Sumba (Nusa Tenggara Timur)

Kain tenun ikat adalah jenis kain yang teknik pembuatan motifnya dilakukan dengan cara diikat. Teknik ikat dilakukan dengan bagian tertentu dari benang, dengan maksud agar bagian yang terikat itu tidak terwarna dan membentuk motif-motif yang diinginkan.

Berdasarkan bagian yang diikat, tenun ikat dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu; tenun ikat lungsin, tenun ikat pakan, dan tenun ikat ganda. Tenun ikat hanya dikenal oleh komunitas Sasak di pulau Lombok.

Tenun ikat sudah dikenal oleh komunitas Sasak di kalangan tertentu sejak lama. Tetapi mulai populer dan berkembang di masyarakat tahun 1960an ketika perusahaan tenun perorangan muncul di kota.

8. Karawo (Gorontalo)

Karawo adalah kerajinan menghias berbagai jenis kain dengan motif sulaman yang menggunakan benang polos dan berwarna. Proses pembuatan sulaman Karawo yaitu dengan cara mengiris dan mencabut benang dari serat kain, yang kemudian disulam dengan beraneka ragam benang sesuai rancangan motif yang diinginkan.

Proses penyulaman berlangsung satu minggu hingga satu bulan, tergantung motif dan jenis kain. Sulaman Karawo semakin populer karena jenis kain yang digunakan makin beragam. Warna dan desain motif juga lebih menarik, dibuat sesuai dengan selera konsumen.

9. Kain Cual (Bangka Belitung)

Salah satu kerajinan tangan khas Bangka adalah kain tenun Cual. Menenun Cual awalnya merupakan aktivitas perempuan bangsawan Muntok, Bangka Barat di kampung Patenon pada abad ke-18. Tenun Cual mulanya merupakan jenis kain adat Muntok yang berarrti celupan awal pada benang yang akan diwarnai.

Tenun Cual merupakan perpaduan antara teknik sungkit dan ikat. Jenis motif kain tenun Cual antara lain susunan motif bercorak penuh (Pengantek Bekecak) dan motif ruang kosong (Jande Bekecak). Tenun Cual sangat terkenal karena tekstur kainnya yang sangat halus, warna celupan benangnya tidak berubah, dan ragam motifnya seakan timbul jika dipandang dari kejauhan.

10. Kain Tenun Donggala (Sulawesi Tengah)

Kain tenun Donggala memiliki keunikan dalam jenis teknik yang digunakan dan motif yang dipakai. Terdapat enam jenis kain tenun Donggala. Pertama adalah kain Pelekat Garusu yang bercorak kotak-kotak dengan kombinasi warna merah tua.

Kedua kain Buya Sura yang mendapat pengaruh dari Samarinda, ditinjau dari warnanya yang didominasi ungu. Ketiga adalah Buya Bomba, tenun ikat yang bercorak bunga. Keempat Buya Subi, tenun yang dibuat dengan teknik songket.

Selanjutnya adalah Bomba Kota, jenis kain ini dibentuk dengan hiasan motif kotak-kotak. Terakhir adalah Buya Awi, jenis kain polos dengan satu warna tanpa ragam hias dan tidak digunakan sebagai bahan pakaian, melainkan sebagai selimut atau alas tempat tidur. (mdk/edl)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
10 Motif Batik Paling Terkenal di Indonesia, Dari Batik Parang Hingga Batik Sekar Jagad
10 Motif Batik Paling Terkenal di Indonesia, Dari Batik Parang Hingga Batik Sekar Jagad

Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki batik dengan motif khas tersendiri. Dari banyaknya motif yang ada, terdapat beberapa motif batik yang paling populer.

