Lebaran Jokowi tanpa gejolak harga
Merdeka.com - Lebaran tinggal dua hari lagi. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, kali ini tidak ada berita gejolak harga. Di sana sini memang ada kenaikan harga-harga barang kebutuhan pokok, tetapi kenaikan itu tidak seberapa sehingga tidak jadi perbincangan. Salah satunya adalah kenaikan harga cabai keriting, yang sedari dulu memang naik turun.
Situasi ini kontras dengan tiga atau empat bulan lalu. Tak hanya harga beras yang melambung, tetapi juga barang-barang kebutuhan pokok lain. Gejolak harga beras itu sampai membuat Presiden Jokowi berang. Tidak hanya Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian yang dapat semprot, tetapi juga pejabat terkait. Puncaknya Kepala Bulog yang baru saja bekerja enam bulan, dipecat.
Diikuti dengan pelemahan rupiah terhadap dolar, membuat banyak pihak ketir-ketir: jangan-jangan pemerintah Jokowi memang tidak becus mengurus ekonomi. Memang betul, penguatan dolar tidak hanya menimpa rupiah, tetapi juga hampir semua mata uang dunia. Bahkan di Asia Tenggara, penurunan rupiah masih kalah tajam dari ringgit, bath dan peso. Namun hal itu tak mengurangi rasa cemas pelaku bisnis.
-
Bagaimana cara pemerintah menekan inflasi? Lantaran yang paling penting adalah pertumbuhan inflasi intinya.Menurutnya, jika inflasi meningkat maka langkah yang dilakukan pemerintah adalah menekan inflasi dengan mengendalikan harga pangan (volatile food). Sebab, harga pangan menyumbang cukup besar terhadap inflasi.
-
Bagaimana Mendagri mengendalikan inflasi di Indonesia? Bapak Presiden memerintahkan kepada kita untuk terus monitor dan dilaksanakan terus acara seperti ini, dan acara seperti ini banyak diapresiasi. Beliau sampai mengatakan bahwa di depan menteri yang lain, beliau menyampaikan bahwa hanya di Indonesia inflasi dikendalikan per minggu. Oleh karena itulah saya minta follow up rekan-rekan di daerah untuk betul-betul serius melaksanakan koordinasi inflasi.
-
Bagaimana Kemendagri minta daerah kendalikan inflasi? Tomsi menjelaskan, salah satu upaya pengendalian inflasi yang dapat dilakukan adalah berkoordinasi dengan daerah penghasil komoditas untuk memenuhi kebutuhan pasokan. Koordinasi ini merupakan bagian dari agenda perencanaan pemenuhan. Ini berbeda dengan upaya inspeksi mendadak ke pasar yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan memahami permasalahan lokal.
-
Siapa yang dapat mengendalikan inflasi? Saat inflasi tinggi, bank sentral sering kali menaikkan suku bunga untuk memperlambat pengeluaran dan investasi, yang membantu mengurangi tekanan inflasi.
-
Bagaimana Kemendag mengontrol harga barang kebutuhan pokok? Kementerian Perdagangan turut andil dalam penurunan laju inflasi di tahun 2023, yakni pihaknya rutin melakukan kunjungan ke pasar-pasar di tanah air untuk memantau stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok.
-
Siapa yang memimpin pengendalian inflasi? 'Volatile food ini diperangi melalui TPIP. Nah, kebetulan tim pengendali inflasinya itu ketuanya Menko ekonomi. Wakilnya Gubernur BI.
Sesungguhnya yang bikin mereka cemas, bukanlah angka-angka ekonomi yang bisa mereka cek recek dan perbandingkan dengan masa lalu dan kawasan lain. Yang bikin cemas adalah berbagai pernyataan para politisi, yang seakan-akan menunjukkan bahwa pemerintah Jokowi amatiran. Para menterinya masih belajar dan bodoh sehingga sering bikin keliru dalam mengambil keputusan.
Kecamuk dolar saat itu, membuat spekulasi politik berkembang macam-macam. "Sebentar lagi dolar akan jatuh ke Rp 17 ribu. Situasi 1998 akan terulang. Pemerintah akan tumbang," demikian kira-kira pernyataan banyak politisi yang disampaikan di berbagai kesempatan. Ini tidak hanya disuarakan oleh politisi dari kalangan Koalisi Merah Putih (KMP), yang memang menjadi oposisi Jokowi, tetapi juga oleh Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang mendukung pencalonan dan kabinet Jokowi.
