Marathon dua perusahaan ikan
Merdeka.com - Satu lagi perusahaan BUMN yang selama ini "tidak hidup dan tidak mati" kini bergairah kembali: Perum Perikanan Indonesia (Perindo). Nasibnya pernah sama dengan PT Perikanan Nusantara (Perinus) yang mengalami semaput bertahun-tahun.
Kini dua-duanya hidup kembali. Kalau PT Perinus bergerak di bidang penangkapan ikan, Perum Perindo menekuni bidang pelabuhan khusus perikanan. Kalau kisah kebangkitan PT Perinus sudah saya uraikan pada Manufacturing Hope 96 lalu, giliran hari ini saya mengisahkan kebangkitan Perum Perindo.
Memang kedua perusahaan ini seperti tumpang tindih. PT Perinus juga memiliki pelabuhan ikan, Perum Perindo juga mengembangkan ikan. Tapi biarlah masing-masing hidup dulu, mengembangkan diri dulu, dan kelak entah harus disatukan atau tidak.
-
Dimana KKP membantu pengembangan korporasi nelayan? Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP) memberikan fasilitasi pengembangan korporasi nelayan di Cilacap Jawa Tengah melalui dukungan gudang beku portable, kendaraan berpendingin, dan bimbingan teknis.
-
Siapa yang mendukung KKP dalam menggaungkan perikanan berkelanjutan? Sementara Direktur Program Kelautan dan Perikanan Yayasan WWF Indonesia, Dr. Imam Musthofa Zainudin, mengaku siap mendukung KKP terkait perikanan berkelanjutan untuk ketahanan pangan Indonesia.
-
Mengapa Pertamina membangun kilang baru di Balikpapan? Keberhasilan proyek RDMP Balikpapan akan menaikkan kapasitas produksi Kilang Balikpapan sebesar 100 ribu barrel per hari, yang artinya kapasitas produksi Kilang Balikpapan menjadi 360 ribu barrel per hari dari kapasitas awal 260 ribu barrel hari.
-
Bagaimana Pertamina menumbuhkan kecintaan terhadap laut? 'Sebagai perusahaan dengan wilayah operasi sebagian besar mencakup laut, PIS berkomitmen untuk menjaga ekosistem laut, salah satunya dengan cara memberikan edukasi kelautan. Kelestarian laut tentunya akan berdampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat', ujar Aryomekka.
-
Mengapa Pertamina fokus pada kelestarian lingkungan? Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan rencana strategis baru. Pertamina mencoba mengadopsi transisi energi secara bertahap. Di satu sisi, Pertamina menjaga ketahanan energi melalui penguatan bisnis minyak dan gas. Di sisi lain, juga meningkatkan pengembangan bisnis rendah karbon untuk memenuhi target net zero emission pada 2060.
-
Mengapa Pertamina penting bagi perekonomian nasional? Hingga akhir Oktober 2023, Pertamina telah berkontribusi hingga Rp255,51 triliun, terdiri dari pajak, dividen, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), serta signature bonus, sebagai langkah kepatuhan Pertamina dalam pembayaran pajak dan aspek keuangan lainnya.
Sudah terbukti langkah penyatuan perusahaan tidak selalu betul. PT Perinus sendiri adalah gabungan (hasil merger) dari lima perusahaan perikanan milik negara. Toh tertatih-tatih juga, sebelum akhirnya bangkit dan berlari.
Sebetulnya basis Perum Perindo sangat kuat dan strategis. Perusahaan ini menguasai lahan pelabuhan ikan seluas 76 hektar di Muara Baru Jakarta. Juga memiliki pelabuhan ikan di lima kota lainnya seperti Pekalongan Jawa Tengah, Belawan Sumatera Utara, dan Brondong Jawa Timur. Entah bagaimana dulunya perusahaan ini dikelola hingga kian lama kian lemah.
Awal tahun 2013 adalah awal pembenahan Perum Perindo. Direksi baru ditetapkan. Dirutnya masih muda: 37 tahun. Dia seorang doktor perikanan dari Undip Semarang. Dia seorang pekerja keras dan mampu bekerja secara tim. Dia juga bukan seorang yang "bossy" sehingga rajin turun ke lapangan.
Sebelum diangkat menjadi Dirut, Agus Suherman sudah teruji dalam penilaian integritasnya. Saya perlu satu tahun mengamati caranya bekerja dan mengamati perilakunya sehari-hari di Kementerian BUMN.
Memang tidak mudah bagi Agus untuk membenahi Perum Perindo. Dari lahan 76 ha di Muara Baru itu sebagian besar sudah disewa-sewakan. Sewanya pun panjang-panjang: 30 tahun. Tarifnya sangat murah.
Yang seperti ini memang lazim di perusahaan pemerintah di masa lalu. Termasuk di pelabuhan Ambon yang masuk PT Pelindo IV. Untungnya di Pelindo masa sewanya tidak lama. Tahun ini berakhir. Tahun depan lahan pelabuhan Ambon akan dikelola sendiri oleh BUMN tersebut.
