Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jeli mengonsumsi konten di era social media

Jeli mengonsumsi konten di era social media Ilustrasi social media. ©shutterstock.com/maigi

Merdeka.com - Internet adalah sebuah inovasi yang mengubah hidup miliaran orang. Mereka yang lahir di kota kecil jauh di pelosok Jawa atau Sumatera bisa mudah berhubungan dengan temannya di pulau lain, negara lain, bahkan benua lain. Ini membuat perubahan besar dalam kehidupan manusia, baik dalam mata pencaharian, edukasi, sistem sosial, cara berkomunikasi, bahkan dalam kebiasaan dan cara hidup.

Menurut data APJII, 60 juta orang Indonesia memakai internet dalam hidupnya. Jumlahnya terus naik dari tahun ke tahun dan diperkirakan akan makin cepat pertumbuhannya dengan semakin luasnya pemakaian smartphone, tablet computer, laptop, dan investasi di bidang telekomunikasi oleh perusahaan-perusahaan seperti Telkomsel, Indosat, XL dan lain-lain.

Perubahan ini memberikan dampak yang serius dalam industri media. Konsumsi media yang dulunya terkonsentrasi di televisi, media cetak, dan radio, terpecah lagi dengan adanya internet. Pemirsa yang sebelumnya menghabiskan waktu menonton acara televisi, punya pilihan lain untuk memindahkan waktunya ke internet.

Orang lain juga bertanya?

Sebagai contoh banyak orang muda, yang mendapatkan berita pertama tidak lagi dari televisi, radio atau koran, tetapi dari Twitter, atau dari temannya di FB, atau dari media online seperti merdeka.com, detikcom, kompas.com. Coba tanya ke 10 orang teman yang usianya 20 tahunan kurang atau lebih, berapa banyak yang melihat berita di koran atau televisi atau mendengar di radio?

Internet pun masih terpecah menjadi dua lagi: smartphone atau komputer. Saat ini hidup banyak orang semakin dikuasai oleh layar ponsel. Di Indonesia, konsumsi media melalui ponsel lebih banyak jumlah pembacanya dibanding melalui komputer. Tetapi jumlah waktu bacanya masih lebih lama di komputer dibanding di ponsel, data itu dilihat di Kapanlagi.com Network (termasuk merdeka, vemale, otosia dan bola.net) yang dibaca oleh 12 juta orang setiap bulannya.

Tambahan lagi Smart TV yaitu internet masuk televisi. Samsung dan LG sedang gencar jualan Smart TV, karena resolusi layar televisi sudah seperti layar komputer, tinggal menambahkan wi-fi, internet sudah bisa dinikmati di televisi. YouTube bisa disebut TV On Demand, yaitu acara televisi yang programnya tidak ditentukan oleh broadcaster-nya, tetapi dipilih sendiri oleh pemirsanya. Pemirsa yang ingin tahu sepak terjang Jokowi bisa menontonnya di Smart TV kapanpun dia mau melalui YouTube-nya Pemda DKI.

Selain media di atas, ternyata masih ada satu lagi media yang sangat "powerful", yang lebih cepat menjalar dari api yang membakar hutan. Sebutannya social media. Yang paling santer tentunya Facebook dan Twitter plus Instagram, Google+, termasuk Youtube juga dan beberapa social media buatan dalam negeri: forum Kaskus dan Mindtalk.

Informasi dari social media ini adalah realita dari citizen journalism, sangat cepat dibanding kebanyakan media, sangat realtime. Ini adalah bentuk reality show yang paling "real", meskipun banyak yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Perlu jeli dan waspada dalam mengonsumsinya.

Inilah yang kita sebut dengan "the global shifting of media comsumption", konsumsi media mengalami interupsi besar karena teknologi. Apapun kanalnya, yang terpenting adalah kontennya. Sangat menguntungkan buat konsumen karena mereka makin dimanjakan, di mana ada yang menarik perhatiannya, tempat itulah yang menarik banyak waktunya. (mdk/tts)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Media Sosial: Kekuatan Tersembunyi yang Mempengaruhi Pemilih di Pemilu 2024
Media Sosial: Kekuatan Tersembunyi yang Mempengaruhi Pemilih di Pemilu 2024

Data tahun 2023, pengguna media sosial di Indonesia sudah mencapai 167 juta orang.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Era Digital Buat Semua Orang Bisa Jadi Wartawan Tanpa Ada Redaksi
Jokowi: Era Digital Buat Semua Orang Bisa Jadi Wartawan Tanpa Ada Redaksi

Hal ini juga membuat media konvensional memiliki redaksi menjadi terdesak, sebab semua orang dapat melaporkan dan mendapatkan informasi melalui media sosial.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Ingatkan Masyarakat Waspadai Berita Hoaks di Tengah Era Digital, ini Caranya
VIDEO: Jokowi Ingatkan Masyarakat Waspadai Berita Hoaks di Tengah Era Digital, ini Caranya

Presiden Jokowi menyebut masih banyak media online yang tidak memiliki dewan redaksi.

Baca Selengkapnya
Benarkah Orang yang Jarang Update di Sosial Media Lebih Bahagia? Ini 4 Kepribadiannya
Benarkah Orang yang Jarang Update di Sosial Media Lebih Bahagia? Ini 4 Kepribadiannya

Orang yang jarang update di sosial media, mungkin membuat orang lain merasa penasaran. Berikut 4 kepribadiannya yang bisa diketahui.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Alasan Kenapa Generasi Z Suka Mencari Informasi di TikTok Dibanding Google
Ternyata, Ini Alasan Kenapa Generasi Z Suka Mencari Informasi di TikTok Dibanding Google

Keunggulan TikTok terhadap Google pada generasi Z yaitu TikTok dapat dimanfaatkan sebagai wadah hiburan sekaligus informatif.

Baca Selengkapnya
Apa Itu Social Media Fatigue dan Penyebabnya, Menarik Diketahui
Apa Itu Social Media Fatigue dan Penyebabnya, Menarik Diketahui

Perasaan kelelahan ditandai dengan menurunnya minat untuk berinteraksi di media sosial serta ketidakpuasan kala melihat kehidupan orang lain di sosial media.

Baca Selengkapnya
TikTok Jadi Pilihan Gen Z untuk Pencarian Dibandingkan Google, Ini Alasannya
TikTok Jadi Pilihan Gen Z untuk Pencarian Dibandingkan Google, Ini Alasannya

Sekitar 40 persen Gen Z yang lahir antara tahun 1997 dan 2012 lebih suka menemukan informasi di platform selain Google.

Baca Selengkapnya