Serbuan Baju Bekas Impor di Indonesia, dari Mana Asalnya?
Bicara pakaian bekas, Indonesia jadi tempat 'buangan' seperti Nigeria. Kok bisa?
Serbuan Baju Bekas Impor di Indonesia, dari Mana Asalnya?
Indonesia jadi tempat 'buangan' seperti Nigeria
Proteksi impor pakaian jadi di Indonesia sangat longgar, sehingga bikin arus barang 'buangan' di tanah air sulit dibendung. Nasib serupa juga dialami Nigeria.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk besar, namun justru arus impor pakaian jadi begitu longgar.
Padahal, negara seperti Cina, India hingga Brasil, sudah punya regulasi khusus untuk melindungi industri produk tekstil dalam negeri agar tak terkena serbuan pakaian 'buangan' impor.
-
Dimana baju bekas impor dijual? Setidaknya salah satu pusat bisnis baju bekas impor atau thrifting di Ibu Kota, yakni Pasar Senen, dipadati pengunjung beberapa hari terakhir.
-
Bagaimana cara impor baju bekas? Dalam pemusnahan tersebut Bea Cukai dan Bareskrim Polri menyita 7.363 ballpress pakaian bekasi impor ilegal senilai lebih dari Rp80 miliar di wilayah Jabodetabek.
-
Apa dampak baju bekas impor? Meski memiliki dampak negatif, baik dari segi kesehatan dan perekonomian, aktivitas thrifting masih digemari sebagian masyarakat.
-
Kenapa baju bekas impor dilarang? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Dari mana asal kebaya Bali? Salah satu jenis kebaya di Indonesia adalah kebaya Bali.
-
Kenapa pakaian bekas jadi sarang penyakit? Kulit manusia secara alami dilapisi oleh jutaan bakteri, jamur, dan virus, yang secara kolektif disebut sebagai mikrobioma kulit. Setiap kali kita mengenakan pakaian, mikroba-mikroba ini berpindah ke serat kain yang kita pakai. Menurut Dr. Primrose Freestone, dilansir dari Science Alert, 'pakaian dapat menjadi reservoir penting bagi banyak penyakit menular.'
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa
Berasal dari Negara Maju
Pakaian bekas yang diimpor secara ilegal di Indonesia diketahui berasal dari negara-negara maju, seperti Cina, Korea dan Jepang. Menariknya, Cina sebagai raja ekspor tekstil dan produk tekstil ke seluruh dunia, justru dikenal protektif terhadap masuknya barang impor di negaranya.
Diselundupkan Lewat Malaysia
Baju bekas impor paling banyak diselundupkan dari Malaysia ke wilayah pesisir timur Pulau Sumatera di Selat Malaka.
Rute penyelundupan pakaian bekas impor kebanyakan berasal dari Port Klang Malaysia, tetapi asalnya dari negara maju dan 4 musim, yang cenderung selalu berganti model dan jenis baju. Akibatnya banyak baju yang terbuang.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu)
Tingginya Permintaan Masyarakat Indonesia
Menjamurnya peredaran baju bekas karena didukung tingginya permintaan masyarakat. Terutama masyarakat yang tak mampu membeli baju baru. Kondisi saling melengkapi ini dimanfaatkan untuk melakukan penyelundupan ilegal oleh beberapa oknum.
Pemerintah Menindak Tegas Impor Pakaian Bekas Ilegal yang bernilai miliaran rupiah.
Jual-beli pakaian bekas impor marak terjadi di berbagai kota di Indonesia, seperti Bandung, Surabaya, Malang dan banyak lagi lainnya.
Padahal produk ini dikategorikan sebagai limbah mode dan dilarang untuk diimpor masuk karena terkait dengan aspek kesehatan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan.
Bisnis pakaian bekas impor menggiurkan
Selain banyak permintaan dari pembeli, keuntungan yang didapatkan oleh penjual juga relatif besar. Bahkan, kini pakaian bekas impor juga dijual secara online. Ini karena pemerintah hanya bisa melarang praktik impornya, bukan peredarannya.
Jenis pakaian yang banyak dicari biasanya celana, jaket, kemeja, sepatu, hingga topi yang berasal dari brand-brand fast fashion, seperti Zara, Uniqlo, H&M, Forever 21, Levi's dan lainnya.
Penjualan pakaian bekas impor mematikan industri konveksi rumahan dan UMKM
Komite Ekonomi dan Industri Nasional nilai penjualan baju bekas impor ilegal dapat mematikan industri tekstil dan konveksi dalam negeri.
Munculnya gerakan slow fashion
Guna menekan dampak limbah pakaian bekas impor dan bahayanya bagi kesehatan, kini lahir gerakan slow fashion. Gerakan tersebut mendorong masyarakat agar memakai pakaian yang lebih tahan lama, berkualitas, dan ramah lingkungan. Hal ini untuk menyikapi model pakaian bekas impor yang kebanyakan adalah produk fast fashion, sekaligus menggerakkan industri tekstil dan konveksi nasional.