Nihil Solusi untuk Bisnis Baju Bekas
Merdeka.com - Spanduk putih dengan tulisan hitam dan merah itu terpasang di antara dua eskalator di pertokoan Blok III, Pasar Senen, Jakarta Pusat. Isinya: 'Bukan thrifting yang membunuh UMKM lokal, tapi pakaian impor dari Cina yang menguasai 80% Pasar Indonesia'.
Spanduk itu merupakah suara hati dan bentuk protes ratusan pedagang pakaian bekas. Usaha mereka belakangan disorot setelah pidato Presiden Jokowi saat membuka Business Matching Produk Dalam Negeri, Rabu 15 Maret lalu.
Jokowi menyinggung impor pakaian bekas yang masuk secara ilegal telah membuat industri tekstil nasional terganggu.
-
Dimana baju bekas impor dijual? Setidaknya salah satu pusat bisnis baju bekas impor atau thrifting di Ibu Kota, yakni Pasar Senen, dipadati pengunjung beberapa hari terakhir.
-
Dimana jual beli baju bekas impor? Jual-beli pakaian bekas impor marak terjadi di berbagai kota di Indonesia, seperti Bandung, Surabaya, Malang dan banyak lagi lainnya. Bisnis pakaian bekas impor menggiurkan Selain banyak permintaan dari pembeli, keuntungan yang didapatkan oleh penjual juga relatif besar.
-
Apa dampak baju bekas impor? Meski memiliki dampak negatif, baik dari segi kesehatan dan perekonomian, aktivitas thrifting masih digemari sebagian masyarakat.
-
Gimana caranya baju bekas impor masuk ke Indonesia? Baju bekas impor paling banyak diselundupkan dari Malaysia ke wilayah pesisir timur Pulau Sumatera di Selat Malaka. Rute penyelundupan pakaian bekas impor kebanyakan berasal dari Port Klang Malaysia, tetapi asalnya dari negara maju dan 4 musim, yang cenderung selalu berganti model dan jenis baju. Akibatnya banyak baju yang terbuang.
-
Kenapa orang Indonesia suka pakai baju bekas impor? Tingginya Permintaan Masyarakat Indonesia Menjamurnya peredaran baju bekas karena didukung tingginya permintaan masyarakat. Terutama masyarakat yang tak mampu membeli baju baru.
-
Siapa yang rugi akibat baju bekas impor? Komite Ekonomi dan Industri Nasional nilai penjualan baju bekas impor ilegal dapat mematikan industri tekstil dan konveksi dalam negeri.
"Sudah saya perintahkan untuk mencari betul dan sehari dua hari sudah banyak yang ketemu. Itu mengganggu industri tekstil di dalam negeri. Sangat mengganggu. Yang namanya impor pakaian bekas mengganggu," ucap Jokowi.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan segera merespons permintaan Jokowi itu. Bersama aparat gabungan dari kepolisian, bea dan cukai, serta kejaksaan, penindakan dilakukan dalam dua pekan terakhir. Ribuan ballpress pakaian bekas bernilai miliaran rupiah disita.
Selasa 28 Maret lalu, sebanyak 7.363 bal pakaian bekas dan barang impor lainnya dipamerkan untuk dimusnahkan di Tempat Penimbunan Pabean (TPP) Direktorat Jenderal Bea Cukai, Kawasan Industri Jababeka III, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.
Zulkifli mengatakan, nilai barang impor ilegal yang terdiri dari pakaian bekas, tas, dan topi itu mencapai hampir Rp80 miliar. Ada juga barang-barang elektronik bekas seperti TV, kulkas, dan AC. Tidak hanya di Jakarta, operasi penindakan berlangsung di Pekanbaru dan Jawa Timur.
"Impor barang bekas itu dilarang, itu diatur di Permendag. Misalnya impor AC bekas, kulkas bekas, TV bekas, termasuk pakaian bekas, itu dilarang. Kecuali yang diatur, ada yang boleh, misalnya (pesawat) F-16. Kalau baru itu mahal, maka beli yang bekas, tapi ada persyaratannya," kata Zulkifli.
Zulkifli menambahkan, larangan mengimpor pakaian bekas diatur dalam Permendag 40/2022 tentang perubahan atas Permendag 18/2021 tentang Barang Dilarang Ekspor dan Barang Dilarang Impor. Semua barang yang dimusnahkan hari itu dimasukkan ke Indonesia secara ilegal alias diselundupkan. Pemusnahan dilakukan untuk menghentikan bisnis pakaian bekas dari hulu.
"Kita utamakan yang hulu ini. Kalau ilegal ini berhenti kan enggak ada juga (barang impornya)," tukasnya.
Hadir dalam acara pemusnahan pakaian bekas itu Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto, Dirjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Askolani dan Jampidum Kejagung Fadil Jumhana.
Stok Menipis Pedagang Menjerit
Gantungan pakaian memenuhi pertokoan di lantai 2, Blok III, Pasar Senen siang awal pekan lalu, saat merdeka.com berkunjung. Kaos, kemeja, busana wanita, celana, hingga jaket dan jas dipajang. Harganya murah, mulai Rp10.000.
