Apresiasi dan sangsi soal Konvensi Demokrat
Merdeka.com - Gagasan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menggelar konvensi, patut diapresiasi. Jika gagasan itu terwujud, Partai Demokrat akan menjadi partai terbuka dalam pengajuan calon presiden. Sebab, katanya, konvensi tidak hanya diikuti oleh kader partai, tetapi juga orang luar.
Tetapi, bagaimana memilih satu calon presiden dari sekian banyak orang yang berminat, merupakan masalah mendasar. Di sinilah gagasan SBY itu tidak diketahui, atau belum jelas, sehingga mengundang komentar sinis para pesaingnya. Bisa dimengerti karena konteks politik Indonesia tak gampang mengadopsi konvensi.
Sebagaimana diketahui, konvensi pencalonan presiden adalah tradisi politik Amerika Serikat yang sudah berlangsung hampir 200 tahun. Tradisi ini muncul setelah negara itu menerapkan sistem pemilu mayoritarian (di sini secara salah kaprah disebut sistem distrik) dalam memilih Senat, DPR, dan presiden.
-
Kenapa kata-kata pemilu lucu penting? Kata-kata pemilu lucu menghadirkan sentuhan keceriaan yang dapat menyatukan orang-orang dari berbagai latar belakang politik.
-
Bagaimana kata-kata lucu membuat pemilu lebih menarik? Humor adalah jembatan yang dapat menghubungkan politik dengan pemilih, terutama mereka yang mungkin merasa jenuh atau kurang tertarik terhadap urusan politik.
-
Kenapa kata bijak politik lucu bisa jadi menarik? Kumpulan kata bijak politik ini juga dapat membuka pandangan baru akan politik itu sendiri. Tak ayal apabila kata bijak politik ini sangat menarik untuk diketahui.
-
Bagaimana proses pelantikan Presiden? Proses Pelantikan Setelah pasangan calon terpilih dan divalidasi oleh lembaga-lembaga yang berwenang, maka tahap-tahap berikutnya akan dilakukan:Persiapan AdministratifPanitia Pelaksana Pelantikan akan mempersiapkan semua detail logistik, keamanan, dan fasilitas yang diperlukan untuk acara pelantikan.
-
Apa aturan utama pelantikan Presiden? Aturan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2024 didasarkan pada ketentuan-ketentuan undang-undang dan regulasi yang relevan.
-
Apa saja yang menarik dari kata bijak politik lucu? Jelang pemilu, banyak sekali hal berbau politik yang sangat menarik untuk diulas.
Penggunaan sistem mayoritarian itu menciptakan sistem dua partai, karena dari sekian banyak partai hanya dua menonjol: Partai Demokrat dan Partai Republik. Karena penguasaan pendukung, suara, maupun kursi, maka dua partai itu seakan memiliki hak khusus mengajukan calon presiden. Padahal secara hukum, partai lain juga bisa mengajukan calon, bahkan seseorang bisa menjadi calon independen.
Untuk menentukan calon presiden itulah Partai Demokrat dan Partai Republik, menggelar konvensi. Jadi, konvensi adalah forum partai untuk memilih calon presiden yang akan diajukan dalam pemilu presiden. Lalu siapa yang memilih calon presiden di forum itu? Mereka adalah para utusan partai yang berasal dari setiap negara bagian.
Dalam konvensi Partai Demokrat terdapat 4.233 utusan, sedang konvensi Partai Republik terdapat 2.380. Para utusan itu dipilih melalui pemilihan pendahuluan yang dilakukan oleh masing-masing partai. Para utusan itu dipilih anggota partai masing-masing, di setiap daerah pemilihan, yang tersebar di negara bagian.
Seseorang akan ditetapkan menjadi calon presiden Partai Demokat, apabila dia mendapat dukungan minimal 2.166 utusan dalam Konvensi Partai Demokrat. Sedangkan di Partai Republik calon presiden harus mendapatkan dukungan minimal 1.191 utusan dalam Konvensi Partai Republik.
