Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Berjaga terhadap pelambatan ekonomi China

Berjaga terhadap pelambatan ekonomi China China. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Pemerintah akhirnya mengakui bahwa penurunan ekonomi China berdampak besar pada Indonesia. Pasalnya, China merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia yaitu sebagai salah satu pasar ekspor terbesar Indonesia.

Meski pelambatan ekonomi yang terjadi saat ini bersifat global, pelambatan ekonomi China yang merupakan kekuatan ekonomi kedua di dunia nampaknya menjadi faktor penting karena dampaknya yang bersifat global. Dengan jumlah penduduk mencapai 1,3 miliar jiwa, China yang merupakan impotir terbesar kedua di dunia, menelan sebagian besar ekspor dunia yang bernilai hampir 2,9 persen Produk Domestik Bruto (PDB)

negara-negara sejagad.

Setelah tumbuh rata-rata 10 persen per tahun selama tiga dekade sampai tahun 2010, ekonomi China melambat cukup signifikan. Tahun lalu ia hanya tumbuh 7,4 persen, dan menurut perkiraan International Monetary Fund (IMF), tahun ini ekonomi China hanya tumbuh 6,8 persen dan akan menurun terus sampai 6,3 persen di tahun depan.

Apa pengaruh pelambatan ekonomi China itu secara global? Koran The Wall Street Journal edisi 21 Januari 2015 pernah menganalisis dampak-dampaknya. Disebutkan

bahwa pelambatan ekonomi China merupakan faktor utama IMF menurunkan prediksi pertumbuhan global dan mengeluarkan peringatan kemungkinan pertumbuhan rendah

global selama beberapa tahun ke depan.

Bank Dunia juga mengingatkan kemungkinan adanya hard landing yaitu suatu kondisi ekonomi yang ditandai dengan pelambatan secara mendadak dan berpotensi memasuki era resesi sebagai salah satu risiko terbesar dari pelambatan ekonomi China terhadap ekonomi global. Meski demikian Bank Dunia hanya memberikan probabilitas yang rendah terhadap kemungkinan kejatuhan ekonomi China mengingat cadangan devisa China yang sangat besar.

Lebih lanjut Bank Dunia memberikan gambaran bahwa melambatnya pertumbuhan ekonomi China sebesar 1 persen saja dapat menimbulkan pelambatan ekonomi global sebesar 0,5 persen. Sebagai ilustrasi lanjutan, pelambatan sebesar itu bisa berdampak pelambatan pertumbuhan PDB sebesar 1 persen di Peru dan Argentina, dan 0,8 persen di Brazil.

Hal lain yang perlu diwaspadai adalah ketidakstabilan finansial yang menyebar dari China, mengingat pertumbuhan utang yang sangat tinggi di China. Majalah The Economist (18/10/14) pernah mewartakan bahwa total utang China, baik utang pemerintah, swasta (corporate) dan rumah tangga telah melonjak menjadi senilai 100 persen dari PDB di tahun 2008, dan sekarang telah mencapai 250 persen dari PDB!

Dunia memang sudah ketar-ketir dengan perkembangan ini terlebih dengan tindakan China mendevaluasi mata uangnya, Yuan, pada minggu lalu sebesar 2 persen yang

telah menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya competitive devaluation oleh negara-negara lain sehingga bisa pecah perang mata uang yang akhirnya bisa mengarah pada skenario terburuk yaitu deflasi dan resesi global.

Menurut mantan Menkeu Chatib Basri (Bisnis.Com, 11/8) devaluasi Yuan akan yang jelas akan menyulitkan Zona Euro karena ekspor mereka menjadi tidak kompetitif

sehingga pemulihan Zona Euro semakin terganggu. Dampak lain yaitu akan membuat The Fed (Bank Sentral AS) akan menunda kenaikan bunganya. Kombinasi kedua hal itu

akan membuat ketidakpastian pasar semakin berkepanjangan.