Namun, suasana lorong yang biasanya sesak oleh pembeli, siang itu lengang bahkan cenderung sepi. Bahkan kios paling ujung dari depan tangga terlihat jelas. Satu dua pembeli sedang memilih-milih sambil menenteng tas plastik besar. Sejumlah pedagang sibuk merapikan tumpukan baju. Sebagian lainnya bersantai sambil menatap layar handphone.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan merdeka.com, tak diacuhkan beberapa pedagang. Mereka memilih bungkam atau menolak dengan alasan takut salah bicara. Sebagai karyawan, mereka mengaku tidak tahu apa-apa.
"Tanya bos saya saja. Saya enggak berani ngomong," sahut seorang karyawan perempuan.
Setelah mencoba bertanya ke beberapa pedagang, salah satu pedagang bernama Arie (27) akhirnya bersedia diwawancarai. Dia memberi nomor telepon dan minta dihubungi setelah jam kerjanya selesai.
Dalam perbincangan dengan merdeka.com, Arie mengaku baru enam bulan terakhir berjualan di salah satu kios pakaian bekas di Pasar Senen Blok III. Setelah ramai pemberitaan soal pakaian bekas, dia mengungkapkan, situasi pasar agak sepi dalam beberapa hari terakhir.
Dampak lain yang dirasakan pedagang adalah, kesulitan barang. Sebagai pedagang eceran, Arie mengaku mendapat bal pakaian bekas dari seorang bos yang enggan dia sebut identitasnya.
"Buat kita pedagang jadi dibatasi, mau cari bal juga susah. Toko-toko besar aja enggak mau keluarin balnya karena takut dengan kondisi sekarang. Mereka takut untuk memperdagangkan lagi, sementara kita stok sudah mulai menipis," tuturnya.
Pengakuan Arie itu terlihat dari stok pakaian yang dipajang para pedagang. Baju-baju bekas kepanitiaan acara dengan tulisan jepang mendominasi di beberapa kios. Hampir semua merupakan stok lama.
"Kita cuma bisa nunggu. Habisin stok yang ada aja," kata seorang pedagang.
Pemandangan berbeda juga terlihat di pinggir pasar dan area dekat tangga dan lift. Biasanya ada banyak karung-karung bal putih dengan kode yang ditulis menggunakan spidol menumpuk. Jumlahnya bisa puluhan. Tapi siang itu, hanya terlihat satu dua bal pakaian bekas tersisa.
Diatur Bos Besar
Indonesia memiliki beberapa nama pasar besar yang dikenal dengan baju bekasnya. Di Sumatera Utara terdapat Pasar Monza, di Jakarta ada Pasar Senen dan Pasar Baru, dan di Bandung Jawa Barat ada Pasar Gedebage.
Dalam rantai perdagangan, Arie dan ratusan pedagang di Pasar Senen berada di paling bawah. Merekalah yang menjual pakaian bekas impor itu langsung ke pembeli. Stok barang yang mereka punya diatur bos besar yang mengimpor. Bos-bos itu memiliki lebih dari satu kios di Pasar Senen Blok III.
Saat ditanya di mana lokasi bal disimpan, Arie mengaku tidak tahu. "Kalau bal sih kurang paham karena itu barang dari bos. Kita pekerja cuma minta barang sama bos nanti urusan bos mau ngambil ke mana," ujarnya.
Ketika pemerintah melakukan penindakan dengan menyita ribuan bal pakaian bekas, Arie mengatakan, kerugian terbesar bukan di pedagang.
"Dampak paling besar justru ke bos-bos besar. Tokonya bisa sampai tiga, empat, lima toko, dan stok balnya mungkin banyak ketahan di gudangnya masing-masing. Karena sudah enggak sebebas dulu buat keluarin balnya," kata Arie.
Para bos yang menahan barang dan menyembunyikan informasi lokasi gudang menurut Arie karena belakangan ada orang-orang yang dengan sengaja memberikan informasi ke aparat.
"Jadi bos-bos besar juga enggak mau ambil risiko. Kasarnya biarin dah barang tertahan di gudang daripada nanti keciduk dan disita," imbuhnya.
Tercatat di Bea Cukai
Impor pakaian bekas sudah menjadi bisnis yang berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Masuk melalui wilayah-wilayah yang memiliki pelabuhan. Ditjen Bea Cukai mengungkapkan beberapa titik rutin penyelundupan dilakukan. Mulai dari Batam, Kepulauan Riau, Pesisir Timur Sumatera, Perbatasan Kalimantan terutama di Kalbar seperti Jagoi Babang, Sintete, dan Entikong.
Dirjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Askolani mengungkapkan dua modus impor pakaian bekas ilegal. Pertama, barang dikirim lewat jalan-jalan tikus di perbatasan. Kedua, memanipulasi data angkutan barang saat masuk melalui pelabuhan besar seperti Pelabuhan Tanjung Priok (undeclared).
"Kombinasi, mulai dari Batam, Kepri ke bawah, sampai ke arah Lampung termasuk Medan, Riau dan juga perbatasan dan termasuk pelabuhan besar," kata Askolani usai Konferensi Pers di Tempat Penimbunan Pebaean (TPP) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Selasa (28/3).
