Kasar, gak berbahasa baik, perusak etika, itulah Ahok
Merdeka.com - Ganjil, sebab Bratasena alias Bima, Gubernur Jodipati, juga ber-Ahok: gak pernah berbahasa halus kepada siapapun, termasuk Dewa –kecuali Dewa Ruci. Bima bertubuh besar, beroman muka cemberut, sangar, bermata membelalak, hidung dempak, brengosan, brewokan dan berambut terurai. Bima gak pernah dusta, kekasaran bahasanya sarat kebijaksanaan dan kesucian jiwanya.
Maka wajar, Bima jadi panutan. Dalam setiap lakon Pandawa yang dipentaskan lintas usia, Bima boleh mejeng tanpa dikuatirkan merusak etika. Sayangnya, biar ke-Bima- Bima-an, Ahok itu Cina, kafir dan non-muslim, meski konstitusi Republik Nuswantoro non-diskriminatif.
Tapi dari sudut pawukon bebas SARA, perkara inipun aneh. Keppres No.125 Tahun 1950, 24/3/1950, Jumat Legi, berwuku Mahanil, mengibukotakan Jakarta. Persis wuku Republik Nuswantoro proklamasian 17/8/1945, juga Jumat Legi, berwatak pemalas, jorok, sering ketipu, nafkahnya bagus dan baik buat membikin bendungan atau membuka kuburan.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Kenapa Gibran tidak menjawab pengaruh Jokowi di Bali? 'Iya itu biar warga yang menilai yah,' imbuhnya.
-
Siapa yang bilang Ahok dukung Ganjar gak ngaruh? 'Itu menurut saya too little too late, atau bahkan enggak ngaruh sama sekali,' ujar Habiburokhman di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Senin (5/2).
-
Kenapa Jokowi menyindir Gubernur Lampung? Jokowi sempat menyindir Gubernur Lampung. Kepada awak media, ia mengatakan jalanan yang baru saja ia lewati mulus dan halus. "Jalannya mulus, halus. Bahkan Pak Zul (Mendag Zulkifli Hasan) sampai tertidur. Semua yang di mobil tertidur saking mulusnya," sindir Jokowi.
-
Siapa yang tidak disalami oleh Jokowi? Dalam video yang merekam momen tersebut, terlihat Try Sutrisno telah bersiap menyambut Presiden Jokowi yang menyalami tamu undangan satu pe rsatu. Saat itulah Jokowi melewati Try Sutrisno tanpa memberi salam sebagaimana Jokowi kepada para wakil presiden sebelumnya.
-
Kenapa Ahok dukung Ganjar? Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Jakarta jorok bukan rahasia. Bagusnya nafkah Jakarta akhirnya mengubur birahi bertangan panjang sebagian petingginya. Pantes, jika Jakarta dikibuli membeli lahannya sendiri.
Kekasaran Ahok adalah akibat suratan wuku Landhep, maujudan 29/6/1966, Rabu Pahing, banyak musuhnya, kalau tersinggung marahnya menakutkan, perintahnya lembut di depan panas di belakang, baik buat mengasah pedang, membuat pagar dan wiyasa ikan. Pasangan
Rabunya Ahok dengan Jumatnya Jakarta mengibukota menghasilkan tentrem. Watak baik untuk membikin bendungannya Jakarta itu pas dengan watak baik membuat pagar dan wiyasa ikannya Ahok. Barangkali gak kompatibel adalah reklamasi.
Lewat pawukon, Fadli Zon contohnya, bisa dipahami. Berwatak pencemburu, suka mengganggu orang lain dan gak bisa dijadikan tempat berlindung merupakan produk wuku Tambir, kelahiran 1/6/1971, Selasa Kliwon. Berakibat perceraian kalau menjodohi Jumatnya Republik Nuswantoro. Sumber ketak-Warasan hubungan termanifestasikan misalnya dalam 100 Dolar, yang sebenarnya pas banget buat ngongkosin slametan agar terbebas dari kutukan pawukon.
Terbilang sial adalah para pesaing Ahok. Ahmad Dhani, anno 26/5/1972 itu Jumat Kliwon, berwuku Sungsang. Juga Jumat Kliwon adalah Haji Lulung, brojolan 24/7/1959, berwuku Watu Gungung. Adhyaksa Dault, muncul 7/6/1963, Jumat Wage, berwuku Wuye. Jika Jumat ketiganya
bersejolian dengan Jumatnya Jakarta mengibukota, maka hasilnya melarat—paling tidak, oleh bisnis parkiran. Sama apesnya Sandiago Uno, jebolan 28/6/1969, Sabtu Pahing, berwuku Warigagung. Sabtu ketemu Jumat hasilnya celaka.
Yusril bagusan. Maujudan 5/2/1956, Minggu Kliwon, berwuku Watu Gunung, membuahkan tentrem njodohin Jumatnya Jakarta mengibukota. Cuma, gara-gara berwatak lihai ngobral bicara, bernada nasehat, ambisius kejatuhan bulan, cita-citanya kerap dibulan-bulanin gak kesampaian. Maka bisik pawukon, berbintang terangnya jika menjalani hidup sebagai pendeta.
Samaan wuku dan wataknya Ahok dan sesuaianya Jakarta itu Risma, alumni 20/11/1961, Senin Kliwon. Bila berpasangan dengan Jumat mengibukotanya Jakarta, produknya elok dan bagus.
Biarpun para pesaing Ahok apes, tapi pawukon gak mempersoalkan etika, erotika, SARA dan sarap pencaguban mereka, asal sudi memenuhi persyaratan yang gampang banget. Yaitu: slametan.
Di luar itu, perkara Ahok telah mengaburkan per-kangouw- an politik nasional dan daerah –meski otda, fadlizonan DPR melumpuhkan DPRD; dan meski hendak memperkuat sistem kepartaian, cagub tokh bukan porsinya partai daerah. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gibran menganggap kritikan dari Ahok merupakan hal yang biasa.
Baca SelengkapnyaMegawati meminta Ahok untuk tidak berkomentar di hadapan media.
Baca SelengkapnyaMenurut Arsjad semua orang bebas dalam menyuarakan untuk mendukung siapa saja dengan cara yang berbeda-beda, termasuk Ahok.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan penelusuran merdeka.com, ketika menjadi Wagub Jakarta mendampingi Jokowi, Ahok tercatat sebagai kader Gerindra.
Baca SelengkapnyaGanjar menegaskan, Ahok adalah temannya yang sudah lama dikenal secara baik.
Baca SelengkapnyaCalon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil memberikan sindiran yang menohok ke Pramono Anung
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil menyinggung mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam menata kota.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran membela Presiden Jokowi yang disebut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak bisa bekerja.
Baca SelengkapnyaAhok menegaskan ada upaya adu domba dengan memotong ucapanya
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan, Ahok memiliki karakter tersendiri, dalam menyampaikan sesuatu ke publik
Baca SelengkapnyaCawapres nomor urut 02 itu justru menyerahkan ihwal penilaian tersebut kepada warga.
Baca SelengkapnyaKubu Prabowo Gibran saat ini tengah mempersiapkan diri untuk pencoblosan 14 Februari 2024.
Baca Selengkapnya