Mengenal Tatik Setyowati, Animator Muda Asal Malang yang Dipercaya Garap Animasi Serial Disney
Gagal masuk jurusan sekolah incaran justru jadi jalan kesuksesannya
Gagal masuk jurusan sekolah incaran justru jadi jalan kesuksesannya
Mengenal Tatik Setyowati, Animator Muda Asal Malang yang Dipercaya Garap Animasi Serial Disney
Malang Raya dikenal sebagai gudangnya animator bertalenta. Karya para animator ini tidak hanya terkenal di Indonesia, tetapi juga di dunia internasional. Salah satu animator asal Malang yang sudah berkiprah di kancah internasional adalah Tatik Setyowati.
-
Siapa yang menginspirasi generasi muda Indonesia? 'Almarhum adalah sahabat baik Jerman dan telah berkontribusi besar bagi hubungan Indonesia dan Jerman. Ia yang membangun jembatan hubungan antara kedua negara, menjadi contoh serta panutan bagi generasi muda Indonesia dan semua pencapaiannya menjadi motivasi besar bagi mereka yang ingin belajar bahasa Jerman serta melanjutkan pendidikan di Jerman,' ungkap Dreyer dalam pernyataan resmi tertulisnya.
-
Siapa yang punya bakat seni? Terlihat jelas bahwa ia mewarisi bakat besar dalam dunia seni dari ibunya yang terkenal, Kris Dayanti.
-
Siapa yang terinspirasi? Aksi tak terduga dari polisi di China terhadap salah seorang pedagang buah menuai rasa haru warganet. Banyak air mata sekaligus pujian yang mendarat di kolom komentar.
-
Siapa yang menginspirasi Asisi di masa kecil? 'Komik itu mengubah hidup saya. Sejak baca komik, saya bercita-cita ingin membuat hal serupa nantinya,' terang Asisi, dikutip dari YouTube Gita Wirjawan.
-
Bagaimana Titha Monika menginspirasi generasi muda? Titha Monika berperan sebagai jembatan antara generasi muda dan pengetahuan yang relevan di era digital.
-
Siapa yang bisa menginspirasi kita? Orang yang paling menginspirasi adalah mereka yang tidak pernah menyerah pada impian mereka.
Profil
Tatik lahir di Malang pada tahun 2000 lalu. Ketertarikannya pada dunia animasi berawal dari kegemaran menonton film kartun di televisi seperti Inuyasha, Detektif Conan, Yugio, Dragon Ball, Ninja Hattori, One Piece, Pokemon, dan Shinchan.
Meski senang dengan dunia animasi, Tatik tak berpikir kelak akan berkarier sebagai animator. Saat mendaftar di SMKN 4 Malang, ia menempatkan jurusan lain sebagai pilihan pertamanya. Sayangnya ia tak diterima di jurusan pilihan pertamanya.
Tatik justru diterima di jurusan pilihan kedua, yakni Animasi. Siapa sangka jurusan pilihan keduanya inilah yang menjadi pintu gerbang kesuksesannya.
“Awalnya saya mengira animasi hanya gambar-gambar saja, ternyata salah besar. Animasi bukan sekedar gambar tapi kita bisa membuat karakter hewan, benda, membuat cerita menjadi hidup dan bernyawa dalam animasi,” ujar perempuan 24 tahun ini, dikutip dari laman Pemkot Malang.
Peran Besar Sang Ibu
Perjalanan hidup Tatik tak bisa dipisahkan dari peran besar sang ibu. Menurut Tatik, ibunya selalu mendukung pilihan-pilihan hidup yang ia tentukan.
“Ibu memberi banyak hal dan selalu mendukung saya. Ibu berusaha semampu mungkin menyiapkan apa yang saya butuhkan. Saat kelas XI, ibu membelikan laptop bekas agar mempermudah saya mengerjakan tugas di rumah, dibanding ke warnet,” ungkapnya.
Perjuangan sang ibu tidak sia-sia. Kini Tatik dikenal sebagai salah satu animator kebangaan Kota Malang.
Tantangan
Seperti profesi lain, Tatik juga mengalami berbagai tantangan. Seperti spek komputer yang kurang memadai, jaringan internet tidak stabil, dan lain sebagainya.
“Perbedaan waktu dengan klien dan deadline yang mepet juga kadang jadi tantangan. Perlu mengatur waktu untuk istirahat, karena kalau sudah mendekati deadline kadang jadi kurang tidur,” tuturnya.
Karya
Beberapa karya Tatik yakni animasi Kiko dan serial animasi Disney Junior, Vampirina Season 1 dan 2. Kemudian serial animasi Top Wing, Tobot V, dan Bima. Selain itu juga, Tatik juga terlibat dalam produksi film Angela’s Christmas Wish, hingga Iklan Layanan Masyarakat Gempur Rokok Ilegal dengan tokoh OsiJi (Maskot Kota Malang).
Sejak tahun 2016, Tatik bekerja profesional sebagai 3D Animator. Mengutip LinkedIn pribadinya, Tatik pernah bekerja pada Infinite Frameworks Studios, White Monkey Animation, Brown Bag Films Bali, KOMI Studio, dan TNA Studio. Kini ia memilih menjadi pekerja freelance.
Rencana
Berbagai tantangan yang dihadapi tak menyurutkan semangatnya untuk tetap berkarya di bidang animasi. Apalagi potensi karier sebagai animator saat ini sangat menjanjikan.
“Menurut pengamatan saya di era digital saat ini, animasi banyak disukai, tapi animatornya terbilang masih sedikit,” kata Tatik.
Tatik juga memiliki keinginan melanjutkan pendidikan ke luar negeri agar mendapatkan lebih banyak pengalaman.
“Dulu saya sempat kuliah Institut Asia Jurusan DKV, tapi tidak lanjut di semester ketiga karena faktor biaya. Sekarang cita-cita saya ingin melanjutkan kuliah, agar lebih banyak peluang mencari ilmu pengalaman di luar negeri,” tandasnya.