Niat Sholat Ashar, Tata Cara, dan Bacaan Doa Setelahnya yang Patut Dihafal
Sholat ashar berfungsi sebagai pengingat umat Islam untuk beristirahat sejenak dari kegiatan sehari-hari dan beribadah.
Sholat ashar berfungsi sebagai pengingat umat Islam untuk beristirahat sejenak dari kegiatan sehari-hari dan beribadah.
Niat Sholat Ashar, Tata Cara, dan Bacaan Doa Setelahnya yang Patut Dihafal
Sholat ashar adalah salah satu dari lima sholat wajib yang dilakukan oleh umat Islam sepanjang hari. Sholat ini memiliki arti penting dalam agama Islam dan merupakan cara bagi umat Islam untuk berhubungan dengan Allah dan mencari bimbingan dan berkah-Nya.
Sholat Ashar dilaksanakan pada sore hari, khususnya antara waktu ketika matahari mulai turun dari puncaknya (Zuhur) dan sebelum matahari terbenam (Magrib).
Sholat Ashar dianggap sebagai salah satu sholat yang paling penting dalam sehari. Sholat ini berfungsi sebagai pengingat bagi umat Islam untuk beristirahat dari kegiatan sehari-hari dan mencurahkan waktu untuk beribadah kepada Allah. Ini adalah cara untuk mencari pengampunan, mengungkapkan rasa syukur, dan merefleksikan tindakan dan niat seseorang sepanjang hari.
-
Bagaimana tata cara sholat ashar? Setiap rakaat dalam sholat ashar memiliki rangkaian gerakan yang meliputi takbir, membaca surat Al-Fatihah, membaca surat pendek dari Al-Quran, melakukan rukuk, sujud, dan posisi-posisi lain yang dilakukan sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
-
Apa doa yang dibaca setelah sholat ashar hari jumat? Pertama, akan diberikan bacaan doa setelah Ashar di Hari Jumat. Seperti diketahui, hari Jumat merupakan hari yang istimewa dalam Islam. Di mana umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak doa guna memohon kebaikan dan keberkahan dari Allah. Berikut bacaan doa setelah Ashar di ari Jumat, bisa diamalkan:Allahumma Anta Rabbi laa ilaaha illa Anta khalaqtani, wa ana abduka wabnu amatika wafi qabdhotika wa nasiyati bi yadika. Amsaitu ala ahdika wa wa'dika mastatho'tu a'udzu bika min syarri ma shona'tu. Abu'u bi ni'matika wa abu'u bidzanbi faghfirly dzunubi. Innahu la yaghfirudz dzunuba illa Anta.
-
Bagaimana cara qodho sholat ashar di waktu isya? Dikerjakan semuanya sekaligus. karena Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ketika terlewat beberapa shalat pada saat perang Khandaq beliau mengerjakan semuanya sebelum Maghrib. Dan demikianlah yang semestinya dilakukan setiap orang yang terlewat shalatnya, yaitu mengerjakan semuanya sekaligus tanpa menundanya.
-
Mengapa sholat ashar wajib dilakukan? Sholat ashar termasuk dalam kategori sholat fardhu (wajib) dan memiliki jumlah rakaat yang spesifik yang harus dikerjakan, serta dasar hukum yang mendasarinya.
-
Bagaimana cara membaca doa setelah sholat fardhu? Urutan doa setelah sholat fardhu singkat yang berisi bacaan zikir sebagai berikut:
-
Bagaimana cara membaca doa setelah sholat? Membaca doa setelah sholat adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Terdapat 7 adab yang perlu diikuti saat membaca doa setelah sholat wajib agar doa lebih berarti dan lebih didengar oleh Allah SWT, sebagai berikut:1. Pertama, adab pertama yang harus dilakukan ketika membaca doa setelah sholat adalah memulainya dengan memuji keagungan Allah SWT. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan mengakui kebesaran-Nya.
Melaksanakan sholat Ashar memiliki banyak keutamaan dan pahala bagi orang-orang yang beriman. Dipercaya bahwa mereka yang melaksanakan sholat ini secara teratur akan diberkati dengan ketenangan dan kedamaian pikiran. Nabi Muhammad SAW menekankan pentingnya sholat ini dan menyatakan bahwa sholat ini memiliki tempat khusus di sisi Allah.
Mengutip berbagai sumber, berikut informasi selengkapnya mengenai sholat ashar mulai dari niat, tata cara, bacaan doa usai sholat, hingga keutamaannya yang penting untuk Anda ketahui.
Mengenal Sholat Ashar
Dalam Islam, terdapat sholat fardhu atau sholat yang menjadi kewajiban bagi umat muslim untuk ditunaikan. Urutan sholat 5 waktu atau sholat wajib ini terdiri dari sholat subuh, dzuhur, ashar, maghrib, dan isya. Masing-masing sholat wajib dilakukan dalam 5 waktu yang berbeda. Inilah sebabnya, sholat wajib disebut juga dengan sholat lima waktu.
Sholat Ashar dilakukan setelah tergelincirnya matahari hingga menjelang masuknya waktu Maghrib, dimulai sejak panjang bayangan suatu benda menjadi sama panjangnya dengan benda itu sendiri dan berakhir jika matahari telah tenggelam di ufuk barat.
Sholat Ashar termasuk dalam kategori sholat fardhu (wajib) dan memiliki jumlah rakaat yang spesifik yang harus dikerjakan, serta dasar hukum yang mendasarinya. Sholat ashar berada dalam urutan sholat 5 waktu yang ketiga.
Sholat Ashar memiliki tata cara pelaksanaan dan jumlah rakaat yang berbeda dengan beberapa sholat wajib lainnya, terutama dengan sholat subuh dan maghrib. Sehingga, penting untuk mengetahui sholat ashar berapa rakaat dan bagaimana bacaan niatnya sebelum dilakukan.
Jumlah rakaat yang harus dilakukan dalam sholat ashar sendiri adalah empat rakaat. Setiap rakaat dalam sholat ashar memiliki rangkaian gerakan yang meliputi takbir, membaca surat Al-Fatihah, membaca surat pendek dari Al-Quran, melakukan rukuk, sujud, dan posisi-posisi lain yang dilakukan sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Selain itu, ada pula doa-doa yang dianjurkan untuk dibaca setelah melaksanakan sholat ashar.
Dasar Hukum Sholat Ashar
Dasar hukum sholat ashar dalam agama Islam dapat ditemukan dalam Al-Quran dan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW. Berikut adalah penjelasan dasar hukum Sholat Ashar:
Al-Qur'an
Dalam Al-Qur'an, terdapat beberapa ayat yang memberikan indikasi tentang kewajiban melaksanakan sholat pada waktu-waktu tertentu. Salah satu ayat yang relevan adalah surat An-Nisa ayat 103, yang berbunyi:
"Sesungguhnya telah ditetapkan bagi orang-orang yang beriman waktu-waktu shalat."
Ayat ini menunjukkan pentingnya waktu-waktu sholat bagi umat Muslim. Ashar adalah salah satu waktu sholat yang ditetapkan.
Hadis Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW juga memberikan petunjuk dan tuntunan mengenai pelaksanaan Sholat Ashar. Beliau melaksanakan sholat ini secara teratur dan mengajarkan kepada umatnya untuk melaksanakannya. Beberapa hadis yang relevan meliputi:
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: "Amalan yang paling sulit bagi orang munafik adalah sholat Ashar dan sholat Isya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah kalian membiarkan sholat Ashar sehingga berubah menjadi khatam matahari (masuk waktu Maghrib)." (HR. Muslim)
Hadis-hadis tersebut menegaskan pentingnya melaksanakan Sholat Ashar dan memperhatikan waktunya.
Berdasarkan landasan hukum tersebut, sholat ashar dianggap sebagai ibadah wajib dalam Islam. Umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakannya dengan penuh kesadaran dan ketaatan, mengikuti tuntunan yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dan menghormati waktu yang telah ditentukan.
Niat Sholat Ashar
Sebelum melaksanakan sholat Ashar, setiap umat Muslim harus membaca bacaan doa niat sholat Ashar terlebih dahulu. Jika melupakan atau melewatinya, maka sholat Ashar yang dikerjakan tidak sah. Berikut bacaan doa niat sholat Ashar baik jamaah maupun sendiri:
1. Niat Sholat Ashar Sendiri
أُصَلِّى فَرْضَ العَصْرِأَرْبَعَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لله تَعَالَى.
Ushollii fardhal ‘ashri arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati adaan lilaahi ta’aalaa.
Artinya: “Saya berniat sholat fardu ashar sebanyak empat rakaat menghadap kiblat, pada waktunya karena Allah Ta'ala.”
2. Niat Sholat Ashar berjamaah (menjadi makmum)
أُصَلِّى فَرْضَ العَصْرِأَرْبَعَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لله تَعَالَى.
Ushollii fardhal ‘ashri arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati ma’muman lillaahi ta’aalaa.
Artinya: “Saya (niat) mengerjakan sholat fardhu Ashar sebanyak empat rakaat dengan menghadap kiblat, sebagai makmum, karena Allah Ta'ala.”
3. Niat Sholat Ashar berjamaah (menjadi imam)
Ushollii fardhal ‘ashri arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati imaaman lillaahi ta’aalaa.
Artinya: “Saya (niat) mengerjakan sholat fardhu Ashar sebanyak empat rakaat dengan menghadap kiblat, sebagai imam karena Allah Ta'ala.”
Tata Cara Pelaksanaan Sholat Ashar
Berikut tata cara sholat wajib yang benar sesuai syariat islam:
1. Membaca niat sholat
Membaca bacaan doa sholat Ashar yang telah dijelaskan di atas.
2. Takbiratul Ihram
Takbiratul Ihram dilakukan setelah membaca niat dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga untuk laki-laki, dan sejajar dengan dada untuk perempuan, sambil membaca:
“Allaahu akbar”
Kemudian kedua tangan disedekapkan pada dada dan membaca do’a iftitah:
“Kabiiraa wal hamdu lillaahi katsiiraa wasubhaanallaahi bukrataw waashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifam muslimaw wamaa ana minal musyrikiin. Inna shalaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahirabbil ‘aalamiin. Laa syariika lahuu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.”
Dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah:
“Bismillaahir rahmaanir rahiim. Alhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin. Arrahmaanir rahiim. Maalikiyaumiddiin. Iyyaaka na’budu waiyyaaka nasta’iinu. Ihdinash shiraathal mustaqiim. Shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladhdhaalliin. Aamiin.”
Dilanjutkan dengan membaca salah satu surah pendek atau ayat-ayat dalam Al-Qur’an.
3. Ruku’
Setelah selesai membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek, tata cara sholat ashar selanjutnya adalah ruku’. Kedua tangan diangkat setinggi telinga dan membaca Allaahu akbar, kemudian badan dibungkukkan, kedua tangan memegang lutut dan ditekankan. Usahakan antara punggung dan kepala supaya rata. Setelah sempurna, kemudian membaca do’a berikut sebanyak tiga kali:
“Subhaana rabbiyal ‘adziimi wa bihamdih”. (3x)
4. I'tidal
Setelah ruku’, kemudian bangkit tegak dengan mengangkat kedua tangan setinggi telinga sambil membaca:
“Sami’allaahu liman hamidah.”
“Rabbanaa lakal hamdu mil’us samaawati wa mil ‘ulardhi wa mil ‘umaasyi’ta min syai’in ba’du.”
5. Sujud
Selesai I’tidal lalu sujud dengan meletakkan dahi di alas sholat. Ketika turun, yaitu dari berdiri i’tidal ke sujud sambil membaca “Allahuu akbar”. Dan saat sujud membaca tasbih sebanyak tiga kali:
“Subhaana rabbiyal a‘laa wa bihamdih.” (3x)
Setelah sujud, lakukan duduk di antara dua sujud dan membaca:
“Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’aafinii wa’fu ‘annii.”
6. Sujud Kedua
Sujud kedua dikerjakan seperti sujud pertama baik cara maupun bacaannya. Setelah sujud kedua, berdiri dan melakukan raka’at kedua dengan tata cara sholat sama seperti raka’at pertama namun tanpa membaca do’a Iftitah.
Sesudahnya, membaca surat Al-Fatihah, surat pendek, melakukan ruku’, I’tidal dan kemudian sujud untuk raka’at kedua.
7. Tasyahud Awal
Tasyahud Awal dilakukan pada raka’at kedua (kecuali shalat Subuh) setelah sujud yang kedua yaitu dengan duduk membentuk tasyahud awal dengan sikap kaki kanan tegak dan kaki kiri diduduki sambil membaca tasyahud awal:
“Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawatuth thayyibaatu lillaah. Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh. Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibadadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah. Wa asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Allaahumma shalli ‘alaa sayyidinaa muhammad.”