Sikap antisipatif dan berjaga Indonesia mencermati dan mengawal gejolak ekonomi di China sangat penting, sebab devaluasi Yuan saja bisa memukul ekspor Indonesia di pasar dunia karena harus bersaing dengan produk China yang makin murah.

Meski dampak pelemahan Yuan dinilai bersifat sementara oleh Bank Indonesia (CNN Indonesia, 11/8), namun harus dilihat bahwa ia berdampak pada pelemahan Rupiah saat

ini, karena kebijakan Bank Sentral China (PBOC) melebarkan rentang mata uangnya (currency band) itu telah mendapat reaksi negatif pasar sehingga berdampak pada mata uang kita yang saat ini sudah undervalue.

Yang jelas, pelambatan ekonomi kita sebagai dampak baik langsung maupun tak langsung dari pelambatan ekonomi China bila tak terkelola dengan baik bisa berdampak pada pemutusan hubungan kerja, penurunan daya beli masyarakat dan lainnya yang efek lanjutannya tak hanya di aras ekonomi melainkan bisa menyentuh bidang politik dan sosial. (mdk/war)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Waspada, Sri Mulyani Ingatkan Proyeksi Ekonomi Global 2024 Lebih Gelap Dibanding 2023
Waspada, Sri Mulyani Ingatkan Proyeksi Ekonomi Global 2024 Lebih Gelap Dibanding 2023

Perekonomian di China yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia, masih menunjukkan kinerja yang lemah

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang

Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya
Ekonomi China Makin Lesu, Ternyata Ini Penyebab Sebenarnya
Ekonomi China Makin Lesu, Ternyata Ini Penyebab Sebenarnya

Loyonya perekonomian China dipengaruhi oleh terus melemahnya permintaan domestik. Kondisi ini diperparah oleh kinerja properti yang masih belum menggembirakan.

Baca Selengkapnya
Ketua OJK Prediksi Ekonomi 2025 Masih Penuh Ketidakpastian, China Pegang Kartu Truf
Ketua OJK Prediksi Ekonomi 2025 Masih Penuh Ketidakpastian, China Pegang Kartu Truf

Di lain pihak, pemerintah negara barat dan industri menghadapi stimulus fiskal yang sangat terbatas.

Baca Selengkapnya
Ketidakpastian Global Mereda, Bos BI: Tetap Perlu Hati-Hati
Ketidakpastian Global Mereda, Bos BI: Tetap Perlu Hati-Hati

Ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.

Baca Selengkapnya
Pertumbuhan Indonesia Terancam Anjlok saat Ekonomi China Melambat, Begini Penjelasannya
Pertumbuhan Indonesia Terancam Anjlok saat Ekonomi China Melambat, Begini Penjelasannya

Tak bisa dipungkiri, China merupakan negara mitra dagang terbesar Indonesia.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: Evergrande, Perusahaan Properti Terbesar di China Bangkrut!
Sri Mulyani: Evergrande, Perusahaan Properti Terbesar di China Bangkrut!

Situasi ini memberikan tekanan pada pasar keuangan dunia.

Baca Selengkapnya
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Sempat Lesu, Ini Tanda-Tanda Ekonomi China Mulai Bangkit
Sempat Lesu, Ini Tanda-Tanda Ekonomi China Mulai Bangkit

Meski permintaan domestik sudah mulai pulih, industri manufaktur China masih tertekan.

Baca Selengkapnya
Di Tengah Ketidakpastian Global, Ekonomi RI Diprediksi Masih Positif Tahun Ini
Di Tengah Ketidakpastian Global, Ekonomi RI Diprediksi Masih Positif Tahun Ini

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi capai 5,1 persen tahun ini.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Indonesia Diprediksi Tak Capai 5 Persen di 2024, Inflasi Aman?
Ekonomi Indonesia Diprediksi Tak Capai 5 Persen di 2024, Inflasi Aman?

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi tak mencapai target pemerintah karena dipengaruhi gejolak ekonomi global.

Baca Selengkapnya
Proyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China
Proyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China

AS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya