Perdebatan tanpa ideologi hanya jadi caci maki
Merdeka.com - Akhir tahun lalu saya berharap, memasuki 2015 perbedaan pandangan antara kelompok pro Jokowi dengan kelompok anti Jokowi mulai berkualitas. Saya tidak bermimpi perbedaan pandangan itu menghilang lalu lebur menjadi satu. Harapan demikian jelas-jelas mengingkari kenyataan bahwa kita masyarakat plural. Berbeda dalam banyak hal: agama, ras, etnis, marga, dan ideologi.
Oleh karena itu, kalau berbeda dalam mengomentari dan menyikapi kebijakan dan kepemimpinan Jokowi, tentu lumrah saja. Apalagi Pemilu Presiden 2014 yang hanya menampilkan dua pasangan calon (Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK) telah membelah masyarakat menjadi pendukung Jokowi dan pendukung Prabowo, yang kemudian berlarut menjadi lovers and haters Jokowi.
Tak apalah berbeda pandangan. Tak salah juga menjadi the lovers dan the haters Jokowi. Yang saya mimpikan ada peningkatan kualitas perbedaan pandangan tersebut. Dari sebelumnya hanya menyindir dan memaki, menjadi lebih berisi dan mencerdaskan; dari sebelumnya asal beda dan asal jeplak, menjadi lebih tertata, kaya data dan pustaka.
-
Apa tujuan utama Partai Golkar saat ini? Kata dia, seluruh kader agar fokus terhadap kemenangan tersebut, dan mengabaikan isu perlunya Munaslub Partai Golkar yang dimunculkan pihak-pihak tertentu.
-
Apa tujuan utama dari politik? Politik merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sebagai suatu sistem yang mengatur cara-cara pengambilan keputusan dan pembagian sumber daya, politik memainkan peran sentral dalam membentuk struktur masyarakat dan pemerintahan.
-
Apa tujuan Partai Golkar saat berdiri? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Apa tujuan utama Pemilu? Tujuan diadakannya pemilu untuk memberikan kesempatan kepada rakyat untuk memilih pemimpin dan wakil rakyat yang sesuai dengan aspirasi dan kepentingan rakyat.
-
Apa tujuan utama pemilu? Tujuan utama dari pemilu adalah memberikan kesempatan kepada warga negara untuk menyampaikan suara mereka dan memilih para pemimpin yang akan mewakili mereka di pemerintahan.
Namun belum apa-apa, pada hari pertama 2016, media sosial sudah diramaikan oleh tuduhan Jonru bahwa foto Jokowi yang mengenakan sarung menyambut matahari pagi 1 Januari 2015 di Raja Ampat, adalah hasil rekayasa. Menyadari kesalahannnya, Jonru minta maaf. Namun permintaan maaf itu justru menambah ramai caci maki.
Bukan the haters Jokowi yang sering mempersoalkan remeh temeh perihal Jokowi, bukan hanya Jonru, tetapi juga seorang mantan menteri sering mem-posting di dunia maya soal sepele tentang Jokowi: salah pose, salah eja, salah kutip, dll. Tentu saja posting remeh temeh dari the haters tersebut langsung mendapat serbuan caci maki dari the lovers.
Singkatnya, meskipun jumlah masing-masing kelompok mungkin berkurang, namun kualitas permusuhan antara the haters dengan the lovers tidak berubah: sebatas nyinyir dan caci maki. Jadi, mimpi akan adanya peningkatan kualitas perbedaan pandangan langsung musnah di hari pertama 2016. Ancaman polisi untuk menindak pelaku ujaran kebencian pun, tak membuat surut the haters dan the lovers untuk saling adu makian.
Perbincangan di dunia maya memang tak bisa dikontrol. Setiap orang bisa melakukan apapun atas akunnya. Yang disayangkan adalah beredarnya pernyataan kaum terdidik di dua kubu yang masih terus mengumbar emosi kebencian. Sejumlah anggota dewan dan elite partai politik kerap membikin pernyataan tanpa dasar. Pernyataan-pernyataan yang diumbar di media konvensional itu kemudian menambah ramai caci maki di media sosial.
Pernyataan para elite politik yang asal bunyi tersebut, baik yang pro Jokowi maupun yang anti Jokowi, sekali lagi menegaskan, bahwa dunia politik kita bukan hanya tidak dilandasi tata krama, tetapi juga tidak berbasis pada ideologi.
Oleh karena itu perang pernyataan di antara mereka lebih karena perang antara “mereka yang berkuasa” melawan “mereka yang tidak berkuasa”. Untuk mempertegas perbedaan itu, mereka terjebak pada soal teknis dan remeh. Karena materi perdebatan adalah soal sepele, maka pernyataan jadi terbatas, sehingga bumbunya hanya ledekan dan caci maki.
Politik tanpa ideologi ternyata tidak hanya membuat elit partai politik terperangkap pada pragmatisme, tetapi juga menyesatkan rakyat banyak, menjadi the haters dan the lovers sejati. Jika situasi seperti ini tetap berlangsung, dan para elite politik menikmatinya, maka rakyat hanya jadi penyalur hasrat kebencian sehingga kita akan menjadi bangsa kerdil: memusuhi saudara sendiri semata luapan emosi yang tiada henti.
Memang tidak mudah untuk mengubah haluan perang kata-kata, dari adu mulut ke adu pemikiran. Namun para elite politik harus menyadari, luapan caci maki harus diakhiri. Toh jika diteruskan, yang berkuasa tidak tambah sentosa, yang tidak berkuasa tetap tidak mendapatkan apa-apa, apalagi para pengikutnya. Sekadar jadi the haters dan the lovers takkan menjadikan kaya material apalagi kaya spiritual dan intelektual.
Para elite partai politik harus kembali menggali dan merumuskan ideologi masing-masing. Sebab tanpa ideologi politik bukan hanya tidak terarah, tetapi juga merusak. Padahal tujuan partai politik adalah mulia: memperjuangkan kebutuhan anggota dan membela kepentingan bangsa. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
JK mengatakan, partai politik didirikan sebagai kendaraan politik untuk mendapatkan kekuasaan dan kewenangan.
Baca SelengkapnyaMa'ruf mengatakan, PKB merupakan partai dengan gerakan politik kiai bukan gerakan kiai politik.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus mengetahui profil para kandidat serta menjaga kerukunan umat beragama dan persatuan bangsa.
Baca SelengkapnyaWakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, bahwa PKB adalah visi kebangsaan.
Baca SelengkapnyaHasto mengatakan, sikap oposisi atau koalisi akan dilakukan demi kepentingan rakyat.
Baca SelengkapnyaMenurut Tim 02, Prabowo sudah dari jauh-jauh hari mengatakan tak perlu membalas hujatan dari siapapun.
Baca SelengkapnyaBahkan, kata Rosan, Prabowo sudah menyatakan secara terbuka jika terpilih menjadi Presiden akan merangkul semua pihak.
Baca SelengkapnyaPrabowo menegaskan, Gerindra partai pendekar. Tidak mau memainkan narasi kebencian dan politik pecah belah.
Baca SelengkapnyaPara capres-cawapres harus tampil sebagai sosok penuh kedamaian.
Baca SelengkapnyaJK juga mengatakan bahwa keputusan untuk menjadi oposisi ada di pimpinan partai masing-masing.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla menjawab terkait dugaan kecurangan pemilu
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani menyinggung politik berbangsa dan bernegara harus dijalankan dengan nilai-nilai beradab dan beretika.
Baca Selengkapnya