8. Tahiyatul Akhir
Selesai tasyahud Awal, berdiri kembali dengan mengangkat kedua tangan setinggi telinga sambil membaca Allaahu akbar untuk mengerjakan raka’at ketiga. Rakaat ketiga dan keempat, dikerjakan sama dengan rakaat pertama.
Baik dari bacaan doa sholat hingga tata caranya, yang membedakan yaitu tanpa membaca do’a Iftitah dan surat pendek. Kemudian setelah sujud terakhir, dilakukan tahiyatul akhir dengan duduk kaki bersilang (tawarruk) serta membaca:
“Attahiyaatul mubaarakaatush shalawaa-tuth thayy1baatu lillaah. assalaamu alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh. assalaamualainaa wa’alaa 'ibaadillaahish shaalihhn. asy-hadu al laa ilaaha illallaah, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullaah. allaahumma shalli alaa sayyidinaa muhammad. wa alaa aali sayyidinaa muhammad.
kama shallaita ‘alaa sayyidinaaibraahiim. wa’alaa aali sayyidinaa ibraahiim wabaarik-‘alaa sayyidinaa muhammad wa-‘alaa aali sayyidinaa muhammad. kamaa baarakta alaa sayyidinaa ibraahiim. wa ‘alaa aali sayyidinaa ibraahiim fil’aala miina innaka hamiidum majiid.”
9. Salam
Selesai tahiyatul akhir, lakukan salam dengan menengok ke kanan dan ke kiri bergantian sambil membaca:
“Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.”
Bacaan Doa Setelah Sholat Ashar
Menurut hadis riwayat Abu Hurairah, Rasulullah SAW mengajarkan bacaan zikir setelah salat 5 waktu, yaitu:
"Siapa yang bertasbih, bertahmid, dan bertakbir setelah salat sebanyak 33 kali dan menutupnya dengan membaca lâ ilâha illallâh lâ syarîka lahu lahul mulku wa lahulhamdu wa huwa ‘alâ kulli syai’in qadîr, maka dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan."
Doa setelah sholat Ashar istimewa karena dianggap sebagai waktu mustajab untuk berdoa bagi setiap Muslim. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis, yang artinya:
"Pada hari Jumat terdapat dua belas jam (pada siang hari), di antara waktu itu ada waktu yang tidak ada seorang hamba muslim pun memohon sesuatu kepada Allah melainkan Dia akan mengabulkan permintaannya. Oleh karena itu, carilah ia di akhir waktu setelah Ashar." (HR Abu Dawud).
Doa setelah sholat Ashar yang pertama yaitu membaca tahlil. Dari Al Mughirah bin Syu’bah radhiallahu’anhu, ia berkata: “Aku mendengar Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam setelah sholat beliau berdoa:
“Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir. Allahumma laa maani’a lima a’thoyta wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu.”
Artinya: “Tiada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Segala pujian dan kerajaan adalah milik Allah. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan (bagi pemiliknya). Dari Engkau-lah semua kekayaan dan kemuliaan)”. (HR. Bukhari, Muslim).
Doa Memohon Keberkahan
Doa setelah sholat Ashar berikutnya adalah doa mohon keberkahan. Berikut zikir allahumma antassalam waminkassalam:
"Allahumma antassalam, wamingkassalam, wa ilayka ya'uudussalam fakhayyina rabbanaa bissalaam wa-adkhilnaljannata darossalaam tabarokta rabbanaa wata'alayta yaa dzaljalaali wal ikraam"
Artinya: “Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan hanya dari-Mu lah keselamatan, kepada-Mu akan kembali lagi keselamatan itu, Ya Tuhan kami, hidupkanlah kami dengan sejahtera.
Masukkanlah kami ke dalam surga kampung keselamatan/kesejahteraan. Engkaulah yang berkuasa memberi berkah yang banyak dan Engkaulah Yang maha Tinggi, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan."
Doa Memohon Keselamatan
Doa setelah sholat Ashar berikutnya adalah doa memohon keselamatan. Berikut doanya:
“Allaahumma innaa nas’aluka salaamatan fiddiin. Wa ‘aafiyatan fil jasadi. Wa ziyaadatan fil ‘ilmi. Wa barakatan firrizqi. Wa taubatan qoblal maut. Wa rahmatan ‘indal maut. Wa maghfirotan ba’dal maut.”
Artinya: “Ya Allah kami meminta kepadamu keselamatan Agama, kesehatan jasmani, tambahan Ilmu, keberkahan dalam rizqi, Taubat sebelum mati, Rahmat ketika hendak mati dan Ampunan setelah mati.”
Doa agar Dijauhkan dari Kesesatan
Doa agar dijauhkan dari kesesatan merupakan doa setelah sholat Ashar berikutnya. Berikut doanya:
"Robbanaa laa tuzigh qulubanaa ba’da idzhadaitanaa wahab lanaa min ladunka rahmah. Innaka antal wahhaab."
Artinya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami menyimpang pada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (Karunia).”
Keutamaan Sholat Ashar
1. Amalan yang Mengantarkan ke Surga
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW;
مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْجَنَّة
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat shubuh dan ashar) maka dia akan masuk surga.”
(HR. Bukhari. Maktabah Syamilah, Sahih Al Bukhari, juz.1, h. 119, No.574. Lihat Sahih Muslim, juz.1, h.440, No. 635. Lihat Musnad Ahmad, juz 27, h.289, No.16730).
2. Terhindar dari Siksa Neraka
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW
لن يلج النارَ أحدٌ صلى قبل طلوع الشمس وقبل غروبها
Tidak akan masuk neraka seorang yang shalat sebelum terbitnya matahari (Subuh)dan sebelum matahari terbenam".
(HR. Muslim. Maktabah Syamilah, Sahih Muslim, juz.1, h.440, No.634. Lihat Musnad Ahmad, juz.28, h.456, No.17220).
3. Mendapat 2 Kali Lipat Pahala
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW;
إِنَّ هَذِهِ الصَّلَاةَ عُرِضَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَضَيَّعُوهَا، فَمَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَ لَهُ أَجْرُهُ مَرَّتَيْنِ، وَلَا صَلَاةَ بَعْدَهَا حَتَّى يَطْلُعَ الشَّاهِدُ» ، وَالشَّاهِدُ: النَّجْمُ ‘
"Sesungguhnya shalat ini (shalat ashar) pernah diwajibkan kepada umat sebelum kalian, namun mereka menyia-nyiakannya. Barangsiapa yang menjaga shalat ini, maka baginya pahala dua kali lipat. Dan tidak ada shalat setelahnya sampai terbitnya syahid (yaitu bintang)."
(HR. Muslim. Maktabah Syamilah, Sahih Muslim, juz.1, h.568, No.830. Lihat Sunan An-Nasa'i, juz. 1, h.259, No.521).
4. Disaksikan oleh Malaikat
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW
يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلَائِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلَائِكَةٌ بِالنَّهَارِ وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ
"Di antara kalian ada Malaikat yang bergantian di waktu malam dan siang, mereka berkumpul ketika sholat fajar (Subuh) dan sholat Ashar."
(HR. Bukhari. Maktabah Syamilah, Sahih Al Bukhari, juz.1, h.115, No.555. Lihat Sahih Muslim, juz.1, h.439, No.632. Lihat Musnad Ahmad, juz.13, h.477, No.8120).
5. Pembeda dengan Orang Munafik
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW;
«تِلْكَ صَلَاةُ الْمُنَافِقِ، يَجْلِسُ يَرْقُبُ الشَّمْسَ حَتَّى إِذَا كَانَتْ بَيْنَ قَرْنَيِ الشَّيْطَانِ، قَامَ فَنَقَرَهَا أَرْبَعًا، لَا يَذْكُرُ اللهَ فِيهَا إِلَّا قَلِيلًا»
“Itulah shalatnya orang munafik, (yaitu)duduk mengamati matahari. Hingga ketika matahari berada di antara dua tanduk setan (yaitu ketika hampir tenggelam, pent.), dia pun berdiri (untuk mengerjakan shalat ashar) empat raka’at (secara cepat) seperti patukan ayam. Dia tidak berdzikir untuk mengingat Allah, kecuali hanya sedikit saja.”
(HR. Muslim. Maktabah Syamilah, Sahih Muslim, juz.1, h.434, No.622. Lihat Sunan At Turmudzi, juz.1, h.230, No.160).