Persekongkolan menjerat ABG tampan
Merdeka.com - "Ngapain lu ngejar-ngejar gue? Gila lu...!" hardik A, siswa SMP kepada Ario alias Ar (41), yang menguntitnya dan meminta nomor telepon genggam. A menduga lelaki berbadan bongkok itu berniat kurang baik. Peristiwa itu terjadi terjadi di sela-sela perayaan HUT RI ke-71 pada 17 Agustus 2016.
Sepenggal kisah itu diceritakan Komarudin (55), Ketua RT di Gang Inpres RT 01 RW 08 Kampung Harjasari, Kelurahan Rajasari, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor Selatan kepada merdeka.com beberapa waktu lalu. A merupakan keponakan Komarudin.
Dia diincar sang muncikari untuk disewakan kepada pemesanannya. Komarudin langsung mencari tahu gerak gerik Ar yang gencar mencari mangsa anak baru gede (ABG).
-
Dimana anak-anak bisa belajar? Aktivitas seperti berjalan-jalan di alam, memasak bersama, atau mengunjungi taman atau kebun binatang memberi anak-anak kesempatan untuk bertanya dan belajar.
-
Dimana pelajar di Bogor dibacok? 'Korban P luka di pinggang mendapatkan tiga jahitan, dan korban I luka di kepala dapat tiga jahitan. Keduanya sudah diperbolehkan pulang oleh dokter, selanjutnya kami mencari pelaku yang diduga melakukan penganiayaan,' kata Sudar, Jumat (7/6). Dikutip dari Antara.Sudar menceritakan, kejadian itu terjadi saat kedua korban berboncengan tiga menggunakan satu sepeda motor bersama satu orang temannya lagi. Ketiganya berencana pergi ke tempat tongkrongan. Ketika tiba di wilayah Pintu Ledeng Ciomas, Kabupaten Bogor, dari arah berlawanan ada pelajar dari SMA lain mengejar ketiganya.
-
Siapa yang membacok pelajar di Bogor? 'Tiba-tiba pelajar dari sekolah lain dari belakang menganiaya dengan membacok P di pinggang dan I di kepala. Setelah membacok pelajar tersebut langsung pergi,' ujarnya.
-
Dimana anak gaul Jakarta berkumpul? Masih di sekitaran Senayan, tempat ini juga tongkrongan muda mudi Jakarta era 90-an. Parkir Timur Senayan pada masanya selalu dipenuhi anak gaul Jakarta.
-
Dimana siswa ini ingin bertemu teman-temannya? Semoga saya dan teman-teman bisa bertemu di MTs yang sama nanti. Saya juga akan ingat selalu pesan guru-guru untuk jangan melupakan salat.
-
Apa modus ratusan pelajar tersebut? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
"Itu terjadi di depan saya. Dia ngikutin Ari terus minta nomornya. Begitu tuh jawab si Ari karena dia curiga dikejar-kejar terus oleh dia (Ar)," lanjutnya.
Setiap harinya, banyak anak berseragam sekolah hilir mudik ke kamar kos Ar yang luasnya 3 x 4 meter persegi. Wajahnya rata-rata cukup tampan dan bersih. Di saat anak-anak lainnya bersekolah, mereka justru merapat ke kos Ar yang berada di lantai dua.
"Mereka datang jam 09.00 WIB, pas jam sekolah kan? Saya perhatikan, ini anak sekolahan ada apa ya?" cerita Komarudin.
Ar memperlakukan mereka dengan baik. Mereka disuguhi makanan dan minuman ringan. Di kamar kos itulah Ar melancarkan bujuk rayunya kepada para bocah ingusan itu. Dia menjanjikan sejumlah uang untuk anak-anak itu jika menuruti rencana bejatnya, yaitu melayani predator gay. Setelah masuk dalam bujuk rayu Ar, anak-anak ini diarahkan untuk melayani klien Ar.
"Mereka datang sebentar saja, 10 atau 15 menit, terus jalan lagi," kata Komarudin.
Tidak hanya Komarudin yang curiga. Dodi (30) dan istrinya yang tak lain tetangga kos Ar juga menaruh kecurigaan. Sejak lama mereka gerah karena para ABG datang silih berganti dan berkumpul di kamar Ar. Mereka yang datang ke kamar Ar selalu berganti-ganti.
"Makanya kalau mereka di atas dan saya lihat dia (Ar), saya selalu berteriak, 'Eh perusak bangsa'," cerita istri Dodi.
Wanita yang berprofesi guru mengaji ini tidak mengenal Ar secara dekat. Selain karena aktivitas Ar serba tertutup, dia mengaku terlanjur kesal karena melihat anak-anak sekolah membolos dan berkumpul di kos Ar. Ibu-ibu di kampung itu juga tidak respek terhadap Ar.
Pikiran mereka selalu dipenuhi kecurigaan terhadap aktivitas Ar. "Saya itu kesal yah, saya selalu curiga apa yang dilakukannya kepada anak-anak itu," terang dia.
Semua kecurigaan warga akhirnya terjawab. Kasus prostitusi gay di puncak Bogor terbongkar Tim Unit Cyber Crime Mabes Polri yang memantau pergerakan sindikat prostitusi ini. Hasilnya, Ar dibekuk bersama 7 ABG yang rata-rata siswa SMA dan SMP, di Hotel Cipayung Asri sekitar pukul 14.00 WIB, Selasa (30/8).
Dari pengembangan kasus, disebut-sebut ada 99 remaja hingga dewasa menjadi korban. Selain Ar, polisi juga meringkus dua tersangka lain yaitu E alias Bontek dan pria berinisial U.
Komarudin marah besar. Kecurigaan mereka selama ini hanya pada narkoba, namun Ar ternyata menjual anak-anak itu sebagai penjaja seks. Beruntunglah keponakannya dan remaja kampungnya tidak terjebak dalam jaringan Ar.
"Tidak ada anak-anak dari sini. Kalaupun ada pasti saya langsung kenal."
Ketika Ar dan korbannya diinterogasi oleh polisi di kamarnya, Komarudin turut serta melihat dan mendengar proses pemeriksaan awal. Dari sana dia mendengar pengakuan para ABG itu tertarik karena diiming-imingi uang dan karena kebutuhan pergaulan.
"Ada yang mengaku karena diajak teman. Saya bilang kamu jangan bohong. Anak itu jawab kalau dia baru sekali dan diajak temannya," ucap Komarudin.
Polisi menyuruh beberapa bocah pulang. "Ada satu anak yang datang terakhir tapi dia (Ar) keburu ditangkap. Saya tanya itu anak, katanya dari Cianjur," jelas dia.
Ar juga dikenal sebagai muncikari perempuan. Kasus itulah yang menjebloskannya ke penjara setahun lalu. Namun, bukannya bertobat, lelaki itu kembali berulah dengan menjual layanan seks bagi penyuka sesama jenis.
Salah satu tersangka berprofesi sebagai pedagang sayur di pasar Ciawi, Bogor, Jawa Barat. Mereka memburu para korban di pasar. Salah satu tersangka lebih dulu mengajak para bocah membantunya berdagang sayur. Korban diiming-imingi uang tambahan asalkan mau ikut bekerja melayani kaum gay.
Ar dan E memiliki kaitan dalam kasus ini. Tentunya bersama pria berinisial U, tersangka lain yang juga diciduk atas kasus sama. U berperan seperti AR, mengumpulkan anak di bawah umur untuk ditawarkan ke predator gay. Sedangkan, E sebagai pengguna jasa sekaligus membantu AR menyiapkan rekening untuk menampung dana dari para gay.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parwansa menemui tujuh anak korban prostitusi yang dijual pelaku Ar kepada kaum gay di Bareskrim Mabes Polri. Rata-rata berusia 15-16 tahun. Kebanyakan anak-anak itu sudah terpisah dari orangtuanya.
Karena merasa senasib, mereka memilih mengontrak rumah dan tinggal bersama. Tak ada kebahagiaan terpancar di mata mereka. Tidak ada kedamaian ketika mereka berada di rumah. Ketidakharmonisan di lingkungan keluarga, dimanfaatkan Ar untuk menjerat mereka.
"Intinya ke tujuh anak ini mereka menginginkan ada kebahagiaan di rumah mereka. Ada yang menyampaikan, misalnya, sampai umur 13 tahun dia bahagia, rumahnya seperti surga, setelah itu di rumah itu sering berantem, setelah itu tidak ada orang di rumah yang mau mendengarkan dia, sampai suatu saat ada yang mau mendengarkan keluhan dia dan mengajak dia dan seterusnya," terangnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bikin miris, sejumlah pasangan yang masih duduk di bangku sekolah digerebek warga dalam kamar kos.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan pelajar yang tak sekolah dan mesum di gedung kosong.
Baca SelengkapnyaImam mengungkapkan, AD kini telah ditetapkan tersangka dan dilakukan penahanan.
Baca SelengkapnyaApartemen ini dinilai memudahkan seseorang mencari jodoh sesuai kriteria yang diinginkan.
Baca SelengkapnyaCerita masa KKN punya kenangan sendiri, seperti yang dialami mahasiswa ini.
Baca SelengkapnyaKorban tidak bisa melawan dan terlihat hanya berusaha menutupi wajah dan kepalanya dengan tangan.
Baca SelengkapnyaMereka meminta untuk onani di lahan kosong pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaPolisi melakukan penyidikan terhadap kasus tersebut. Hasilnya dua orang siswa ditetapkan sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaSekolah akan tegas terhadap siswa yang terlibat perundungan dan hukum.
Baca SelengkapnyaPara pelajar dari dua SMA ini memang sudah berjanjian untuk tawuran
Baca SelengkapnyaPuluhan Muda Mudi Terjaring Razia Sedang Berduaan di Penginapan
Baca SelengkapnyaSelain mengaku anggota Basis, korban disebut sempat menantang kelompok lain di luar sekolah.
Baca Selengkapnya