Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jejak Yamin mengubah naskah Sumpah Pemuda

Jejak Yamin mengubah naskah Sumpah Pemuda Diorama di Museum Sumpah Pemuda. ©2012 Merdeka.com/Baiquni

Merdeka.com - 28 Oktober selalu dikenal sebagai Hari Sumpah Pemuda. Ketika itu, perwakilan pelajar di era kolonial Hindia Belanda menggelar kongres yang ditulis di buku-buku sejarah telah menghasilkan tiga butir sikap mencerminkan nasionalisme. Yaitu pengakuan atas tanah air Indonesia, bangsa Indonesia dan bahasa Indonesia.

Namun tak banyak yang tahu, isi teks sumpah pemuda pasca tahun 1950 berbeda dengan aslinya, menurut dia teks sumpah pemuda tak memakai kata 'satu' dalam tiga butir yang dihasilkan dalam kongres sumpah pemuda II.

Menurut surat kabar Sinpo, bunyi asli hasil kongres adalah sebagai berikut:

1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertanah air Indonesia.

2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa Indonesia.

3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa, bahasa Indonesia.

Isi putusan kongres pemuda diubah oleh Muhammad Yamin yang disodorkan kepada Soegondo. Ketika itu, Sunario sedang berpidato dalam kongres pemuda. Yamin berbisik kepada Soegondo, "Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie," (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini).

Kemudian Soegondo membubuhi paraf pada secarik kertas tersebut, dan diteruskan kepada para pemuda lain. Sehingga Soegondo membacakan isi sumpah pemuda dengan dijelaskan oleh M Yamin.

Isi naskah Putusan Kongres Pemuda - pemuda Indonesia hasil perubahan Muhammad Yamin adalah sebagai berikut:

1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Sejarawan JJ Rizal, melalui diskusi di Cikini empat tahun lalu, menjadi salah satu intelektual yang terlibat polemik sejarah naskah asli Sumpah Pemuda. Menurut Rizal, terus menyebut Sumpah Pemuda sebagai hasil kongres pemuda ke-II akan mengkhianati sejarah sebenarnya.

"Kata Sumpah Pemuda itu baru diintroduksi sejak tahun 1958, waktu itu memang Soekarno mencecar orang-orang yang anti terhadap persatuan. Sebenarnya memang tidak pernah ada. Itu memang kebohongan besar," ujarnya.

Juru bicara Museum Sumpah Pemuda, Endang Pristiwaningsih mengatakan, saat itu organisasi pemuda didirikan Budi Utomo, namun anggotanya ada muda dan tua. Oleh sebab itu, para pemuda yang berada di Batavia mendirikan organisasi pemuda yang bersifat kedaerahan.

"Terus lahir organisasi pemuda pertama awalnya trikorodarmo, kemudian dari trikorodarmo menjadi Jong Java," kata Endang saat ditemui merdeka.com di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta, Senin (25/10).

Setelah itu, kata dia seluruh pemuda mempunyai gagasan untuk mengumpulkan organisasi kepemudaan. Sehingga mereka membentuk kerapatan pemuda yang saat ini disebut Kongres Pemuda I.

museum sumpah pemuda

Museum Sumpah Pemuda (c) 2015 merdeka.com/intan umbari prihatin

Nah di kongres pemuda I itu belum berhasil dilanjutkan kongres pemuda II, sama yang dihadiri organisasi-organisasi itu, kepanitian juga berasal dari organisasi itu ada Jong Java, Sumatera dan lainnya," kata Endang.

Dia membantah bahwa para pemuda tersebut bukan utusan yang mewakili daerahnya. Menurutnya, mereka ikut Kongres Pemuda karena sudah lama tinggal di Batavia dan menempuh sekolah tinggi. Kemudian, mereka berinisiatif membentuk organisasi pemuda yang bersifat kedaerahan.

"Ya mereka memang tinggal disini kan mereka sekolah di sini. Jadi ini (Museum Sumpah Pemuda) dulu kos-kosan, kemudian pelajar yang tak tertampung di Stovia, kosannya di sini.

