Mengenal Dinasti Gipo Keluarga Crazy Rich Surabaya, Berawal dari Santri Jadi Menantu Saudagar Cina
Keluarga ini sering menyambut para ulama Jawa Timur yang ziarah ke makam Sunan Ampel
Keluarga ini sering menyambut para ulama Jawa Timur yang ziarah ke makam Sunan Ampel
Mengenal Dinasti Gipo Keluarga Crazy Rich Surabaya, Berawal dari Santri Jadi Menantu Saudagar Cina
Dinasti Gipo ini didirikan oleh Abdul Latif Sagipoddin (Tsaqifuddin). Sosok ini kemudian lebih akrab disapa Gipo.Mengutip situs NU Jateng, Gipo merupakan santri bahkan kerabat Sunan Ampel. Tak heran jika keislamannya sangat mendalam.
Tinggal di kawasan bisnis yang berkembang sejak zaman Majapahit itu, Sagipoddin memiliki etos kewiraswastaan tinggi.
Bisnis
Gipo memulai karier di dunia bisnis sebagai pedagang beras eceran. Pengalaman menjadi pedagang beras eceran membuat Gipo pandai menaksir kualitas beras.
Keahliannya menaksir kualitas beras semakin hari semakin tenar. Hal ini rupanya mendatangkan keuntungan. Banyak pedagang dan importir beras yang menggunakan jasanya sebagai konsultan kualitas beras.
Bermodal keahlian tersebut, Gipo memiliki semakin banyak rekan bisnis.
-
Siapa yang disebut sebagai 'crazy rich' dari Banyuwangi? Siapa sebenarnya Dio Arli yang disebut sebagai salah satu 'crazy rich' dari Banyuwangi?
-
Siapa keturunan bangsawan dari Kesultanan Cirebon? Raden Adjeng Dewi Pudjijati merupakan keturunan bangsawan Kesultanan Cirebon dan Melayu Palembang.
-
Siapa Crazy Rich asal Medan? Sosok Crazy Rich asal Medan itu bernama Sukanto Tanoto.
-
Bagaimana Dita Karang diketahui memiliki keturunan bangsawan? Nama lengkapnya adalah Anak Agung Ayu Puspa Aditya Karang, tetapi dia lebih dikenal dengan nama Dita Karang. Ayahnya memiliki keturunan yang dapat ditelusuri hingga Raja Kerajaan Karangasem Bali, atau yang dikenal dengan sebutan Puri Karangasem.
-
Siapa keturunan Pangeran Diponegoro? Dalam salah satu episode podcast ‘Face to Face’ di kanal YouTube The Leonardo's, Asri Welas mengungkapkan bahwa keturunan tersebut berasal dari Ibunya.
Menantu Saudagar
Saat usianya menjelang dewasa, Gipo diambil menantu oleh seorang saudagar Cina. Setelah menikah, Gipo diberi suntikan modal besar oleh sang mertua. Gipo pun melakukan impor beras sendiri dari Siam, sehingga keuntungannya semakin besar. Alhasil, dia pun semakin kaya.
Gipo menikah dengan Tasirah, anak saudagar Cina. Pernikahan keduanya dikaruniai 12 orang anak.
Rekanan bisnisnya semakin banyak sejak ia melakukan impor beras sendiri. Beberapa pengusaha dari Pakistan, Arab Persia, dan India digandeng.Saat bisnis berasnya semakin besar, Gipo berinisiatif melakukan diversifikasi beras dengan mengimpor tekstil dari India.
Ia pun dikenal sebagai pengusaha besar di kawasan perdagangan Pabean, Kota Surabaya. Ia pun bisa membeli sejumlah bidang tanah di kawasan ini.
Ditipu Rekan Usaha
Saat bisnis berasnya berkembang, Gipo justru ditipu rekan bisnisnya dari Pakistan. Beras yang diimpor dari Siam ditukar dengan wijen. Saat itu, harga wijen sangat rendah. Selain itu, tidak ada pihak yang membutuhkan wijen dalam skala besar.
Akibat penipuan tersebut, bisnis Gipo sempat limbung beberapa bulan. Modal mandek, uang tidak bisa diputar karena wijen tidak laku dijual.
Momen itu jadi salah satu titik terendah Gipo. Dia pun terpukul. Beruntung, ia punya mertua pengertian. Alih-alih menyalahkan, sang mertua justru meminta Gipo bersabar.
Saudagar Cina itu juga memberikan pengertian kepada Gipo bahwa kerugian ialah risiko dari setiap bisnis.
Bangkit
Saat bisnisnya lesu, tiba-tiba pemerintah kolonial Hindia Belanda membutuhkan wijen dalam skala besar. Mereka pun berkenan membeli wijen milik Gipo dengan harga tinggi.
Berkat keuntungan berlimpah dari hasil menjual wijen kepada pihak kolonial Hindia Belanda, Gipo bisa membeli tanah di kawasan perdagangan yang strategis. Ia membangun pertokoan dan pergudangan.
Akhirnya ia juga bisnis persewaan toko, penginapan, dan pergudangan.
Langgar Gipo
Langgar Gipo adalah salah satu peninggalan crazy rich Surabaya yang masih berdiri megah hingga kini. Dulu, langgar ini jadi tempat berkumpulnya para ulama dan tokoh pergerakan seperti Wahab Hasbullah, HOS Tjokroaminoto, Soekarno, dan beberapa lainnya.