Dalam suasana seperti itu, pelaku bisnis mana yang tidak risau. Namun mereka tidak mau terus menerus berkubang dalam kecemasan. Mereka butuh kepastian, mereka juga tahu pernyataan politisi juga tidak bisa jadi pegangan. Mereka pun kembali ke angka-angka ekonomi riil yang diangkat dari lapangan. Mereka juga perhatikan berbagai indikator ekonomi global untuk memposisikan ekonomi Indonesia.
Kepastian itulah yang membaut mereka tidak hanyut dalam persepsi ekonomi buruk yang hendak ditanamkan para politisi. Mereka tidak mau terkecoh oleh permainan para penghuni Senayan. Mereka juga tidak mau terkesima pernyataan sebagian pengamat ekonomi, yang kaya spekulasi tapi miskin analisis. Mereka mau percaya pada data dan fakta saja. Sebab hanya itu yang bisa membantu kalkulasi ekonomi untuk bertindak.
Para pelaku bisnis menyaksikan proyek infrastruktur triliunan rupiah berjalan di mana-mana: jalan tol trans Sumatera, jalan tol trans Jawa, MRT Jakarta, perluasan bandara dan pelabuhan, pembangunan waduk dan pembangkit listrik, dan lain-lain. Mereka merasakan birokrasi perizinan tidak lagi berbelit, tender semakin transparan, subsidi orang miskin semakin tepat sasaran. Bantuan tunai melalui rekening langsung ke orang-orang miskin tersebut dapat meningkatkan daya beli, sehingga pembelian barang dan jasa juga meningkat. Jelas, ekonomi tumbuh, peluang ekonomi membesar.
Semua bertentangan dengan persepsi buruk yang ditanamkan oleh banyak politisi yang terganggu kenyamanannya karena hilangnya fee dan sempitnya ruang korupsi. Memang betul sempat terjadi gejolak harga, tetapi itu terjadi tiga empat bulan lalu, dan sejak Mei sudah teratasi. Memang sempat terjadi pelemahan rupiah beruntun, tetapi sejak Juni rupiah sudah stabil. Dan kini semua orang tahu, baru untuk pertama kali dalam sejarah ekonomi nasional, harga-harga barang kebutuhan pokok stabil menjelang lebaran.
Sayang kestabilan harga barang itu dan situasi positif ekonomi itu, tidak diikuti oleh sikap dan tindakan pejabat di lingkungan hukum dan politik. Kita senang melihat KPK kembali menangkap tangan pelaku korupsi, tetapi kita prihatin Mabes Polri menetapkan anggota Komisi Yudisial gara-gara hakim Sarpin tidak tahan kritik. Tak gampang memang mengurus negeri ini. Kalau Jokowi bisa tegas terhadap pejabat ekonomi, mestinya juga bisa bersikap serupa terhadap pejabat hukum dan politik. Jika tidak, maka kinerja dan prestasi ekonomi bisa rusak oleh ulah aneh-aneh pejabat hukum dan politik. (mdk/has)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi mengaku senang karena harga bahan pokok, di pasar tersebut relatif terkendali.
Baca SelengkapnyaDalam proses ini, Tito mengindikasikan adanya kepala daerah yang tidak mampu mengendalikan inflasi, dan mereka akan mendapatkan sanksi.
Baca SelengkapnyaMenkeu Sri Mulyani dan sejumlah menteri kabinet Indonesia Maju disebut-sebut akan mundur
Baca SelengkapnyaPrabowo menambahkan warisan Jokowi sebagai mantan Walikota Solo membuatnya mengerti mengendalikan inflasi dari lapangan
Baca SelengkapnyaStabilitas politik di tanah air selalu menjadi perhatian internasional.
Baca SelengkapnyaBahlil mencontohkan ketika Jokowi dituduh memberikan bansos untuk mengarahkan masyarakat memilih salah satu capres.
Baca SelengkapnyaJokowi mengizinkan menterinya maju sebagai capres di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPara menteri diminta untuk menjaga harga pangan jelang Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaDalam kunjungan tersebut, Jokowi mengecek stabilitas harga bahan pokok dan memberikan sejumlah bantuan kepada para pedagang.
Baca SelengkapnyaSaksi dari Bawaslu, Nur Kholiq mengklaim tidak menemukan pelanggaran Pemilu saat Jokowi bagi-bagi bansos di Jateng.
Baca SelengkapnyaJokowi menyampaikan sulitnya pemerintah menjaga keseimbangan harga beras. Sebab, masyarakat akan mengeluh apabila harga beras naik, sementara petani senang.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan tidak akan berencana dan biar mengalir biasa saja.
Baca Selengkapnya