Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bila orang tidak waras menguasai partai

Bila orang tidak waras menguasai partai Pengamanan Fraksi Golkar. ©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Kita boleh saja jengkel, benci, marah, bahkan antipati terhadap partai politik. Tetapi apa boleh buat, praktik demokrasi selalu membutuhkan partai politik. Padahal kita terlanjur percaya, demokrasilah yang dapat menunjukkan jalan kebaikan bersama dalam negara-bangsa ke depan.

Demokrasi memang bukan satu tatanan sempurna untuk mengatur peri kehidupan manusia. Namun sejarah di mana pun membuktikan, bahwa demokrasi sebagai model kehidupan bersama memiliki peluang paling kecil dalam menistakan kemanusiaan.

Akan tetapi dalam konteks keindonesiaan kini dan nanti, kita menghadapi problem pelik dalam mengembangkan demokrasi. Ya, itu tadi: partai politik kita bermasalah; sampai-sampai orang partai politik sendiri pun membenci kehidupan kepartaiannya.

Orang lain juga bertanya?

Padahal partai politik adalah elemen utama demokrasi. Partai politik adalah perantara antara masyarakat dan pemerintah.

Sebagai organisasi yang hidup di tengah masyarakat, partai politik bisa menyerap, menampung, dan mengaggregasi aspirasi dan kepentingan masyarakat. Sebagai organisasi yang mendudukkan kader-kadernya di legislatif dan eksekutif, partai politik bisa memperjuangkan aspirasi dan kepentingan masyarakat untuk menjadi kebijakan.

Peran itu demikian vital, sehingga jika partai politik buruk, demokrasi terganggu; sebaliknya, demokrasi buruk, partai politik tidak bisa berbuat apa pun, hanya jadi alat legitimasi sebagaimana terjadi pada zaman Orde Baru.

Kini, coba perhatikan apa yang terjadi pada Partai Golongan Karya atau Partai Golkar dan Partai Persatuan dan Pembangungan atau PPP: menggelikan, menjengkelkan, dan memuakkan.

Kita masih tertawa geli ketika para petinggi dua partai itu ribut dan saling baku hantam dalam memperebutkan kepengurusan partai. Paling-paling kita dibikin jengkel oleh perang pernyataan yang di sana-sini bawa-bawa nama binatang. Kasihan binatang, yang tidak tahu apa-apa, tiba-tiba jadi bahan sumpah serapah.

Namun ketika pertikaian di antara mereka dibawa ke ranah lembaga negara, khususnya di DPR, kita jadi muak. Mereka pikir DPR adalah milik nenek moyangnya sehingga mereka jadikan arena pertikaian seenaknya: meja diporak-porandakan, pintu dijebol. Belum lagi grudag-grudug membawa massa, seakan DPR jadi arena kongres.

Yang mengherankan, para elit partai yang bertikai itu seakan menyadari bahwa perang pernyataan dan adegan-adegan pertikaian hanya menjadi wahana pendidikan politik buruk buat rakyat. Mereka seakan menyadari, bahwa ucapan dan tindak tanduk mereka justru merusak citra dirinya, citra partainya.

Lha, ini kan jadi aneh: menyadari bahwa ucapan dan tindakan berdampak buruk, tetapi tidak mau menghentikannya. Jadi, ini bukan sekadar soal logika atau etika lagi, tetapi lebih dari itu. Ini soal kewarasan. Sebab, hanya orang tidak waras yang terus melakukan tindakan yang mereka tahu tindakan itu akan merusak dirinya dan orang lain.

Apa jadinya kalau republik ini dipimpin oleh orang-orang yang tidak waras? Ini yang mencemaskan.

(mdk/war)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Prabowo Minta Oposisi Tak Boleh Ganggu Pemerintahan, Begini Reaksi Golkar
Prabowo Minta Oposisi Tak Boleh Ganggu Pemerintahan, Begini Reaksi Golkar

Airlangga mempersilahkan jika ada pihak yang tak ingin bergabung dengan pemerintahan Prabowo

Baca Selengkapnya
Megawati Prihatin Sindir Konflik Partai Sebelah
Megawati Prihatin Sindir Konflik Partai Sebelah

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung keprihatinan konflik yang terjadi di tubuh partai politik.

Baca Selengkapnya
JK: Golkar Sangat Tergantung Penguasa Cari Koalisi, Bahaya Kalau Begini Terus
JK: Golkar Sangat Tergantung Penguasa Cari Koalisi, Bahaya Kalau Begini Terus

JK sebut Golkar telat dalam menentukan arah koalisi pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Baca Selengkapnya
Tak Ada Celah Untuk Munaslub Golkar
Tak Ada Celah Untuk Munaslub Golkar

Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk F Paulus menegaskan, tidak ada dorongan Munaslub oleh Dewan Pakar Golkar.

Baca Selengkapnya
Singgung Duet Anies-Cak Imin, PDIP Keluarkan Ungkapan Politik Dagang Sapi
Singgung Duet Anies-Cak Imin, PDIP Keluarkan Ungkapan Politik Dagang Sapi

PDIP mengklaim sejak awal menghindari kerja sama yang didasari oleh nafsu kekuasaan semata.

Baca Selengkapnya
Golkar Batal Dukung Ganjar, PDIP Singgung Politik Transaksional
Golkar Batal Dukung Ganjar, PDIP Singgung Politik Transaksional

PDIP menegaskan menghindari pola transaksional dan pembagian sumber daya ekonomi dalam membangun koalisi politik.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Ultimatum Keras Luhut dan Ical
VIDEO: Ultimatum Keras Luhut dan Ical "Golkar Jangan Mau Diatur Orang Luar!"

Ketua Dewan Penasihat Golkar Luhut Binsar Pandjaitan bicara lantang di hadapan kader partainya.

Baca Selengkapnya
Munaslub Golkar, Upaya Ganggu Soliditas di Tikungan Terakhir
Munaslub Golkar, Upaya Ganggu Soliditas di Tikungan Terakhir

Munaslub Golkar dilakukan oleh Faksi Kecil yang bermain di tikungan terakhir jelang Pemilu 2024

Baca Selengkapnya
Jusuf Kalla: Tidak Ada Partai Mau Jadi Oposisi, di Luar Pemerintah adalah Kecelakaan
Jusuf Kalla: Tidak Ada Partai Mau Jadi Oposisi, di Luar Pemerintah adalah Kecelakaan

JK mengatakan, partai politik didirikan sebagai kendaraan politik untuk mendapatkan kekuasaan dan kewenangan.

Baca Selengkapnya
Ganjar Soal Pejuang PPP Dukung Prabowo-Gibran: Mereka Oknum
Ganjar Soal Pejuang PPP Dukung Prabowo-Gibran: Mereka Oknum

“(Mereka) kader individu? Kalau individu boleh kita sebut oknum, itu bisa terjadi dari partai apapun,” kata Ganjar

Baca Selengkapnya
Megawati Tegaskan Orang Luar Tak Bisa Langsung Jadi Ketum di PDIP, Kritik Kaesang?
Megawati Tegaskan Orang Luar Tak Bisa Langsung Jadi Ketum di PDIP, Kritik Kaesang?

Megawati menilai, saat ini politik hanya digunakan untuk penggalangan kekuatan untuk kekuasaan belaka.

Baca Selengkapnya