Warga di Jombang Ini Mengaku Keturunan Majapahit, Bahasa Sehari-hari Bukan Bahasa Jawa
Warga di Jombang mengaku keturunan Aria Wijaya, salah satu petinggi Majapahit era pemerintahan Raden Wijaya.
Mereka mengaku keturunan Aria Wijaya, salah satu petinggi Majapahit era pemerintahan Raden Wijaya.
Warga di Jombang Ini Mengaku Keturunan Majapahit, Bahasa Sehari-hari Bukan Bahasa Jawa
Desa Manduro terletak 22 km di sebelah utara pusat Kota Jombang, Jatim. Warga di desa itu dipercaya masih keturunan Kerajaan Majapahit. Sehari-hari warga di sana tidak menggunakan Bahasa Jawa.
-
Siapa yang punya darah keturunan Majapahit? Pria tua ini bukanlah orang sembarangan. Dia masih memiliki darah keturunan Kerajaan Majapahit. Pesan leluhurnya juga masih dipegang teguh. Bahkan kakek ini juga masih menjunjung tradisi ageman Jawa Kuno.
-
Mengapa Desa Bejijong disebut Kampung Majapahit? Desa Bejijong di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur diduga kuat merupakan lokasi ibu kota Kerajaan Majapahit pada masa silam. Kini, desa ini merupakan kawasan konservasi warisan Majapahit dan pariwisata strategis.
-
Contoh akulturasi apa di Jawa Tengah? Adanya rumah-rumah dengan arsitektur nuansa China Kuno yang terdapat di daerah Tembang dan Lasem, Jawa Tengah.
-
Siapa yang sering pakai nama Jawa? Nama dalam Jawa bisa Anda beri untuk anak laki-laki maupun perempuan, dengan pertimbangan banyak hal seperti bunyi dan kesinambungan makna apabila nama terdiri lebih dari dua kata.
-
Siapa yang menghuni Desa Adat Sijunjung? Desa Adat Sijunjung dihuni oleh enam suku yaitu Chaniago, Piliang, Melayu, Tobo, Panai, dan Melayu Tak Timbago.
-
Siapa yang memimpin kerajaan Majapahit? “Dewi Suhita is the 6th King of the Majapahit Kingdom, who has the title Ratu Ayu Kencono Wungu, He led the Majapahit kingdom from 1429 AD - 1447 AD, The beauty and beauty of DEWI SUHITA made everyone admire and fall in love with him“ - Millen
Nuansa Majapahit begitu terasa saat berada di Desa Manduro. Gapura Balai Desanya dibuat menyerupai gapura Kerajaan Majapahit. Di kedua gapura tersebut ada lambang bintang yang dikenal dengan nama "Surya Majapahit".
Seperti banyak penduduk desa di Pulau Jawa, warga di sana banyak yang bermata pencaharian sebagai petani. Apalagi lokasinya berada di pelosok dan letak desanya persis berada di pinggir hutan.
"Warga desa di sini keturunan Majapahit, dari Aria Wiraraja. Bahasa Madura yang digunakan tidak sama dengan bahasa yang biasa digunakan orang Madura."
ungkap Armin, salah seorang warga di sana mengungkapkan kalau penggunaan bahasa Madura oleh warga Desa Manduro sudah diterapkan sejak zaman nenek moyang.
Seperti diketahui sebelumnya, warga Desa Manduro mengaku masih keturunan Majapahit, tepatnya dari garis keturunan Aria Wiraraja. Aria Wiraraja diketahui merupakan tokoh pemimpin pada abad ke-13 di Jawa dan Madura.
Dalam sejarahnya, Aria Wiraraja merupakan tokoh kunci di balik jatuhnya Kerajaan Singasari dan berdirinya Kerajaan Majapahit. Sewaktu usianya masih 30 tahun, ia telah diangkat sebagai penasihat raja Kerajaan Singasari pada masa pemerintahan Raja Kertanegara. Aria Wiraraja kemudian dipindahkan ke Sumenep karena ada konflik intern di dalam kerajaan dan menjadi Adipati Sumenep pada usia 37 tahun.
Karena konflik intern itu, menantu Raja Kertanegara, Raden Wijaya, mengungsi ke Sumenep dan meminta perlindungan dari Aria Wiraraja. Apalagi semasa muda, Wiraraja pernah mengabdi pada Nangasingamurti yang tak lain adalah kakek Raden Wijaya. Saat Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit, Aria Wiraraja memperoleh jabatan sebagai pasangguhan dengan gelar Rakryan Mantri Aria Wiraraja Makapramuka. Kecerdikan Aria Wiraraja dalam mengatur siasat perang membuat Majapahit berhasil mengusir pasukan Mongol Tartar yang datang menyerang pada waktu itu.