Gedung Ini Jadi Tempat Musyawarah Rencana Penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, Begini Kisahnya
Rencana penculikan sudah disusun secara matang di salah satu gedung, Jalan Menteng Raya 31, Kelurahan Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat.
Masih ingat dengan cerita penculikan Soekarno dan Mohammad Hatta agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Indonesia? Kabarnya, rencana tersebut sudah disusun secara matang di salah satu gedung, Jalan Menteng Raya 31, Kelurahan Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat.
Di bangunan yang saat ini bernama Gedung Joang 45 itu, para pemuda menyusun ide agar pembacaan proklamasi segera dilaksanakan. Pasalnya, mereka sudah melihat tanda-tanda kekalahan Jepang.
-
Mengapa Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok? Dalam peristiwa ini, tokoh utama, yaitu Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta, diculik dan dibawa ke Rengasdengklok oleh sejumlah tokoh muda.
-
Apa yang terjadi saat Sukarno-Hatta dibawa ke Rengasdengklok? Para pemuda juga merencanakan aksi bumi hangus dan revolusi melawan Jepang di Jakarta.
-
Mengapa Soekarno pindah dari Pesanggrahan Menumbing? Soekarno merasa tidak nyaman dan tidak betah dengan suasana dingin puncak Bukit Menumbing.
-
Mengapa Sukarno-Hatta dibawa ke Rengasdengklok? Para pemuda memutuskan untuk membawa SUkarno agar tidak dipengaruhi Jepang.
-
Kapan Rengasdengklok menjadi tempat persembunyian Sukarno-Hatta? Mereka membawa Sukarno-Hatta ke Rengasdengklok yang saat itu dianggap cukup tersembunyi dan sukar dilacak Tentara Jepang.
-
Dimana Soekarno dipenjara? Di tahun 1929, orator ulung itu sempat ditawan Belanda karena gerakan pemberontakannya terhadap kolonialisme di Partai Nasional Indonesia (PNI).Ia diculik pasukan kolonial dan dijebloskan ke sebuah penjara kuno di Jalan Banceuy, bersama tiga tokoh lain, yakni R. Gatot Mangkoepradja (Sekretaris II PNI), Maskoen Soemadiredja (Sekretaris II PNI Bandung), dan Soepriadinata (Anggota PNI Bandung).
Selain itu, upaya penyerangan juga sudah mulai berkurang, dan dua kota besar yakni Hiroshima dan Nagasaki telah dibom oleh pasukan sekutu sehingga kekuatan utama untuk modal kolonialisasi telah habis.
Lantas seperti apa kisahnya? Dan bagaimana gedung ini dijadikan tempat menyusun ide penculikan dua bapak bangsa itu? Berikut kisah menariknya.
Bermula dari Munculnya Berita Kekahalan Jepang
Aksi nekat para pemuda tokoh pergerakan yakni Soekarni, Wikana, Aidit, dan Chaerul Saleh ini diketahui bermula saat mereka mendapat kabar bahwa Jepang telah bertekuk lutut pada pasukan sekutu.
Merujuk esi.kemdikbud.go.id, kekalahan Jepang terjadi usai dua kota penting mereka yakni Hiroshima dan Nagasaki dibom oleh sekutu pada 6 dan 9 Agustus 1945. Kemudian, Jepang juga terdesak di perang pasifik, sehingga resmi mengakui kekalahan pada 14 Agustus 1945 dan melepaskan Indonesia.
Para pemuda ini kemudian mencoba menemui Soekarno di hari itu juga, namun menemui kebuntuan. Alasannya, Soekarno masih ingin menunggu info resmi dari pihak Jepang yang berjanji untuk memberikan kemerdekaan.
Pemuda Menyusun Rencana di Gedung Joeang 45
Sebelumnya, gedung ini merupakan hotel milik pengusahan Belanda yang didirikan pada 1920-an. Ketika masuk pendudukan Jepang, seluruh bangunan peninggalan Belanda dikuasi termasuk hotel tersebut.
Hotel ini semula bernama Schomper yang didirikan oleh pengusaha bernama LC Schomper. Kemudian, hotel bergaya indische dengan pilar-pilar dan fasad raksasa itu digunakan oleh Jepang untuk melatih para pemuda Indonesia memahami politik demi mendukung penjajahan Jepang.
Sadar diperalat, para pemuda yang telah bergabung sebagai anggota Ganseikanbu Sedenbu yang dibentuk sebagai propaganda Asia Timur. Gedung kemudian dijadikan tempat berdiskusi dan merumuskan rencana kemerdekaan yang direbut dari golongan tua.
Merancang Penculikan Soekarno-Hatta
Di gedung Joang 45 inilah para pemuda kemudian menggelar musyawarah dadakan. Alasan mereka ingin Soekarno segera membacakan teks proklamai lantaran janji Jepang yang akan memberikan kemerdekaan di tangga 24 Agustus 1945 terlalu lama.
Para pemuda juga tidak setuju lantaran usulan tanggal tersebut diberikan oleh PPKI yang merupakan bentukan Jepang. Ini akan menjadikan proses deklarasi merupakan pemberian Jepang yang merupakan bangsa penjajah dan membuat Indonesia tidak mampu berdiri sendiri.
Kemudian, pada 16 Agustus 1945 dini hari, pemuda-pemuda radikal itu menculik Soekarno dan Mohammad Hatta ke Rengasdengklok yang dibantu oleh pasukan PETA.
Pemilihan Rengasdengklok sendiri, lantaran cukup strategis dan tidak jauh dari Jakarta. Kemudian, tempatnya juga tersembunyi dan sudah dikuasai oleh pasukan pejuang Indonesia.
Menjadi Museum
Saat ini, gedung tersebut menjadi salah satu destinasi sejarah berupa museum. Di sana, tersimpan berbagai arsip serta diorama seputar pergerakan para pejuang kemerdekaan serta para bapak bangsa.
Mengutip Youtube Fokus Indosiar, di dalam museum terdapat sejumlah benda-benda peninggalan sejarah berupa foto-foto para pejuang kemerdekaan seperti Poetra (Pusat Tenaga Rakyat), kelompok Kaigun yang menentang Jepang dan dikomandoi oleh Ahmad Soebardjo, serta kelompok Menteng 31 yang diisi golongan muda.
Ada Diorama Gerakan Kemerdekaan
Kemudian, di sana juga terdapat diorama pergerakan pemuda saat merumuskan strategi dan saat menculik Soekarno – Hatta. Terlihat, Soekarno dan Hatta dikelilingi pemuda saat menyusun rencana proklamasi kemerdekaan, presiden pertama Indonesia itu terlihat menuliskan renaca di secarik kerta di atas sebuah piano tua.
Di museum ini juga ada replika tulisan Soekarno dalam ukuran besar yang berisi catatan teks proklamasi kemerdekaan. Selanjutnya, naskah tersebut dibacakan di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur nomor 56.
Tempat ini sangat cocok dikunjungi untuk mengenang hebatnya para pahlawan kemerdekaan dan pendiri bangsa dalam mewujudkan Indonesia yang bebas dari penjajahan bangsa asing.