Mengenal Hoarding Disorder, Hobi Menimbun Sampah yang Merupakan Gangguan Mental
Merdeka.com - Saat ini, sedang marak perbincangan di jagat dunia maya mengenai suatu perilaku yang disebut hoarding disorder atau gangguan yang membuat si penderita menjadi seorang penimbun barang-barang bekas. Barang bekas yang ditimbun pun tergolong dalam kategori sampah.
Seseorang yang memiliki gangguan hoarding disorder memiliki kesulitan untuk membuang atau berpisah dengan barang-barang miliknya, meski barang tersebut telah menjadi sampah. Hal ini karena adanya kebutuhan dari si penderita untuk menyelamatkan atau mengamankan barang-barang tersebut. Hal yang terjadi selanjutnya adalah penumpukan barang atau sampah yang berlebihan, hingga memengaruhi kualitas hidup si penderita.
Hoarding disorder atau kecenderungan menimbun barang bekas menciptakan kondisi kehidupan yang tidak sehat, penyempitan ruang gerak, yang membuat rumah atau kamar penderita menjadi sulit ditinggali. Karena, hampir semua permukaan tempat dipenuhi dengan barang-barang.
-
Kenapa penderita hoarding sulit membuang barang? Gangguan ini menyebabkan penderita memiliki keinginan yang kuat untuk menyimpan barang tersebut karena rasa cemas dan takut akan terjadi sesuatu yang buruk jika barang tersebut dibuang.
-
Apa yang disimpan oleh penderita hoarding? Gangguan ini ditandai ketika seseorang merasa cemas atau khawatir secara berlebihan karena hasrat menyimpan barang yang sudah tidak dipakai lagi sangat tinggi.
-
Bagaimana cara mengatasi hoarding? Gangguan hoarding disorder dalam kondisi kronis mungkin tidak bisa disembuhkan seratus persen. Sehingga, cara penyembuhan kondisi ini dilakukan untuk upaya meredakan gejalanya.
-
Siapa yang bisa terkena hoarding? Hoarding disorder dapat dialami oleh setiap orang, meski sering dialami pada orang dewasa, namun gangguan ini juga bisa terjadi pada usia anak-anak dan remaja.
-
Kenapa rumah berantakan bikin stres? Sebuah penelitian yang dilakukan pada 2016 dari Universitas New Mexico, Amerika Serikat menyebabkan kondisi rumah yang berantakan bisa membuat seseorang jadi tidak bisa menikmati sebuah ruangan. Hal ini yang membuat tingkat stres semakin tinggi.
-
Apa saja tanda gangguan kesehatan mental? Berikut ini adalah beberapa tanda atau gejala yang bisa menjadi indikasi bahwa kita perlu memeriksakan kesehatan mental kita: Perubahan suasana hati yang ekstrem atau tidak stabil. Misalnya, merasa sangat sedih, marah, cemas, takut, atau bahagia tanpa alasan yang jelas. Perubahan perilaku yang signifikan atau tidak biasa. Misalnya, menjadi penyendiri, agresif, impulsif, atau tidak peduli dengan orang lain. Perubahan pola tidur atau nafsu makan yang drastis. Misalnya, sulit tidur atau tidur terlalu banyak; tidak nafsu makan atau makan terlalu banyak. Perubahan kinerja atau produktivitas di sekolah atau tempat kerja. Misalnya, sulit berkonsentrasi, sering lupa, kurang motivasi, atau sering absen. Perubahan minat atau kesenangan terhadap aktivitas yang biasa dilakukan. Misalnya, tidak lagi menikmati hobi, olahraga, atau bersosialisasi dengan teman. Perasaan tidak berharga, bersalah, putus asa, atau ingin bunuh diri. Mengalami halusinasi (melihat atau mendengar sesuatu yang tidak ada) atau delusi (percaya pada sesuatu yang tidak nyata). Mengonsumsi alkohol atau obat-obatan secara berlebihan untuk mengatasi masalah. Mengalami gejala fisik yang tidak dapat dijelaskan secara medis. Misalnya, sakit kepala, nyeri dada, mual, atau sesak napas.
Berikut penjelasan lengkap mengenai gangguan hoarding disorder yang perlu Anda ketahui.
Mengenal Tentang Hoarding Disorder
©2020 Merdeka.com
Mengoleksi suatu benda adalah hal umum untuk dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat. Terdapat berbagai alasan mengapa beberapa orang mengoleksi benda-benda tertentu. Ada di antara mereka yang mengoleksi benda untuk diinvestasikan, ada yang untuk kesenangan semata, dan yang untuk memperluas kehidupan sosial mereka (Muensterberger, 2014). Alasan-alasan berikut masih terbilang umum untuk dijadikan sebagai dasar mengapa ada beberapa orang yang suka mengoleksi benda-benda tertentu.
Namun, aktivitas dan perilaku mengoleksi ini perlu dibedakan dari perilaku konsumtif seperti pengumpulan benda atau akumulasi, kepemilikan, dan penimbunan. Hal ini dikarenakan apabila aktivitas dan perilaku mengoleksi barang sudah melebihi batasnya, perilaku berikut dapat disebut berkembang menjadi hoarding disorder.
Hoarding disorder adalah gangguan psikopatologis yang dapat ditimbulkan dari kesulitan bagi seorang individu untuk membuang dan melanjutkan aktivitas mengoleksi benda yang bersifat tidak terlalu penting (American Psychiatric Association, 2013). Gejala-gejala kelainan dari seorang penimbun dapat muncul apabila perilaku mengoleksinya sudah berlawanan dan mengganggu aktivitas kesehariannya.
Hoarding disorder memiliki kaitan erat dan dapat mengakibatkan adanya beberapa gangguan lainnya seperti OCD, OCDP, dan gangguan kecemasan (American Psychiatric Association, 2013). Walaupun begitu, dimungkinkan bahwa aktivitas mengoleksi dan penimbunan benda, juga dapat berawal atau menimbulkan aktivitas tertentu yang bersifat impulsif.
Gejala Hoarding Disorder
Memiliki dan menyimpan barang-barang dalam jumlah yang berlebihan, lalu menumpuknya secara bertahap di seluruh permukaan rumah karena merasa sayang untuk membuangnya biasanya merupakan tanda dan gejala gangguan hoarding disorder yang pertama. Gejala ini biasanya muncul pada masa remaja hingga awal memasuki usia dewasa.
Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, ia biasanya mulai menyimpan hal-hal yang tidak dibutuhkan. Pada usia paruh baya, gejalanya sering bertambah parah dan akan lebih sulit diobati.
Masalah yang berkaitan dengan hoarding disorder akan berkembang secara bertahap dari waktu ke waktu dan cenderung menjadi perilaku pribadi. Seringkali, hal ini menjadi sangat kentara dan signifikan hingga menarik perhatian orang-orang di sekitar.
Tanda dan gejala hoarding disorder termasuk:
- Menyimpan barang yang tidak diperlukan secara berlebihan.
- Terus-menerus merasa kesulitan membuang atau berpisah dengan barang-barang tersebut, terlepas dari nilai barang yang sebenarnya.
- Merasa perlu untuk menyimpan barang-barang tersebut, dan menjadi kesal dengan pikiran membuangnya.
- Sampai pada titik di mana kamar menjadi tidak dapat digunakan lagi dengan leluasa karna tertutup oleh barang/sampah hasil penimbunan.
- Memiliki kecenderungan ke arah keraguan, perfeksionisme, penghindaran, penundaan, dan masalah dengan perencanaan dan pengorganisasian.
Orang dengan gangguan menimbun biasanya menyimpan barang karena:
- Mereka percaya barang-barang ini unik atau akan dibutuhkan suatu saat di masa depan.
- Barang-barang tersebut memiliki signifikansi emosional yang penting - berfungsi sebagai pengingat akan masa yang lebih bahagia atau mewakili orang atau binatang kesayangan.
- Mereka merasa lebih aman ketika dikelilingi oleh barang-barang yang mereka 'selamatkan'.
- Mereka tidak ingin membuang apa pun.