Menurut Endang organisasi pertama Jong Java lahir di Stovia, kampus kedokteran yang sekarang beralih menjadi fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Belakangan menyusul berdiri organisasi kedua, yakni Jong Sumatra yang juga berisi kumpulan mahasiswa rantau asal Sumatra di Batavia.

Selain itu, ia mengatakan bahwa naskah sumpah pemuda berasalkan keputusan bersama para pemuda bukan ide gagasan Muhammad Yamin yang disodorkan kepada Soegondo.

"Semua para pemuda di situ, saya rasa cuma hanya Yamin tidak bisa. Semua pemuda yang hadir di situ, dihadiri sekitar 700 orang," jelasnya.

Menurutnya, M. Yamin tak ikut kepanitian Kongres Pemuda I di Batavia. Kongres Pemuda yang paling berperan adalah Muhammad Tabrani seorang yang berprofesi wartawan.

M. Yamin hanya tampak pada Kongres Pemuda II sebagai sekretaris. Sedangkan Presiden Soekarno dalam Kongres Pemuda hanya berkunjung di Gedung Indonesische Clubhuis (IC) untuk membahas formatur perjuangan melawan Belanda.

"Jadi pemuda itu sudah punya tekat tapi kebetulan waktu itu yang punya julukan nakal, pintar tapi banyak akalnya Tabrani, yang menjadi Ketua Kongres Pemuda I berkat kelihaian beliau kerapatan besar berhasil," kata dia.

Dia juga bercerita tujuan dibentukanya Kongres Pemuda I untuk menyatukan pemuda agar Indonesia bebas dan merdeka. Setelah itu, Kongres Pemuda II diputuskan untuk bersumpah satu tanah, satu bangsa dan satu bahasa.

Dalam isi sumpah pemuda tak ada perubahan dan tak heroik. Menurutnya, para pemuda yang tergabung Kongres Pemuda yang melahirkan sumpah pemuda bukan M. Yamin dan Soekarno.

"Jadi kalau kita bicara siapa yang menginginkan atau siapa yang melahirkan sumpah pemuda, ya para pemuda dari berbagai organisasi," tandasnya.

Sementara Rizal berkukuh perayaan Sumpah Pemuda pada 29 November merupakan gagasan Soekarno. "Waktu itu memang Soekarno mencecar orang-orang yang anti terhadap persatuan. Sebenarnya memang tidak pernah ada. Itu memang kebohongan besar," ujar Rizal.

Selain itu, kata Rizal generasi yang mengatasnamakan pemuda menggunakan sumpah pemuda untuk membedakan identitas dengan generasi tua. "Pada akhirnya, kelompok membuat itu untuk membedakan diri dengan orang-orang tua yang konservatif," urainya.

Baca juga liputan lain tentang Sumpah Pemuda:

Sumpah Pemuda, Istana buat acara seni budaya yang terbuka untuk umumGus Ipul: Sumpah Pemuda contoh nyata semangat cinta Tanah AirHari Sumpah Pemuda, Presiden Jokowi undang penari Gandrung ke IstanaSemangat sumpah pemuda dinilai sudah memudarPeringati Sumpah Pemuda, klub motor Bandung galang secangkir berasPeringati sumpah pemuda, 100 mahasiswa bacakan deklarasi antikorupsi (mdk/ard)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cerita di Balik Penentuan Nama Bahasa Nasional, Mohammad Tabrani dan M. Yamin Sempat 'Eyel-eyelan'
Cerita di Balik Penentuan Nama Bahasa Nasional, Mohammad Tabrani dan M. Yamin Sempat 'Eyel-eyelan'

Sebelum muncul kesepakatan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, Mohammad Tabrani dan Yamin sempat eyel-eyelan karena berbeda pendapat.

Baca Selengkapnya
Kenapa Proklamasi Tanggal 17 Agustus? Ternyata ini ‘Hitung-Hitungan Angka’ Presiden Sukarno
Kenapa Proklamasi Tanggal 17 Agustus? Ternyata ini ‘Hitung-Hitungan Angka’ Presiden Sukarno

Saat para pemuda menantangnya untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, Sukarno menolaknya. Dia memilih tanggal 17 Agustus. Apa makna di baliknya?

