Jaring calon istri pakai sarung, dapat langsung nikah
Merdeka.com - "Kalau sudah penjajakan, nanti di tandai biasanya dikasih duit Rp 200 ribu tiap bulan. Sampai sekarang nominalnya masih segitu," kata Eka, 28 tahun warga Desa Parean Girang saat berbincang dengan merdeka.com, Sabtu pekan kemarin.
Eka mengatakan itu ketika berbincang soal tradisi Pasar Jodoh tepat di depan Pasar Parean, Jalan Pantai Utara, Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Tradisi Jaringan di Pasar Jodoh saat ini memang tinggal kenangan. Lokasi tempat yang dijadikan ajang mencari pasangan ini hilang tergerus perkembangan zaman. Namun bagi sebagian orang di Desa Parean Girang, tradisi ini begitu mengenang. Supinah, 65 tahun mengatakan jika dia dengan almarhum suaminya bertemu di Pasar Jodoh.
-
Siapa yang diminta membayar pungutan Rp10 juta? Miris, seorang warga yang hidup di bawah garis kemiskinan di Desa Kendayakan, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, batal menerima bantuan bedah rumah dari pemda setempat.Bukan tanpa alasan warga bernama Ahmad Turmudzi (49) itu tidak jadi mendapatkan bantuan renovasi. Sebab, agar perbaikan bisa dilaksanakan dirinya diduga harus membayar uang pungutan sebesar Rp10 juta.
-
Dimana tradisi undangan berhadiah di Majalengka? Tradisi undangan unik ini masih dilestarikan warga di hampir tiap wilayah Kabupaten Majalengka seperti Sukawana, Kadipaten, Leuwimunding, Cijati, Kertajati sampai Panyingkiran.
-
Bagaimana tradisi upah-upah dilakukan? Tradisi upah-upah biasanya dilengkapi dengan jamuan kecil maupun besar serta doa dan selamat atas tercapainya suatu hal.
-
Apa itu tradisi upah-upah? Upah-upah merupakan tradisi yang berasal dari Rantau Prapat, Kabupaten Labuhan Batu, Provinsi Sumatra Utara.
-
Bagaimana Tari Dana Syarah berkembang di Jambi? Setelah para pedagang Arab datang dan menyebarkan ajaran dan budaya mereka, seiring berjalannya waktu tari dana syarah dapat diterima oleh masyarakat setempat.
-
Kenapa ada tradisi undangan berhadiah di Majalengka? Tradisi undangan berhadiah tersebut bahkan telah mengakar, dan menjadi kearifan lokal setempat.
Supinah tak ingat kapan dia bertemu dengan suaminya. Namun dari pertemuan di sana dia menikah dengan almarhum suaminya dan dikaruniai 12 anak. "Iya dulu itu pakai sarung. Saya sama bapak di kalungin lalu ditarik. Kaya orang dijaring lah," kata Supinah menggunakan logat Jawa Bangongan.
Logat Jawa Bagongan merupakan salah satu bahasa digunakan oleh masyarakat di Kabupaten Indramayu. Logat tersebut perpaduan antara bahasa sunda dengan bahasa jawa. Selain bahasa jawa bagongan, masyarakat Indramayu juga mengenakan dua bahasa lain, bahasa basan dan sunda kasar.
Tradisi jaringan sejatinya tidak hanya diikuti oleh para pemuda dan pemudi. Namun, peserta jaringan yang datang ke pasar jodoh juga banyak berstatus duda dan janda. Ada ciri-ciri khusus jika pesertanya janda.
Ketika datang ke Pasar Jodoh, wanita itu berpenampilan beda. Rambutnya diikat seperti menggunakan sanggul kemudian terselip kembang berwarna ungu. "Ada kembang di kepalanya," kata Yuani warga Desa Parean Bulak.
Bagi peserta jaringan yang masih lajang, ada aturan ketika datang ke Pasar Jodoh. Untuk kaum lelaki biasanya mengenakan baju berwarna hitam dan putih dengan celana komprang setinggi lutut. Lelaki lajang itu juga menyelempangkan kain sarung di pundak.
Untuk aturan bagi gadis datang ke Pasar Jodoh mereka diharuskan mengenakan baju kurung berwarna hijau dengan selembar selendang di pundak. Bawahan gadis itu juga menggunakan kain rajutan. "Kalau dulu kan kain yang dipakai wanitanya merajut sendiri. Biasanya kalau sudah pacaran, lelakinya suka nungguin saat ngerajut kain," tutur Yuani.
Sayangnya tradisi jaringan ini mulai punah dimakan perkembangan zaman. Jika dulu Pasar Jodoh kerap diisi muda mudi untuk mencari pasangan, kini pasar tersebut tak ubahnya seperti pasar malam di Jakarta. Ramai karena ada dagangan kagetan.
Tradisi ini juga mengalami pergeseran lantaran pengaruh modernisasi. "Kalau sekarang paling cuma orang pacaran," kata Yuani.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Momen lamaran mewah di Pati. Berikan uang Rp100 juta, Mobil HRV hingga Kerbau.
Baca SelengkapnyaPernikahan ini diketahui berlangsung di Pangandaran, Jawa Barat. Mempelai pria memberikan mas kawin Rp25 ribu hingga mobil.
Baca SelengkapnyaSeorang 'sultan' asal Desa Padahurip, Banjarwangi, Garut, Jawa Barat menjadi sorotan. Ia menikah dengan membawa ragam mahar, salah satunya emas puluhan gram.
Baca SelengkapnyaSeorang pengantin wanita digendong saat akan ijab kabul pernikahan.
Baca SelengkapnyaTradisi paculan lazim dilaksanakan untuk memeriahkan resepsi di dalam sebuah pernikahan.
Baca SelengkapnyaPerjuangan Delfa Azzahra dan Ardiansyah tak sia-sia. Mereka rela datang sebelum subuh untuk mewujudkan mimpinya ke jenjang pernikahan setelah penantian panjang.
Baca SelengkapnyaMelakukan akad nikah di KUA belakangan ini memang tengah jadi tren. Penasaran dengan biayanya?
Baca SelengkapnyaBak durian runtuh, dia dan sang suami mendapat banyak keuntungan.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini, Jirayut dan Halda diundang hadir di acara yang dipandu Raffi Ahmad dan Mpok Alpa.
Baca SelengkapnyaSeorang Babinsa menceritakan kisahnya saat datangkan Menko sebagai saksi nikah di program nikah gratisnya.
Baca SelengkapnyaPenasaran bagaimana potret lamaran Nia LIDA? Simak selengkapnya di sini!
Baca SelengkapnyaAcara pernikahan Chand Kelvin dan Dea Sahira digelar di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Minggu 7 Juli 2024.
Baca Selengkapnya