Patahkan birokrasi dengan internet
Merdeka.com - Baru-baru ini seorang sahabat saya mengalami satu kendala besar untuk tinggal dan bekerja di Indonesia. Dia sudah mendapatkan KITAS yaitu izin untuk tinggal dan bekerja di Indonesia. KITAS itu diperolehnya dari KBRI yang ada di Singapura, lalu "pulanglah" dia ke Bali.
Seminggu kemudian dia harus berangkat ke New York, kota asalnya, untuk menyelesaikan sebuah urusan selama beberapa hari. Alangkah terkejutnya dia ketika ada di Bandara Ngurah Rai, dikabarkan bahwa KITAS dia belum 100% jadi sebelum distempel di imigrasi di Denpasar. Jadi kalau dia meninggalkan Bali malam itu, dia akan kehilangan KITAS-nya dan harus mengirimkan pengajuan ulang. Dalam pemikirannya, visa itu sudah jadi pada waktu di Singapura, karena sudah ada stiker resmi bahwa dia sudah mendapat izin tinggal dan bekerja. Tetapi ternyata belum jadi kalau belum mendapat stempel dari imigrasi yang ada di kota Denpasar.
Pertanyaannya adalah mengapa dia harus meminta stempel lagi di imigrasi Denpasar? Mengapa tidak langsung saja diberi tahu pada waktu mendarat di Bali, tanpa harus berangkat ke imigrasi di kota Denpasar untuk minta stempel? Mengapa harus dua kali kerja? Ini lapisan-lapisan birokrasi yang "mengerikan", karena hal-hal seperti inilah Indonesia dianggap tidak ramah terhadap pebisnis dari mancanegara.
-
Bagaimana struktur artikel? Sama seperti teks lainnya, artikel juga memiliki struktur yang menyusun kerangka teksnya.
-
Mengapa struktur itu lebih padat? Struktur misterius ini jauh lebih padat dibandingkan lokasi di sekitarnya, dengan perbedaan sekitar 300-400 kilogram per meter kubik. Artinya, kepadatannya 10-13 persen di atas kepadatan rata-rata kerak Mars, dan hanya sedikit di bawah kepadatan mantel.
-
Kenapa kemacetan di Jakarta jadi semakin kompleks? Sedangkan sejak 1990 hingga saat ini, kemacetan semakin kompleks akibat meningkatnya jumlah kendaraan, ketidakdisiplinan pengemudi, dan tingginya kendaraan pribadi.
-
Kenapa jargon bagus harus singkat? Jargon adalah kalimat singkat dan unik yang bisa digunakan dalam berbagai hal.
-
Apa itu koalisi secara sederhana? Koalisi merupakan kata yang cukup sering muncul di berbagai media belakangan ini.Sebenanrnya, apa itu koalisi? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian koalisi adalah kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh kelebihan suara dalam parlemen.
-
Kenapa sambutan harus singkat, padat, dan jelas? Sebagai panitia 17 Agustus, sudah seharusnya menyampaikan sambutan dengan singkat, padat, dan jelas.
Hal semacam ini sebenarnya bisa diatasi dengan mudah (dan murah) dengan teknologi internet. Jangan bilang KBRI Singapura tidak bisa connect dengan kantor imigrasi di Denpasar, sementara orang dari Papua bisa posting di Facebook dan dikomentari temannya di Islandia.
Terbukti juga dengan pembaca merdeka.com dan Kapanlagi yang jumlahnya mencapai 15.000.000 orang per bulan, mereka mengakses merdeka.com dan Kapanlagi dari mana saja di pelosok negeri atau bahkan sampai di negara manapun. Reporter merdeka.com dan Kapanlagi dari banyak kota bisa menulis dan segera dibaca jutaan orang dari kota atau negara yang berbeda. Seyogyanya teknologi juga bisa membantu pemerintah untuk mengurangi birokrasi. Tapi mengapa masih banyak dibutuhkan birokrasi, dilempar dari satu proses ke proses yang lain? (Yang tahu jawabannya, tolong bantu jawab di bagian komentar di bawah)
Internet adalah sebuah tool (alat) yang efisien dan murah untuk mengurangi banyak lapisan birokrasi. Tidak sulit untuk menerapkannya tetapi dibutuhkan konsep yang benar agar bisa dieksekusi dengan elegan. Jangan khawatir, di Indonesia banyak sekali pakar internet. Tetapkan saja satu komite untuk memikirkan bagaimana supaya birokrasi bisa diminimalkan, pilih pekerja internet yang militan didampingi oleh orang yang mengerti birokrasi negara, yang bukan politikus tentunya. Maka dalam waktu yang tidak terlalu lama, Indonesia akan bisa bebas birokrasi yang tidak perlu.
Contoh sederhana: dalam kasus KITAS tadi, setelah petugas KBRI di Singapura menerbitkan KITAS-nya, nomor paspornya di-posting ke sistem KITAS, seperti layaknya kita post komentar di Facebook. Selanjutnya pada waktu pemegang paspor sampai di imigrasi Ngurah Rai, petugas tinggal memasukkan nomor paspor untuk verifikasi. Kalau memang benar sudah ada KITAS-nya berarti sudah sah, beri stempel, sudah selesai. Tidak perlu lagi ada birokrasi harus ke kantor imigrasi di Denpasar. Dua kali kerja di dua kantor berarti dua PNS sedikitnya. Tidak efisien, buang-buang uang dan waktu.
Saya akan memberi beberapa ide mengenai bagaimana internet bisa mengurangi birokrasi dan ikut berperan menyejahterakan bangsa kita dalam beberapa tulisan saya selanjutnya. Untuk saat ini, bantu saya menjawab pertanyaan: mengapa harus ada banyak lapisan birokrasi? Mengapa tidak dibuat ringkas, cepat, dan mudah? Sekali lagi, tolong bantu jawab di bagian komentar di bawah. (mdk/tts)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi ingin birokrasi di indenesia cepat dan tak berbelit.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meminta agar aplikasi kementerian/lembaga disederhanakan.
Baca SelengkapnyaPrabowo menginginkan agar masalah ini dibenahi. Karena prosedur birokrasi kerap dilanggar.
Baca SelengkapnyaDengan adanya teknologi digital, proses administrasi dan pelayanan publik dapat dijalankan dengan lebih cepat, akurat, dan terintegrasi.
Baca SelengkapnyaTeknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merujuk pada penggunaan teknologi untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, dan menyebarkan informasi.
Baca SelengkapnyaHadirnya GovTech nantinya akan meningkatkan e-Government Development Index (EGDI).
Baca SelengkapnyaMenko Luhut Binsar Panjaitan blak-blakan bahwa praktik korupsi tak mungkin bisa hilang dari Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi menjelaskan aplikasi yang dikelola Perum Peruri ini akan menintegrasikan pelayanan publik dari berbagai kementerian/lembaga.
Baca SelengkapnyaSeperti yang diketahui bahwa teknologi berkembang begitu pesat sehingga memaksa berbagai sektor untuk cepat beradaptasi.
Baca SelengkapnyaJokowi prihatin akan banyaknya aplikasi yang dimiliki oleh Kementerian Lembaga, yang menimbulkan ketidakefisienan.
Baca SelengkapnyaAplikasi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegriasi (Srikandi) yang resmi diluncurkan Pemkot Bontang.
Baca Selengkapnya