'Neng bisa bikin rumah karena melacur'
Merdeka.com - Kenyataan Y, pelacur berumur 16 tahun di Desa Saradan memang berat. Belum genap 17 tahun namun sudah menanggung hidup keluarganya. Tak punya keterampilan khusus, terjun ke dunia bisnis syahwat jadi jalan pintas. Sekarang dia merasa bersyukur kedua orangtua dan keluarga yang dihidupi secara layak meski harus menjual diri.
Seraya sambil berbicara centil, Y mengaku sudah setahun terakhir ini menjalani pekerjaan sebagai seorang pelacur. Hasil dari melacur tak tanggung-tanggung, baru tujuh bulan sebuah rumah dibangun dengan hasil jerih payahnya. Dia merasa pekerjaannya tak mengganggu siapapun.
"Alhamdulillah, neng bisa bikin rumah," katanya saat berbincang dengan merdeka.com di Cafe, Desa Saraden, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis malam pekan kemarin.
-
Bagaimana cara pelacur mendapat penghasilan? …Jika wanita mengiringkan seorang gadis dan mengantarkannya ke rumah seorang pemuda, atau jika ada wanita memberi tempat untuk pertemuan yang tidak senonoh antara seorang pemuda dan seorang gadis, karena mendapat upah dari pemuda dan gadis itu, kedua wanita baik yang mengantarkan gadis maupun yang menyediakan tempat itu dikenakan denda 4000 oleh raja yang berkuasa sebagai penghapus kesalahannya…
-
Siapa yang bekerja sebagai pengamen badut di Kota Serang? 'kalau ngamen di lampu merah itu memang resikonya besar, ketabrak mobil dan ada larangan juga dari pemerintah,' kata seorang pengamen badut jalanan di Kota Serang, Ari, mengutip SCTV Banten, Rabu (25/9).
-
Mengapa Samsul merasa bersyukur menjadi petugas kebersihan? Setelah luntang-luntung dengan pekerjaan serabutan, ia mengaku bersyukur dapat mengambil peran sebagai pasukan oranye Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Jakarta. 'Kalau saya dulu serabutan, di bangunan iya, di tambang pasir juga iya, di perkebunan sawit juga iya. Alhamdulillah sekarang sudah dapat kerjaan tetap,' ucap Samsul saat ditemui merdeka.com, Jumat (7/6).
-
Di mana pengamen badut di Kota Serang sering mangkal? Terik di siang itu tak diindahkan beberapa pengamen berkostum badut di kawasan lampu merah, Jalan Bhayangkara, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang.
-
Apa yang dilakukan pengamen badut di Kota Serang? Demi menyambung hidup, mereka rela berjalan dari satu mobil ke mobil lainnya yang berhenti sejenak untuk mengais koin receh Rp500 hingga Rp1.000. Meski tak seberapa, rasa syukur tetap mereka ucapkan karena jika dikumpulkan bisa digunakan setidaknya untuk memenuhi kebutuhan di rumah.
-
Mengapa wanita itu tidak takut? “Itu membuatku tertawa. Aku tahu beberapa orang akan ketakutan, tapi saya terbiasa dengan hal ini.“
Memang sebagian besar warga di Desa Saradan bekerja sebagai petani. Beberapa dari warganya ada juga yang tak memiliki sawah garapan. Ada juga yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia. Berdalih itu, ayah dan ibu Y hanya berdiam diri di rumah.
Kedua orangtuanya memang tak bekerja. Mereka malahan menaruh beban hidup kepada Y. "Bapak merokok dua bungkus sehari, ibu juga dua bungkus," katanya bercerita.
Y sempat menunjukkan foto wanita cantik di telepon selularnya. Dia hidup sebagai anak bungsu, dua kakaknya lebih dulu terjun sebagai pelacur di Jakarta. Kakak pertamanya bekerja sebagai pemuas lelaki hidung belang di kawasan Gajah Mada, Jakarta Pusat.
"Kakak katanya di daerah Gajah Mada," ujarnya lirihnya. Kakak keduanya diperistri warga asing dan sudah tiga tahun tak pernah kembali ke tanah air. Pekerjaan kakak keduanya itu hampir serupa dengan saudarinya di ibu kota.
"Kalau kakak yang kedua jauh, jarang-jarang teleponan, lebaran saja enggak pernah pulang," katanya sambil menenggak segelas bir.
Kini hanya Y bersama adiknya berusia 10 bulan tinggal dengan orangtuanya di kampung. Mau tak mau, dia harus memutar otak untuk membiayai kehidupan kedua orangtuanya. Kedua kakaknya jarang mengirim uang buat keluarga. "Kalau lainnya mah jarang kirim-kirim," katanya.
Dari pengakuan Y, tiga anggota keluarganya terjun ke dunia prostitusi. Y sendiri tak pernah menyesal dengan pekerjaan dilakoni sekarang. Namun di balik itu Y juga ingin memiliki hidup normal sebagaimana usia seumurannya. "Pengenlah punya keluarga normal," katanya lirih.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang gadis asal pelosok Sukabumi, Jawa Barat sempat mencuri perhatian warganet di media sosial.
Baca SelengkapnyaWanita ini membagikan perbandingan nasibnya sebelum dan sesudah kerja di Malaysia.
Baca SelengkapnyaIa tak menyangka menikah dengan anak tunggal memiliki banyak kebebasan.
Baca SelengkapnyaAyu Ting Ting kini tengah membangun rumah pribadi yang tak lagi terletak di gang sempit.
Baca SelengkapnyaSoimah ngomell-ngomel sambil cuci piring. Ia terlihat kesal karena ditinggal pembantu.
Baca SelengkapnyaUya Kuya dibuat syok ketika mengetahui sisa saldo putrinya, Cinta Kuya yang hanya tinggal 3 dolar saja.
Baca Selengkapnya