Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tanda-Tanda Krisis Paruh Baya yang Patut Diketahui, Berikut Penyebabnya

Tanda-Tanda Krisis Paruh Baya yang Patut Diketahui, Berikut Penyebabnya ilustrasi ibu dan anak dewasa. ©vavnews.com

Merdeka.com - Mengenali apa saja tanda-tanda krisis paruh baya dapat membantu Anda untuk melewatinya. Krisis paruh baya atau midlife crisis adalah kondisi psikologis yang terjadi kira-kira antara usia 40 dan 60 tahun. Satu kepercayaan umum tentang tahap kehidupan ini adalah bahwa Anda akan menghadapi gejolak batin tentang identitas, pilihan hidup, dan kefanaan eksistensi.

Psikoanalis Elliott Jacques menciptakan istilah "krisis paruh baya" pada 1960-an. Jacques mencatat bahwa pasien berusia pertengahan hingga akhir 30-an tampaknya mengalami masa depresi dan perubahan gaya hidup yang tiba-tiba saat mereka menghadapi gagasan tentang kematian mereka sendiri. Gagasan krisis paruh baya menjadi kepastian biologis yang menyebar.

Bergantung pada keadaan dan pandangan, krisis paruh baya dapat menjadi waktu yang menegangkan sekaligus membingungkan. Sebab usia paruh baya juga bisa menjadi masa pertumbuhan, stabilitas, dan kegembiraan. Mempelajari tanda-tanda krisis paruh baya dan mencari tahu apa penyebabnya dapat membantu Anda mengidentifikasi cara untuk menangani stres yang menyertainya.

Tanda-Tanda Krisis Paruh Baya

Dilansir dari laman helpguide.org, tingkat keparahan tanda-tanda atau gejala krisis paruh baya dapat bervariasi bagi masing-masing individu. Gender juga dapat berperan dalam bagaimana krisis paruh baya terungkap.

Wanita lebih cenderung melalui periode refleksi diri saat mereka beralih dari fase memenuhi kebutuhan orang lain menjadi memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Pria, di sisi lain, lebih cenderung merasa seolah-olah keputusan mereka di masa lalu telah membatasi pilihan masa depan mereka.

ilustrasi orang tua

©CCO Public Domain

Berikut adalah beberapa tanda-tanda krisis paruh baya yang harus diperhatikan:

1. Kesedihan dan penyesalan yang mendalam. Mungkin Anda merenungkan peluang yang terlewatkan dalam hubungan atau pekerjaan. Ini mengarah pada ketidakbahagiaan yang mendalam dengan saat ini dan kecenderungan untuk mengabaikan aspek-aspek baik dari hidup Anda.

2. Gelisah dan melamun. Anda mungkin merasa bosan atau lelah dengan rutinitas harian Anda, baik itu termasuk jadwal kerja atau tanggung jawab lainnya. Mungkin Anda mulai melamun tentang bagaimana jadinya hidup jika Anda mengikuti jalur karier yang berbeda atau menikah dengan pasangan yang berbeda. Keinginan untuk berubah dapat membuat Anda sulit untuk fokus pada apa yang ada di depan mata.

3. Sifat lekas marah. Merasa seperti keputusan masa lalu telah mengurung Anda atau membatasi potensi Anda dapat menyebabkan serangan kemarahan yang tiba-tiba. Anda mungkin merasa kesal dengan pasangan, orang tua yang sudah lanjut usia, atau teman terdekat karena hal-hal kecil yang sebenarnya remeh.

4. Nostalgia. Alih-alih berfokus pada hal-hal positif saat ini, Anda mulai mengidealkan gaya hidup masa lalu. Mungkin Anda mengenang betapa atletisnya Anda dulu atau betapa luasnya lingkaran sosial Anda di perguruan tinggi.

5. Perilaku impulsif dan memanjakan. Anda mungkin mulai melakukan pembelian dalam jumlah besar atau meningkatkan penggunaan alkohol dan narkoba untuk mengatasi perasaan tidak puas. Beberapa orang mulai lebih menikmati makanan, makan berlebihan karena bosan atau stres. Tidak satu pun dari perilaku ini yang benar-benar memuaskan Anda, tetapi dapat menimbulkan konsekuensi kesehatan.

6. Perubahan hasrat seksual. Beberapa orang mengalami lonjakan hasrat seksual, sementara yang lain mengalami penurunan minat terhadap seks. Anda mungkin memikirkan perselingkuhan atau terlibat perselingkuhan karena Anda ragu dengan hubungan Anda saat ini. Pikiran berkencan dengan seseorang yang lebih muda mungkin terkait dengan rasa tidak aman Anda sendiri tentang penuaan.

7. Perubahan ambisi. Anda mungkin tiba-tiba merasa termotivasi untuk membuat perubahan dalam hidup, seperti pindah ke daerah baru, membeli rumah baru, atau mencapai posisi yang lebih tinggi di tempat kerja. Ini bisa menjadi upaya untuk memperbaiki apa yang sekarang Anda anggap sebagai "keputusan masa lalu yang buruk". Di sisi lain, Anda mungkin merasa kurang termotivasi untuk meraih tujuan lain saat mulai mempertanyakan tujuan hidup Anda.

Penyebab Krisis Paruh Baya

Setelah mengetahui apa saja yang menjadi tanda-tanda krisis paruh baya, hal selanjutnya yang harus dipelajari adalah apa penyebab dari kemunculan krisis paruh baya itu sendiri. Gagasan mengenai krisis paruh baya sebagian besar dibentuk oleh pandangan budaya. Perlu diingat bahwa tidak semua budaya menganut konsep krisis paruh baya.

Contoh, masyarakat Barat cenderung menggambarkan penuaan fisik secara negatif, sambil mengagungkan masa muda. Penekanan berlebihan pada kepikunan dan berkurangnya kemampuan fisik dapat membuat penuaan tampak seperti prospek yang menakutkan. Dan tidak sulit untuk menemukan produk yang menjanjikan untuk mengurangi kerutan dan uban yang "tidak sedap dipandang", yang menyiratkan bahwa Anda menjadi kurang menarik seiring bertambahnya usia.

Hal-hal negatif seputar penuaan juga dapat membuat Anda merasa putus asa atau mengalami penurunan harga diri saat mencapai usia paruh baya. Anda mungkin merasa terdorong untuk mengevaluasi kembali kemajuan Anda dalam hidup atau memandang periode waktu ini hanya sebagai transisi menuju usia tua. Tentu saja, stres atau kemunduran yang sangat nyata selama masa dewasa juga dapat memperburuk atau memicu apa yang Anda anggap sebagai krisis paruh baya. Stresor ini dapat melibatkan perubahan pada kesehatan fisik, hubungan sosial, karier, atau keuangan Anda.

Tips Menghadapi Krisis Paruh Baya

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghadapi krisis paruh baya secara positif, yaitu:

1. Terima perubahan

Perubahan tidak bisa dihindari seiring bertambahnya usia, dan berdamai dengan perubahan adalah hal yang sangat penting untuk menemukan kepuasan di masa paruh baya. Pendekatan hidup yang adaptif akan membantu Anda menyesuaikan diri dengan perubahan dan memupuk ketahanan emosional.

2. Miliki tujuan

Situasi seperti perceraian, kehilangan pekerjaan, atau perasaan kosong saat ditinggalkan oleh anak-anak yang sudah dewasa dan mandiri mungkin membuat Anda seolah kehilangan tujuan hidup. Untuk itu, sangat penting mencari dan memiliki tujuan saat mencapai usia paruh baya. Anda bisa mencari dan mengerjakan hobi baru, atau aktif dalam kegiatan sosial yang beranggotakan orang-orang yang seumuran dengan Anda.

3. Utamakan perawatan diri

Usia paruh baya kemungkinan besar akan membawa perubahan pada tubuh, kebiasaan tidur, dan hubungan Anda dengan makanan. Mungkin Anda lebih sulit tidur atau berlari dengan kecepatan yang sama. Daripada merasa putus asa dengan perubahan ini, penting untuk mendedikasikan sedikit waktu ekstra untuk mengembangkan dan mempertahankan kebiasaan sehat untuk menjaga diri Anda.

4. Sesuaikan persepsi Anda tentang paruh baya dan penuaan

Jika Anda berfokus secara eksklusif pada hal-hal negatif, Anda akan menemukan banyak alasan untuk tidak bahagia di usia paruh baya. Tetapi ingatlah bahwa setiap tahap kehidupan datang dengan pasang surutnya. Maka dari itu itu, temukan cara untuk mengalihkan fokus dan persepsi Anda ke aspek positif usia paruh baya. (mdk/edl)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tak Hanya Gen Z, Lansia juga Berpotensi Mengalami Gangguan Mental, Ini Gejalanya
Tak Hanya Gen Z, Lansia juga Berpotensi Mengalami Gangguan Mental, Ini Gejalanya

Meskipun tidak ada cara pasti, cara mencegah gangguan mental pada lansia dengan, mengelola stres, menjalani pengobatan secara rutin, & menjaga hubungan sosial.

Baca Selengkapnya
Kupas Tuntas Belajar Atasi Krisis Usia Paruh Baya Bersama Elly Risman Musa
Kupas Tuntas Belajar Atasi Krisis Usia Paruh Baya Bersama Elly Risman Musa

Krisis usia paruh baya, atau yang sering dikenal sebagai midlife crisis, adalah fenomena yang umum terjadi pada usia 40 hingga 60 tahun.

Baca Selengkapnya
Kenali Apa Itu Post-Power Syndrome dan Mengapa Seseorang Mengalaminya Setelah Pensiun
Kenali Apa Itu Post-Power Syndrome dan Mengapa Seseorang Mengalaminya Setelah Pensiun

Post-power syndrome bisa dialami oleh seseorang setelah sebelumnya memegang jabatan menjadi berhenti bekerja.

Baca Selengkapnya
15 Tanda yang Ditunjukkan saat Tubuh Menua Lebih Cepat dari Usia Seharusnya
15 Tanda yang Ditunjukkan saat Tubuh Menua Lebih Cepat dari Usia Seharusnya

Penuaan dini yang dialami oleh seseorang bisa dikenali dengan munculnya sejumlah tanda pada tubuh.

Baca Selengkapnya
Ketahui Usia Berapa ketika Seseorang Lebih Bahagia dan Percaya Diri
Ketahui Usia Berapa ketika Seseorang Lebih Bahagia dan Percaya Diri

Usia seseorang terjadi bisa menjadi indikator dari kebahagiaan dan rasa percaya diri yang dimilikinya.

Baca Selengkapnya
Cara Mempersiapkan Diri Mencegah Kesepian di Usia Tua
Cara Mempersiapkan Diri Mencegah Kesepian di Usia Tua

Semakin bertambahnya usia, semakin banyak permasalahan yang mungkin dialami seseorang. Salah satunya adalah munculnya rasa kesepian.

Baca Selengkapnya
10 Masalah Kesehatan yang Rentan Dialami Bapak-bapak Setelah Usia 40 Tahun
10 Masalah Kesehatan yang Rentan Dialami Bapak-bapak Setelah Usia 40 Tahun

Pada usia 40-an, seiring menerapkan gaya hidup sehat, penting juga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.

Baca Selengkapnya
Melihat Kesiapan Indonesia Menghadapi Aging Population
Melihat Kesiapan Indonesia Menghadapi Aging Population

Negara perlu menerapkan law enforcement untuk menjamin hari tua bisa tersedia.

Baca Selengkapnya
Krisis Identitas adalah Kondisi Mempertanyakan Jati Diri, Ketahui Ciri-Ciri dan Penjelasannya
Krisis Identitas adalah Kondisi Mempertanyakan Jati Diri, Ketahui Ciri-Ciri dan Penjelasannya

Krisis identitas adalah kondisi psikologis di mana seseorang mengalami kebingungan dan ketidakpastian mengenai siapa dirinya.

Baca Selengkapnya
Generasi Sandwich, Terhimpit Kebutuhan dan Kewajiban
Generasi Sandwich, Terhimpit Kebutuhan dan Kewajiban

Generasi sandwich terbanyak berasal dari generasi milenial, yaitu generasi yang lahir di antara tahun 1980 hingga tahun 2000.

Baca Selengkapnya
Waspadai Penyebab Stroke pada Anak Muda Usia 20 Tahun
Waspadai Penyebab Stroke pada Anak Muda Usia 20 Tahun

Stroke bukan hanya masalah kesehatan di usia tua, namun juga menjadi ancaman bagi anak muda.

Baca Selengkapnya
Masalah Kesehatan Mental yang Bisa Muncul Secara Tiba-Tiba Tanpa Gejala Sebelumnya
Masalah Kesehatan Mental yang Bisa Muncul Secara Tiba-Tiba Tanpa Gejala Sebelumnya

Beberapa masalah kesehatan mental kerap tidak disadari sebelumnya sehingga kerap disangka muncul secara tiba-tiba.

Baca Selengkapnya