Baca Selengkapnya
Menyambut Hari Batik Nasional, Ini 15 Jenis Batik dan Filosofinya yang Wajib Diketahui
Menyambut Hari Batik Nasional, Ini 15 Jenis Batik dan Filosofinya yang Wajib Diketahui

Memperingatik Hari Batik Nasional, tidak ada salahnya dari kita untuk mengenal lebih jauh macam dan makna dari banyaknya batik yang ada di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Diklaim Warga Malaysia, ini Bukti Batik Berasal dari Indonesia
Diklaim Warga Malaysia, ini Bukti Batik Berasal dari Indonesia

Asal-usul batik jadi perbincangan usai live-streamer asal Amerika Serikat dapat hadiah batik dari penggemar di Malaysia.

Baca Selengkapnya
Kain Tradisional dari Penjuru Nusantara
Kain Tradisional dari Penjuru Nusantara

Indonesia tumbuh dengan ragam budaya. Setiap budaya memiliki kekhasannya tersendiri. Salah satu ciri khas dari ragam budaya ini adalah kain tradisional.

Baca Selengkapnya
Jenis-Jenis Kebaya di Indonesia, Lengkap Beserta Penjelasannya
Jenis-Jenis Kebaya di Indonesia, Lengkap Beserta Penjelasannya

Model kebaya dapat variasi dari satu daerah ke daerah lainnya di Indonesia, dan setiap daerah memiliki kebaya khasnya sendiri.

Baca Selengkapnya
Jenis-jenis Wayang Kulit di Indonesia, Lengkap Beserta Penjelasannya
Jenis-jenis Wayang Kulit di Indonesia, Lengkap Beserta Penjelasannya

Jenis wayang kulit di Indonesia tersebar di beberapa daerah. Setiap daerah memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing.

Baca Selengkapnya
Ini Dia 9 Souvenir Khas Kalimantan Timur yang Wajib Anda Bawa Pulang
Ini Dia 9 Souvenir Khas Kalimantan Timur yang Wajib Anda Bawa Pulang

Kunjungi Kalimantan Timur dan bawa pulang 9 oleh-oleh khas yang mencerminkan kekayaan budaya, kuliner lokal. Mulai dari kain songket hingga bingka dan mantau.

Baca Selengkapnya
Tari Tradisional: Pengertian, Fungsi, Ciri-ciri, dan Jenisnya
Tari Tradisional: Pengertian, Fungsi, Ciri-ciri, dan Jenisnya

Tari tradisional memiliki ciri khas yang menunjukkan identitas dan keunikan dari daerah asalnya.

Baca Selengkapnya
Model Kebaya Bali Terbaru 2024, Bikin Cantik dan Menarik bak Wanita Pulau Dewata
Model Kebaya Bali Terbaru 2024, Bikin Cantik dan Menarik bak Wanita Pulau Dewata

Selain daya tarik objek wisata dan beragam kebudayaannya, pakaian kebaya khas Pulau Dewata juga mendapat banyak perhatian dari masyarakat.

Baca Selengkapnya
Langka dan Unik, Ini 4 Ragam Motif Batik yang Ada di Pulau Sumatra
Langka dan Unik, Ini 4 Ragam Motif Batik yang Ada di Pulau Sumatra

Memperingati Hari Batik Nasional, ini empat motif batik yang populer di Pulau Sumatra.

Baca Selengkapnya
Terinspirasi dari Lingkungan Sekitar, Ini Makna Batik Melati Pandanwangi dan Sejuta Bunga Khas Madiun
Terinspirasi dari Lingkungan Sekitar, Ini Makna Batik Melati Pandanwangi dan Sejuta Bunga Khas Madiun

Batik-batik ini juga sudah tercatat dalam Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Kemenkumham RI.

Baca Selengkapnya
Kisah Batik Betawi yang Sarat Nilai Sejarah dan Estetika, Bentuk Perlawanan terhadap Dominasi Batik Jawa
Kisah Batik Betawi yang Sarat Nilai Sejarah dan Estetika, Bentuk Perlawanan terhadap Dominasi Batik Jawa

Batik Betawi dikenal dengan corak khasnya yang penuh warna dan mencerminkan kekayaan budaya masyarakat asli Jakarta.

Baca Selengkapnya