Soal dari mana negara asal pakaian bekas itu, Askolani menyebut Singapura, Malaysia, Vietnam, hingga Thailand.
Di sisi lain, impor pakaian bekas ternyata bisa dilakukan secara legal. Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Bea Cukai Nirwala Dwi Heryanto menjelaskan, volume impor pakaian bekas di 2022 naik signifikan menjadi 26,22 ton, naik 227,75 persen dibandingkan tahun 2021 yang hanya 8 ton.
Adapun nilai devisa impor tahun 2022 sebesar USD272.146 atau setara Rp4,19 miliar.
Namun Nirwala menegaskan, data tersebut merupakan data importasi pakaian bekas yang merupakan personal effect (barang pindahan), dan juga diplomatic cargo. Artinya, pakaian bekas impor tersebut legal karena dikecualikan oleh aturan lain.
Di luar hal ini, pemerintah melarang importasi pakaian bekas sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan.
"Perlu dijelaskan bahwa data tersebut merupakan data importasi pakaian bekas yang merupakan personal effect (barang pindahan), dan juga diplomatic cargo," kata Nirwala.
Nirwala menambahkan, sepanjang tahun 2022 Bea Cukai telah melakukan penindakan terhadap impor pakaian bekas ilegal melalui laut dan darat sebanyak 234 kali dengan perkiraan nilai barang sebesar Rp24,21 miliar.
Angka tersebut mengalami peningkatan dari beberapa tahun sebelumnya, yakni 165 kali penindakan dengan perkiraan nilai barang sebesar Rp17,42 miliar di tahun 2021 dan 169 kali penindakan dengan perkiraan nilai barang sebesar Rp10,37 miliar di tahun 2020.
Boleh Berdagang Habiskan Stok
Mendengar keresahan pedagang Pasar Senen, Mendag Zulkifli Hasan, Menkop UKM Teten Masduki, dan Anggota Komisi VI DPR Adian Napitupulu menggelar dialog. Mereka mendatangi pasar Senen. Tapi solusi final tidak bisa diputuskan.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu mempersilakan para pedagang menghabiskan stok pakaian bekas yang ada. Dia menjamin aparat tidak akan menyita barang-barang dari tangan pedagang. Yang diincar aparat adalah importir atau supplier pakaian impor bekas.
"Yang sekarang bisa dijual sampai habis. Saya jamin tetap boleh dagang. Sampai habis," ujarnya Kamis (30/3).
Pernyataan Zulkifli itu disambut sorak sorai dan tepuk tangan puluhan pedagang Pasar Senen Blok III yang dalam dua pekan terakhir resah dan was-was barangnya akan disita.
Menkop Teten kemudian mengingatkan, menjual barang impor bekas, apalagi diperoleh dari selundupan, memiliki konsekuensi hukum. Dia juga meminta, agar pedagang pakaian impor bekas justru mendukung industri tekstil dalam negeri.
Namun pernyataan Teten itu malah ditanggapi sinis pedagang.
"Saya juga perlu mendukung para pelaku UMKM memproduksi pakaian-pakaian jadi lokal, itu juga sama, saudara-saudara kita juga," ujar Teten yang malah disoraki pedagang.
Hingga pertemuan usai, Zulkifli maupun Teten tak mampu memberi solusi nasib perdagangan pakaian impor bekas. Zulkifli berjanji akan menggelar dialog dengan para pedagang lagi.
Reporter Magang: Ravi Indra Jaya Putra
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan akan menghentikan penyelundupan pakaian bekas dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaTeten Masduki menyoroti masih maraknya penjualan pakaian bekas impor di pasaran.
Baca SelengkapnyaSepinya pembeli pedagang Pasar Tanah Abang jadi perhatian pemerintah.
Baca SelengkapnyaSeluruh barang ilegal hasil penindakan Satgas Pengawasan Barang Tertentu yang Diberlakukan Tata Niaga Impor itu, diperkirakan bernilai Rp46.188.205.400.
Baca SelengkapnyaMendag menyebut fenomena ini semakin mencolok, terutama di pusat-pusat perdagangan besar seperti Kapuk, Tanah Abang, dan Mangga Dua di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPakaian impor ilegal tidak terdapat kode produksi dari negara pembuat. Selain itu, pakaian anak impor ilegal juga tidak dilengkapi bahasa Indonesia.
Baca SelengkapnyaMendag menyebut saat ini marak warga negara asing yang berdagang di mal, pusat perbelanjaan atau pusat grosir besar.
Baca SelengkapnyaBicara pakaian bekas, Indonesia jadi tempat 'buangan' seperti Nigeria. Kok bisa?
Baca SelengkapnyaPelaku UMKM yang berdagang di TikTok Shop mayoritas hanyalah pengecer (reseller) dari barang yang diproduksi dari China.
Baca SelengkapnyaAnggota Banggar DPR, Muhammad Nasir Djamil menyinggung, soal kemiskinan di Indonesia
Baca SelengkapnyaMendag Budi menyebut keseluruhan kain impor diduga ilegal tersebut berasal dari China.
Baca Selengkapnya