Baca Selengkapnya
FOTO: Mengunjungi Gedung Kramat 106, Saksi Bisu Sejarah Sumpah Pemuda 1928
FOTO: Mengunjungi Gedung Kramat 106, Saksi Bisu Sejarah Sumpah Pemuda 1928

Tak lengkap rasanya memperingati Hari Sumpah Pemuda tanpa mengunjungi sebuah gedung di Jalan Kramat Raya 106, Jakarta.

Baca Selengkapnya
Gedung Ini Jadi Tempat Musyawarah Rencana Penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, Begini Kisahnya
Gedung Ini Jadi Tempat Musyawarah Rencana Penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, Begini Kisahnya

Rencana penculikan sudah disusun secara matang di salah satu gedung, Jalan Menteng Raya 31, Kelurahan Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat.

Baca Selengkapnya
Apa Tujuan Penculikan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok? Begini Sejarahnya
Apa Tujuan Penculikan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok? Begini Sejarahnya

Berikut ini adalah jawaban atas pertanyaan apa tujuan penculikan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok.

Baca Selengkapnya
30 Kata-kata Bijak dari Tokoh Sumpah Pemuda & Para Pahlawan, Bisa jadi Bahan Introspeksi Diri
30 Kata-kata Bijak dari Tokoh Sumpah Pemuda & Para Pahlawan, Bisa jadi Bahan Introspeksi Diri

Lantas, apa saja kata-kata bijak dari tokoh Sumpah Pemuda dan para pahlawan tersebut?

Baca Selengkapnya
Kisah Hidup Amir Syarifuddin, Tokoh Sumpah Pemuda yang Dieksekusi Mati karena Terlibat Peristiwa PKI Madiun
Kisah Hidup Amir Syarifuddin, Tokoh Sumpah Pemuda yang Dieksekusi Mati karena Terlibat Peristiwa PKI Madiun

Gubernur Jenderal Van Mook menggambarkan bahwa Amir merupakan orang yang tak mengenal kata takut.

Baca Selengkapnya
Teks Proklamasi Ternyata Pertama Kali Dibacakan di Cirebon, Begini Kisahnya
Teks Proklamasi Ternyata Pertama Kali Dibacakan di Cirebon, Begini Kisahnya

Pembacaan proklamasi kemerdekaan oleh Soedarsono dihadiri oleh sekitar 100 sampai 150 orang dari berbagai penjuru di kota pesisir Jawa Barat itu.

Baca Selengkapnya
Menilik Sejarah Jong Sumatranen Bond, Perkumpulan Pemuda Sumatra Cikal Bakal Pemimpin Bangsa
Menilik Sejarah Jong Sumatranen Bond, Perkumpulan Pemuda Sumatra Cikal Bakal Pemimpin Bangsa

Sebelum era kemerdekaan, pemuda Sumatra telah membentuk perkumpulan untuk mempererat hubungan satu sama lain.

Baca Selengkapnya
Contoh Berbalas Pantun Tema Sumpah Pemuda 28 Oktober, Gelorakan Semangat Nasionalisme Generasi Muda
Contoh Berbalas Pantun Tema Sumpah Pemuda 28 Oktober, Gelorakan Semangat Nasionalisme Generasi Muda

Ayo saling berbalas pantun tema Sumpah Pemuda dengan pantun berikut ini. Semarakkan Sumpah Pemuda dan bangkitkan nasionalisme pada bangsa.

Baca Selengkapnya
FOTO: Khidmatnya Upacara Peringatan 96 Tahun Sumpah Pemuda di Jakarta
FOTO: Khidmatnya Upacara Peringatan 96 Tahun Sumpah Pemuda di Jakarta

Upacara peringatan 96 tahun Sumpah Pemuda diikuti ratusan peserta, mulai dari anggota keluarga pahlawan nasional, pelajar, hingga masyarakat umum.

Baca Selengkapnya
Teka-Teki Isu Dewan Jenderal Pemicu Peristiwa G30S/PKI
Teka-Teki Isu Dewan Jenderal Pemicu Peristiwa G30S/PKI

Soekarno yang mendengar isu Dewan Jenderal ini lantas berniat untuk menghadirkan para jenderal ke Istana.

Baca Selengkapnya