Hoarding disorder beda dengan perilaku mengoleksi. Orang yang memiliki koleksi, seperti perangko atau mobil model, dengan sengaja mencari barang tertentu, mengategorikannya dan dengan hati-hati menampilkan atau memamerkan koleksi mereka. Meskipun barang koleksi juga bisa berjumlah masif, namun diatur sedemikian rupa agar rapi dan tidak mengganggu jalannya aktivitas kehidupan sehari-hari.
Penyebab dan Faktor Risiko Hoarding Disorder
©2020 Merdeka.com
Masih tidak jelas apa yang menjadi penyebab utama gangguan menimbun atau hoarding disorder. Genetika, fungsi otak, dan peristiwa kehidupan yang penuh stres sedang dipelajari sebagai penyebab-penyebab yang paling mungkin.
Sementara itu, perilaku gangguan menimbun juga memiliki beberapa faktor risiko. Aktivitas penimbunan biasanya dimulai sekitar usia 11 hingga 15 tahun, dan cenderung bertambah buruk seiring bertambahnya usia. Hoarding disorder lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua daripada orang dewasa yang lebih muda.
Faktor risiko hoarding disorder meliputi:
- Kepribadian. Kebanyakan orang yang memiliki gangguan menimbun atau hoarding disorder memiliki temperamen seperti selalu ragu-ragu.
- Sejarah keluarga. Ada hubungan yang kuat antara memiliki anggota keluarga yang merupakan seorang pengidap hoarding disorder dan memiliki gangguan ini sendiri.
- Peristiwa hidup yang penuh tekanan. Beberapa orang mengalami gangguan menimbun setelah mengalami peristiwa kehidupan yang penuh tekanan dan sulit diatasi. Ini seperti kematian orang yang dicintai, perceraian, penggusuran, atau kehilangan harta benda dalam kebakaran.
Komplikasi Hoarding Disorder
Hoarding disorder atau gangguan menimbun barang dapat menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk di antaranya:
Banyak orang dengan gangguan menimbun juga mengalami gangguan kesehatan mental lainnya, seperti:
Karena masih sedikit yang mengerti tentang apa yang menyebabkan hoarding disorder, belum ada cara yang diketahui untuk mencegahnya. Namun, seperti halnya dengan banyak kondisi kesehatan mental, mendapatkan perawatan pada gejala pertama dari suatu masalah dapat membantu mencegah gangguan ini menjadi lebih buruk. (mdk/edl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengatasi gangguan psikologis ini memanglah tidak mudah, tetapi dengan bantuan yang tepat, kondisi ini dapat diatasi.
Baca SelengkapnyaHoarding disorder atau kebiasaan menimbun barang merupakan gangguan kepribadian yang perlu kita waspadai.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan sebuah kamar kos cewek yang terdapat tumpukan sampah yang menggunung.
Baca SelengkapnyaKamar kos itu ditinggalkan dengan berbagai sampah yang berserakan di sekitar, mulai dari botol air hingga bungkus bekas makanan.
Baca SelengkapnyaUsai sebulan pemilik kamar tak berada di kosan, pria ini perlihatkan kondisi kamar tersebut yang penuh sampah.
Baca SelengkapnyaCaesar Hito mengungkap pengakuan mengejutkan tentangnya yang pernah mengidap hoarding disorder.
Baca SelengkapnyaPengidap hoarding disorder kerap tidak merasa jika apa yang dialaminya adalah gangguan.
Baca SelengkapnyaKontrol implus adalah jenis gangguan mental yang menyebabkan penderitanya sering melakukan tindakan di luar norma.
Baca SelengkapnyaJangan sering dipelihara karena bisa mengganggu kualitas hidupmu!
Baca SelengkapnyaHindari energi negatif dengan tidak menyimpan 5 benda ini di dalam rumah.
Baca SelengkapnyaTips mengurangi sampah rumah tangga adalah cara yang dapat Anda lakukan untuk meminimalisir limbah yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari di rumah.
Baca SelengkapnyaWanita pengunggah video mengaku risih dengan kebiasaann yang dilakukan oleh tetangganya ini.
Baca Selengkapnya