Di Perum Perindo, dampak sewa yang sangat murah itu juga membuat penyewanya tidak semangat. Banyak lahan dibiarkan terlantar di situ. Toh bayar sewanya hanya Rp 10 juta per hektar per tahun.
Agus mulai menertibkannya. Tidak sia-sia Pak Mustofa Abubakar dulu menarik Agus dari Semarang ke Jakarta dan menjadi pejabat eselon tiga di Kementerian BUMN. Dia berani bertindak. Dia peringatkan para penyewa yang lalai itu: kalau tidak dibangun akan diambil perusahaan untuk dikelola sendiri.
Berkat peringatan itu kini banyak perubahan. Waktu saya meninjau Perum Perindo Kamis lalu (sambil Rapim BUMN di situ) terlihat kegiatan pembangunan pabrik di berbagai lokasi.
Saya memimpikan Muara Baru bisa menjadi pelabuhan perikanan yang modern, tertata rapi, dan menjadi kebanggaan bangsa. Pabrik es besar di situ yang semula sudah kembang-kempis kini bekerja penuh. Galangan kapal ikan yang hanya dua buah sudah dibenahi.
Dulu, kapal ikan yang rusak harus antre panjang untuk diperbaiki. Antreannya bisa sampai 200 kapal. Kini memang masih antre tapi tinggal 80 kapal.
Untuk itu Perum Perindo akan menambah dua galangan lagi. Enam bulan ke depan harus sudah jadi. Agar jumlah kapal ikan yang antre berkisar 20-an. Dengan cepatnya perbaikan kapal-kapal ikan yang rusak otomatis produksi ikan akan meningkat.
Agus juga merencanakan membenahi bagian-bagian pelabuhan yang kumuh. Termasuk menetapkan model sewa yang baik. Beberapa pabrik ikan di situ tidak bisa dibangkitkan karena dalam status sitaan bank. Rupanya, karena jangka sewa yang panjang itu banyak juga aset di situ yang diagunan ke bank. Ketika kreditnya bermasalah pabriknya disita.
Meski statusnya Perum, Agus bisa membawa Perindo menjadi perusahaan yang untung. Ini sekaligus jadi pelajaran BUMN berstatus Perum lainnya. Tapi saya tidak akan menuntut laba yang besar dari Perum Perindo. Tuntutan terbesar adalah memajukan industri perikanan Indonesia.
Saya akan mempertahankan dua perusahaan perikanan BUMN itu untuk berdiri sendiri-sendiri. Tidak akan digabung. Saya akan mempertandingkan keduanya head to head. Saya ingin menciptakan persaingan internal BUMN perikanan ini.
Laut Indonesia begitu luasnya. Jangankan dua perusahaan perikanan. Lima perusahaan pun kuat ditampung oleh luasnya wilayah laut Nusantara. Tahun depan adalah tahun dimulainya lomba marathon antara PT Perinus dan Perum Perindo. (mdk/tts)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Langkah penyelamatan 4 perusahaan ini tergantung separah apa kondisinya.
Baca SelengkapnyaPertamina Patra Niaga tercatat telah menyalurkan 115 ribu paket konverter kit untuk nelayan yang tersebar di seluruh penjuru tanah air.
Baca SelengkapnyaPusat konservasi ikan Belida berada di Universitas PGRI Palembang, Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaKerja sama kedua pihak yang telah dirintis sejak tahun 2019.
Baca SelengkapnyaBupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani tengah jadi perhatian pemerintah pusat.
Baca SelengkapnyaIfta Bintan adalah mantan pramugari yang kini banting stir menjadi seorang pengusaha ikan sukses sampai berhasil jual ikan sebanyak 1,5 ton.
Baca SelengkapnyaPesut Mahakam, satwa lumba-lumba yang hidup di air tawar. Habitat aslinya berada di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
Baca SelengkapnyaSekali angkut 2,1 ton ikan hidup dari Danau Maninjau dibawa ke Riau dan Jambi.
Baca SelengkapnyaSebagian orang menilai menjadi petani bukan hal keren. Para petani di Kabupaten Tulungagung menepis anggapan tersebut dengan prestasi
Baca SelengkapnyaTak hanya dari aspek armada, PIS juga aktif mempersiapkan infrastruktur pendukung bisnis dan operasional yang berkelanjutan seperti green terminal.
Baca SelengkapnyaSebanyak 4 kontainer ikan tuna kaleng dengan nilai kontrak sebesar 10 juta USD diberangkatkan dari Banyuwangi menuju Kanada.
Baca SelengkapnyaProduk-produk ini mengandung minimal 30 persen kandungan ikan, menawarkan variasi menu yang tidak hanya memenuhi selera lokal tetapi juga internasional.
Baca Selengkapnya