Nah, dalam konteks konvensi gagasan SBY, siapa yang akan memilih calon presidennya Partai Demokrat? Atau, siapa peserta konvesi Partai Demokrat yang memiliki hak untuk memilih calon presidennya Partai Demokrat?
SBY belum pernah membicaran soal sistem pemilihan dalam konvensi partainya. Konvensi Partai Golkar 2004 diikuti oleh pengurus kabupaten/kota, provinsi dan pusat, yang masing-masing memiliki suara dengan kadar berbeda. Apakah konvensi Partai Demokrat akan seperti itu?
Wakil Ketua Mejelis Tinggi Marzuki Alie mengatakan, konvensi Partai Demokrat akan berbeda dengan konvensi Partai Golkar 2004, dalam soal bagaimana memilih calon presiden. Namun, seperti SBY, Marzuki juga belum menjelaskan sistem pemilihan kira-kira seperti apa.
Malah Marzuki bilang, jika peminat banyak, proses nominasinya bisa dilihat berdasarkan survei elektabilitas. Nah, jika nominasi calon berdasarkan survei elektabilitas, mengapa harus ada konvensi? Bukankah akan lebih hemat, jika DPP Partai Demokrat langsung menetapkan calon presiden berdasarkan hasil survei?
Katakanlah mekanisme partai akhirnya berhasil menetapkan beberapa calon untuk dipilih dalam konvensi. Lalu partai juga berhasil menetapkan siapa-siapa peserta konvensi dan siapa-siapa yang berhak memilih calon presiden, sehingga akhirnya konvensi berhasil memilih satu-satunya calon presiden dari Partai Demokrat.
Pertanyaannya, bagaimana nasib calon itu, jika Partai Demokrat gagal meraih 20% suara atau 25% kursi dalam pemilu DPR, sebab undang-undang mengharuskan partai politik atau gabungan partai politik pengusung paangan calon presiden harus memenuhi persyaratan itu? Bagaimana jika partai politik yang diajak berkoalisi menolak calonnya Partai Demokrat?
Konvensi memang gagasan menarik, tetapi penerapannya di sini bisa menimbulkan banyak masalah karena konteks sistem kepartaian, sistem pemilu, dan sistem pemerintahan yang berbeda dari Amerika. (mdk/tts)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kata-kata pemilu lucu ini bisa jadi hiburan menghadapi suasana politik yang seringkali tegang dan serius.
Baca SelengkapnyaCerita anekdot lucu hadir sebagai senjata ampuh yang mampu mengundang tawa dari siapa pun yang mendengarnya.
Baca SelengkapnyaKomeng sempat menceritakan awal mula foto tersebut di surat suara.
Baca SelengkapnyaDalam pembukaan, Prabowo memohon tidak diberi nilai jelek dalam acara ini.
Baca SelengkapnyaKetika sedang asyik berbincang-bincang, tiba-tiba sang pembawa acara 'FYP' menyebutkan adanya rakyat kecil yang ingin menagih janji dari Komeng.
Baca SelengkapnyaSaat ditanya soal persiapan pelantikan Komeng malah menjawab dengan candaan.
Baca SelengkapnyaKomeng mengaku saat ini masih menunggu perkembangan untuk dilakukan pelantikan sebagai DPD.
Baca SelengkapnyaJokowi Singgung Banyak Drama Jelang Pilpres, Anies: Biasa-Biasa saja
Baca SelengkapnyaWajah Komeng di kertas suara DPD RI Dapil Jawa Barat bikin salfok warga
Baca SelengkapnyaDalam potret yang beredar, Komeng tampil berpose nyeleneh yang bikin para masyarakat tertawa. Ternyata ada sebuah cerita di balik foto agak lain Komeng ini.
Baca SelengkapnyaKomeng berkelakar merasa ngantuk setelah menghadiri pelantikan Anggota DPD RI periode 2024-2029 di Kompleks Parlemen, Jakarta.
Baca SelengkapnyaKomeng tertangkap kamera asyik bercanda dengan rekan-rekannya. Dia terlihat tertawa lepas
Baca Selengkapnya